Menuju konten utama

Tata Cara Sholat Nisfu Syaban Sendiri di Rumah, Bacaan Niat-Doa

Berikut penjelasan tentang tata cara sholat Nisfu Syaban sendiri (munfarid) di rumah beserta bacaan niatnya dan doa di malam nisfu syaban.

Tata Cara Sholat Nisfu Syaban Sendiri di Rumah, Bacaan Niat-Doa
Tata Cara Sholat Nisfu Syaban Sendiri Beserta Bacaan Niat dan Doa./Ilustrasi Salat. foto/istockphto

tirto.id - Sholat nisfu syaban merupakan salah satu amalan sunah yang bisa dilaksanakan pada malam nisfu syaban. Namun, para ulama berbeda pendapat mengenai kesunahan ibadah ini.

Sebagian ulama menganjurkan sholat nisfu syaban dan menganggap ibadah ini sebagai salah satu amalan sunah di bulan syaban. Namun, sebagian ulama lain menolak pendapat tentang kesunahan ibadah ini.

Malam nisfu syaban tahun ini, atau 15 Syaban 1445 Hijriah, akan jatuh pada hari Sabtu, 24 februari 2024 sejak bakda maghrib. Malam nisfu syaban termasuk waktu yang tepat untuk memperbanyak amalan sunah.

Dalam sebuah hadis riwayat Baihaqi, dijelaskan keutamaan malam nisfu syaban sebagai berikut:

[Rahmat] Allah SWT turun ke bumi di malam nisfu Syaban. DIA akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian [kemunafikan],” (H.R. Baihaqi).

Keutamaan malam nisfu syaban pun ditemukan penjelasannya dalam hadis riwayat Ahmad sebagai berikut:

"Allah SWT senantiasa memperhatikan makhluk-Nya pada malam nisfu Sya‘ban. Maka Dia akan mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali 2: hamba yang saling bermusuhan dan yang membunuh," (HR. Ahmad).

Adapun anjuran melaksanakan sholat malam nisfu syaban pernah disampaikan oleh Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu’ Fatawa. Kutipan anjuran Ibnu Taimiyah adalah sebagai berikut:

"Adapun terkait [sholat] di malam nisfu Syaban, maka banyak hadis serta atsar dari sahabat yang menyebutkan keutamaannya. Dikutip dari segolongan ulama salaf bahwa mereka melakukan salat pada malam nisfu Syaban."

Anjuran untuk melaksanakan sholat sunah pada malam nisfu syaban disampaikan pula oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin. Di kitab tersebut, Imam Al-Ghazali menjelaskan tata cara sholat nisfu syaban beserta jumlah rakaatnya.

Akan tetapi, dalil kesunahan shalat nisfu syaban hanya berlandaskan kepada hadis hasan lighairihi dari Imam Tirmidzi dan sejumlah hadis lainnya yang dianggap lemah.

Karena itu, sebagian ulama mengganggap dalilnya belum sampai derajat hadis shahih sehingga menolak pendapat mengenai kesunahan ibadah ini.

Imam Nawawi adalah salah satu yang berpendapat demikian, meski ulama Mazhab Syafii tersebut tidak menolak dalil mengenai keutamaan malam nisfu syaban.

Meski begitu, jumhur ulama bersepakat bahwa hadis hasan maupun hadis daif dalam hal tertentu boleh dijadikan dasar pelaksanaan ibadah, dengan tujuan untuk keutamaan amal (fadhailul a’mal).

Maka dari itu, sebagian ulama tetap memperbolehkan sekaligus menganjurkan pelaksanaan sholat nisfu syaban. Apalagi, banyak riwayat yang menegaskan keutamaan malam nisfu syaban.

Tata Cara Sholat Nisfu Syaban Sendiri dan Niatnya

Sholat nisfu syaban dapat dilaksanakan dengan sendirian maupun berjamaah. Ini sekaligus menjawab tentang adanya pertanyaan bolehkah sholat nisfu syaban sendiri?

Ibnu Taimiyah juga menjelaskan bahwa sholat nisfu syaban dapat dilakukan dengan 2 rakaat hingga 6 rakaat, dan tak ada ketentuan secara khusus mengenai hal itu.

Adapun tata cara salat nisfu syaban sendiri di rumah serta bacaan niat sholat nisfu sya'ban sendiri ialah sebagai berikut:

1. Membaca niat sholat malam nisfu syaban

اُصَلِّىْ سُنَّةً نِصْفُ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Usholli sunnatan nisfu sya'baana rak'ataini lillahi ta'ala

Artinya: “Saya berniat salat sunah nisfu Syaban dua rakaat karena Allah Ta'ala"

2. Melakukan takbiratul ihram sembari mengangkat kedua tangan selaras telinga atau bahu.

3. Membaca bacaan doa Iftitah, Al-Fatihah, dan surat dalam Al-Quran.

4. Diutamakan membaca surat Al Kafirun di rakaat pertama.

5. Rukuk dengan membaca doa rukuk.

6. Itidal dengan membaca doa Itidal.

7. Sujud dengan membaca doa sujud.

8. Duduk di antara dua sujud dengan membaca bacaan doanya.

9. Sujud kedua.

10. Berdiri menunaikan rakaat kedua.

11. Membaca surah Al-Fatihah, kemudian diutamakan membaca surat Al-Ikhlas setelah Al-Fatihah.

12. Lalu, mengulangi urutan gerakan seperti saat rakaat pertama (rukuk, itidal, sujud pertama, duduk di antara 2 sujud, sujud kedua).

13. Duduk tahiyat akhir.

14. Mengucap salam.

Bacaan Doa Malam Nisfu Syaban

Pada malam nisfu syaban, umat Islam dianjurkan berdoa memohon umur panjang dan rezeki yang berkah, serta akhir hidup husnul khatimah. Pembacaan doa ini dipanjatkan, setiap akhir membaca surat yasin.

Dikutip dari laman NU Online, Sayyid Utsman bin Yahya menganjukan bacaan doa di malam nisfu syaban sebagai berikut:

اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ. اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Arab Latin:

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn.

Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.

Artinya:

“Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.” (Kitab Maslakul Akyar, 78-80).

Baca juga artikel terkait NISFU SYABAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Dhita Koesno