tirto.id - Polisi menembak salah satu terduga teroris di kawasan Pamanukan, Jawa Barat berinisial M pada Jumat (22/6/2018) sekitar pukul 15.00 WIB.
Menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, Polri telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga agar Pilkada 2018 nanti agar aman. Ia berharap masyarakat tidak terlalu khawatir.
Hal ini disampaikan Setyo di Mabes Polri, Kebayoran baru hari Jumat (22/6/2018). Setyo menegaskan, seluruh tanggung jawab keamanan Pilkada 2018 ada di seluruh masyarakat. Ia tidak berani menjamin bahwa Pilkada 2018 tidak ada masalah, tetapi ia berjanji Polri telah bekerja semampunya.
“Kami upayakan semaksimal mungkin. Kami menjamin untuk pelaksanaan berlangsung dengan baik. Tentang aman, tidak aman, kerja kita semua. Tugas kami Polri mengamankan. Setiap masyarakat mempunyai tanggung jawab menjaga,” kata Setyo.
Setyo tidak mau membeberkan daerah mana yang rawan konflik dalam Pilkada serentak 2018 mendatang. Ia mengaku konflik dalam Pilkada 2018 tergantung dari calonnya yang bisa menimbulkan friksi dan menambah perselsihan.
“Tergantung daerah. Daerah mana, kalau Jabar, Jatim, dan Jateng moga-moga aman. Mereka masyarakat lebih memahami dan dari lihat calonnya, tidak terlalu terpolarisasi seperti di Kalibar,” tegasnya.
Dalam pengamanan Pilkada 2018, Densus 88 memang bergerak untuk mencegah adanya ancaman terorisme. Pada penyelenggaraan Pilkada 2018, ancaman terorisme termasuk ke dalam ancaman konvensional. Namun, Setyo tidak mau memberitahu siapa yang menjadi target peledakkan bom ransel yang dibawa M.
“Target tidak terlalu spesifik, tapi yang mereka ingin capai rasa takut masyarakat. Dia tidak menyasar si A, B, dan C, tetapi rasa takut masyarakat,” katanya. “Yang kami antisipasi adalah masyarakat tidak terlalu memahami secara jelas. Yang kami takutkan malah mereka takut berbuat, keluar rumah.” tegas Setyo.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yandri Daniel Damaledo