tirto.id - Korea Selatan menghadapi kondisi mencekam karena penusukan yang menyebabkan setidaknya 15 orang terluka, teror ini terjadi pada Kamis dan Jumat, 3 dan 4 Agustus 2023.
Kamis, di pusat perbelanjaan Soengnam, seorang pria menabrakkan mobilnya ke orang-orang yang sedang lewat, lalu keluar dan menikam orang-orang secara acak, menyebabkan 14 orang luka-luka.
APNews melaporkan pada 4 Agustus 2023, atas kejadian itu 5 orang korban terluka akibat ditabrak mobil pelaku, sementara 8 dari 9 orang korban dirawat karena luka serius, 2 orang korban masih dalam kondisi kritis.
Berdasarkan laporan CNN pada 3 Agustus 2023, pihak kepolisian berhasil menangkap pelaku di lokasi kejadian, 10 menit setelah polisi menerima laporan tersebut.
Kronologi Penusukan di Korea Selatan
Kemudian, belum sampai satu hari berselang, atau tepatnya pada Jumat, teror penusukan kembali terjadi di Daejon, sekitar 120 km di selatan Soengnam. Kali ini pelaku penusukan menyerang seorang guru Sekolah Menengah Songchon.
Pada 4 Agustus 2023, Kepolisian Metropolitan Daejon menerangkan bahwa pelaku menunggu guru tersebut keluar dari ruang kelas sebelum menikamnya dan melarikan diri dari tempat kejadian.
Polisi berhasil menangkap tersangka pelaku. Diduga pelaku dan guru saling kenal. Pihak kepolisian tidak menyebutkan dengan jelas identitas pelaku, mereka hanya menyebut bahwa pelaku adalah seorang pria akhir 20an.
Park Gyeong-won, seorang pejabat di kantor polisi distrik Bundang, Gyeonggi mengatakan ketika diinterogasi pihak kepolisian, tersangka berbicara dengan tidak jelas dan mengatakan bahwa ia sedang dikuntit oleh sumber yang tidak disebutkan. Menunjukkan pelaku kemungkinan mengidap penyakit mental.
Menurut Park, tersangka membeli dua pisau yang ia gunakan dalam penikaman tersebut dari pusat perbelanjaan yang berbeda pada hari Rabu, tetapi tidak ada bukti yang jelas bahwa ia merencanakan serangan tersebut sebelumnya.
Polisi juga mengatakan pada hari Minggu mereka telah melacak 54 orang yang memposting ancaman pembunuhan online. Terjadi kekhawatiran muncul kejahatan peniru menyusul teror penusukan ini.
Polisi mengatakan mereka sedang meninjau keadaan dan tuntutan pidana terhadap mereka yang diidentifikasi telah memposting ancaman tersebut. Menurut pihak berwenang, beberapa dari mereka adalah anak di bawah umur.
Sejak kejadian penusukan yang dilakukan seorang pria pada 4 Agustus, sedikitnya 54 ancaman peringatan kejahatan serupa telah muncul.
Teror Penusukan di Korea Selatan Juga Terjadi pada Juli
Teror penusukan juga terjadi pada pada bulan Juli lalu. Pada kejadian itu seorang pria dengan memegang pisau menikam secara acak orang-orang di jalan Ibu Kota Seoul. Dalam kejadian itu, 4 orang menjadi korban, satu orang di antaranya meninggal dunia.
Serangan dengan senjata api memang jarang terjadi di Korea Selatan karena pemerintah dengan ketat mengontrol kepemilikan senjata api.
Namun, serangan dengan menggunakan senjata tajam lebih sering terjadi karena memang tidak ada pembatasan yang berarti terhadap senjata tajam, termasuk perlatan dapur yang kerap menjadi alat yang digunakan untuk menyerang.
Sederet terror penusukan di Korea Selatan telah mencoreng predikat negara dengan tingkat kejahatan rendah. Kejadian di Soengnam membuat Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol membuat pernyataan publik yang disiarkan di televisi.
Masih dilaporkan South China Morning Post, Presiden menyebut bahwa akan dimulai periode “pengawasan khusus” yang tidak terbatas, di mana petugas kepolisian akan meningkatkan patroli dan menggeledah untuk bejaga-jaga dari “orang-orang yang dicurigai membawa senjata atau bertindak tidak nomal”.
Reuters mewartakan pada 4 Agustus 2023, Komisaris Jenderal Polisi Yoon Hee-keun di lain pihak juga memperingatkan warga Korea Selatan untuk berjaga-jaga terhadap serangan semacam itu dan mendesak para pejabat untuk waspada dan mewaspadai kejahatan yang mungkin meniru kejahatan sebelumnya.
Yoon juga mengatakan bahwa petugas kepolisian juga akan diinstruksikan untuk secara aktif menggunakan senjata api atau senjata bius apabila kejahatan dengan kekerasan kembali terjadi.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra