Menuju konten utama

Tiga Tipe ADHD pada Anak: Kenali Gejala dan Penyebabnya

ADHD dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan gejalanya, yaitu tipe lalai, tipe hiperaktif/impulsif, dan tipe gabungan.

Tiga Tipe ADHD pada Anak: Kenali Gejala dan Penyebabnya
Ilustrasi Anak hiperaktif. foto/istockphoto

tirto.id - ADHD ( Attention-deficit/hyperactivity disorder ) merupakan salah satu gangguan perkembangan saraf yang umumnya terjadi pada masa anak-anak.

Biasanya ADHD pertama kali didiagnosis pada masa anak-anak hingga dewasa. Anak-anak dengan ADHD mengalami kesulitan memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsif (mungkin bertindak tanpa memikirkan apa akibatnya), atau terlalu aktif, dan hiperaktif ( gerakan berlebihan tidak sesuai setting).

Diperkirakan sekitar 8,4% anak-anak dan 2,5% orang dewasa menderita ADHD.

Namun ADHD pertama kali terjadi pada anak-anak usia sekolah saat menyebabkan gangguan di kelas atau masalah dengan pekerjaan sekolah. Hal ini lebih umum di antara anak laki-laki daripada anak perempuan.

Anak-anak dengan tanda ADHD di antaranya :

  • Banyak melamun
  • Lupa atau kehilangan banyak hal
  • Menggeliat atau gelisah
  • Terlalu banyak bicara
  • Membuat kesalahan yang ceroboh atau mengambil risiko yang tidak perlu
  • Sulit menahan godaan
  • Kesulitan bergiliran
  • Kesulitan bergaul dengan orang lain
Sedangkan tanda ADHD pada orang dewasa gejalanya seperti kesulitan mengatur waktu, pelupa, dan ketidaksabaran yang menyebabkan masalah di tempat kerja, rumah, dan dalam semua jenis hubungan.

Gejala ADHD

ADHD dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan gejalanya, yaitu tipe lalai, tipe hiperaktif/impulsif, dan tipe gabungan.

  1. Tipe lalai sering terjadi dengan gejala :
  • Tidak memperhatikan detail atau membuat kesalahan ceroboh dalam tugas sekolah atau pekerjaan.
  • Memiliki masalah untuk tetap fokus pada tugas atau kegiatan.
  • Tidak mendengarkan ketika diajak bicara.
  • Tidak mengikuti instruksi dan tidak menyelesaikan tugas sekolah, tugas atau tugas pekerjaan
  • Memiliki masalah dalam mengatur tugas dan pekerjaan ( tidak mengatur waktu dengan baik, memiliki pekerjaan yang berantakan dan tidak terorganisir, melewatkan tenggat waktu).
  • Menghindari atau tidak menyukai tugas yang membutuhkan upaya mental berkelanjutan, seperti menyiapkan laporan dan mengisi formulir.
  • Sering kehilangan barang untuk tugas atau kehidupan sehari-hari.
  • Mudah terganggu.
  • Melupakan tugas sehari-hari.Dalam hal ini, remaja dan orang dewasa yang lebih tua lupa membalas panggilan telepon, membayar tagihan, dan menepati janji
2. Tipe hiperaktif/impulsif, gejalanya sebagai berikut :

  • Gelisah dengan mengetuk tangan atau kaki, atau menggeliat di kursi.
  • Berlari atau memanjat di tempat yang tidak pantas.
  • Tidak dapat bermain atau melakukan aktivitas dengan tenang.
  • Terlalu banyak bicara.
  • Mengaburkan jawaban sebelum pertanyaan selesai ( menyelesaikan kalimat orang, tidak sabar untuk berbicara dalam percakapan).
  • Mengalami kesulitan menunggu gilirannya.
  • Menyela atau mengganggu orang lain (misal memotong percakapan, aktivitas, atau menggunakan barang orang lain tanpa izin).
  • Mungkin memiliki lebih banyak kecelakaan dan cedera daripada yang lain
3. Tipe gabungan

Gejala dari dua jenis di atas sama-sama ada pada orang tersebut.

Penyebab ADHD

Namun para ilmuwan belum menemukan penyebab pasti ADHD dan masih mempelajari penyebab atau faktor risiko agar menemukan cara mengurangi seseorang menderita ADHD.Penelitian aat ini menunjukkan bahwa genetika mempengaruhi ADHD.

Adapun faktor risiko lainnya berdasar penelitian sementara yaitu :

  • Kerusakan otak
  • Paparan lingkungan (misalnya, timbal) selama kehamilan atau pada usia muda
  • Mengonsumsi alkohol atau mengalami stres ekstrim
  • Kelahiran prematur
  • Berat badan lahir rendah

Baca juga artikel terkait ADHD atau tulisan lainnya dari Olivia Rianjani

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Olivia Rianjani
Penulis: Olivia Rianjani
Editor: Yulaika Ramadhani