tirto.id - Siapa yang tidak mengenal Telkom, perusahaan telekomunikasi paling bernilai di Asia Tenggara yang telah teruji diterpa dinamika bisnis dan melewati beberapa fase perubahan? Meski demikian, siapa yang menyangka jika semuanya berawal dari mesin pengirim pesan temuan Samuel Morse dan jaringan telepon lokal yang dulu hanya menyebar di sebagian besar wilayah Indonesia.
Telkom berdiri saat PN Postel dipecah pemerintah lewat PP No. 30 yang dikeluarkan pada 6 Juli 1965, tepat hari ini 55 tahun lalu, menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). PN Telekomunikasi kala itu menyediakan layanan telekomunikasi telepon dan telegram.
Pada 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel), kemudian berdasarkan PP no. 25 tahun 1991 berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia, dan pada 14 November 1995 diresmikan menjadi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Budaya Inovasi Telkom Konsisten untuk Memajukan Masyarakat Indonesia
Demi mewujudkan visi menjadi perusahaan telekomunikasi digital unggulan, langkah nyata Telkom adalah mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas berkelanjutan, ekonomis, dan dapat diakses seluruh masyarakat. Telkom juga berupaya mengembangkan talenta digital yang membantu mendorong kemampuan dan tingkat adopsi digital bangsa serta mengorkestrasi ekosistem digital untuk memberikan pengalaman digital terbaik kepada pelanggan.
Di era digital dan industri yang disruptif ini, pengembangan produk-produk digital menjadi ujung tombak kemajuan seluruh lini industri tanah air. Bersamaan dengan peningkatan penetrasi internet, kita juga terus berlari mengikuti perkembangan industri yang semakin dinamis. Karena itu Telkom berkomitmen untuk terus bertransformasi dan memperluas jangkauan bisnis digital melalui beragam upaya kerja sama strategis, akusisi, serta pengembangan produk yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan seluruh pelanggan.
Kini dunia telekomunikasi memang tengah mengalami pergeseran strategis menuju dunia digital seiring dengan kebutuhan layanan broadband yang terus meningkat dan perubahan perilaku konsumen yang kian mengadopsi gaya hidup digital. Telkom melihat dinamika perubahan tersebut kemudian mencanangkan fokus pada 3 pilar domain bisnis digital: digital connectivity, digital platform, dan digital service.
Sebagai penyedia utama layanan broadband di Indonesia, Telkom terus memperkuat posisinya sebagai market leader pada domain digital connectivity dengan menghadirkan layanan berkualitas dengan jangkauan terluas seperti Indihome dan Wifi.Id.
Untuk digital platform, Telkom mengakselerasi kapabilitas perusahaan melalui pembangunan Data Center dan Cloud sebagai dasar pengembangan digital service ke depan, juga menyediakan smart platform yang menjadi fokus peningkatan kapabilitas perusahaan, mencakup pengembangan Internet of Thing (IoT), Big Data, Artificial Intelligent, Security, dan Payment/Blockchain.
Telkom sendiri bukan pemain baru dalam bisnis digital platform. Layanan Big Data Telkom, Big Box, menjadi salah satu produk yang telah digunakan pemerintah maupun pelanggan korporasi. Tak hanya itu, Antares, yang merupakan platform IoT, juga telah melayani beberapa industri seperti manufaktur, pertanian, pertambangan, dan mobilitas energi.
Produk digital service Maxstream dan Gameqoo, misalnya, digarap tak kalah selektif dan didukung secara sinergis oleh digital platform dan digital connectivity Telkom. Bisnis digital Telkom dikembangkan sesuai kebutuhan para pelanggan, yaitu kemudahan dalam mengakses layanan digital di bidang fintech, musik, sampai video gim.
Kerja keras selama puluhan tahun juga tercermin pada nilai merek (Brand Value) Telkom yang terus meningkat menjadi sebesar 4,76 miliar dolar AS di tahun 2020. Dengan demikian, Telkom berhasil meraih predikat sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi paling bernilai di Asia Tenggara sekaligus mempetahankan posisinya sebagai perusahaan nomor satu di Indonesia untuk keenam kalinya. Laporan Brand Finance yang dirilis April 2020 menyebutkan, di antara perusahaan-perusahaan terkemuka dunia, peringkat nilai merek Telkom naik ke peringkat 434 dari tahun sebelumnya 446 dan menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang menembus Brand Finance Global 500.
Keseriusan Telkom berinovasi sekaligus bertransformasi tak dilakukan baru-baru ini saja. Telkom menjadi satu-satunya perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang membangun jaringan tulang punggung kabel serat optik (fiber optic backbone) sepanjang 164,8 km dari Sabang sampai Merauke atau mencapai 4 kali keliling bumi. Jauh sebelumnya, pada 1976, Telkom pun menggagas peluncuran Satelit Palapa A1 yang menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga di dunia yang meluncurkan satelit. Saat teknologi dunia berkembang dari setiap masa, Telkom berupaya untuk menghadiran manfaatnya untuk kemajuan masyarakat Indonesia.
Demikian pula saat teknologi GSM dan mobile phone berkembang di dunia, Telkom membentuk Telkomsel untuk menghadirkan layanan seluler di Indonesia melalui Kartu Halo Pascabayar di tahun 1995. Kehadiran Telkomsel sebagai entitas anak perusahaan merupakan hasil inovasi yang menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk keberlangsungan bisnis perusahaan. Dalam waktu dua tahun jaringan Telkomsel telah mencakup seluruh provinsi di Indonesia.
Lima puluh lima tahun sudah sumbangsih Telkom menghubungkan manusia dari waktu ke waktu. Banyak inovasi dan transformasi yang telah dilakukan perusahaan ini agar terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Namun perjalanan panjang ini belum berakhir. Orang bijak bilang, ada peluang dalam setiap tantangan. Kali ini Telkom tengah memanfaatkan peluang itu dengan beranjak dari perusahaan operator telekomunikasi, memperkuat bisnis digitalnya demi menjadi digital telecommunication company pilihan masyarakat sampai ke pelosok negeri.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis