tirto.id - Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir menyatakan tarif listrik tidak akan naik sampai tahun 2019. Dia menyatakan PLN siap tidak menaikkan tarif listrik meski patokan harga batu bara domestik (Domestic Marketing Obligation/DMO) terbilang masih tinggi, yakni 70 dolar AS per metrik ton.
Sofyan mengakui tren pelemahan nilai rupiah juga berisiko menggerus pendapatan perseroan. Tapi, dia optimistis PLN mampu mengatasi dampak tersebut di saat tarif listrik tidak mengalami kenaikan sampai tahun depan.
"Kami nanti cari efisiensi-efisiensi lain. Pokoknya bagaimana tarif itu tetap, sampai 2019. Efisiensi terus kami laksanakan, dan tarif bisa kami pertahankan, dan PLN masih ada untung," kata Sofyan di kompleks DPR, Jakarta, pada Selasa (24/4/2018).
Sofyan mencontohkan langkah efisiensi, yang sudah dilakukan oleh PLN, ialah dengan pembangunan proyek percepatan listrik (Fast Track Program/FTP) I yang sempat mangkrak. Saat ini kapasitas pembangkit yang beroperasi dari program FTP I mencapai 9.640 megawatt (MW).
"Itulah efisiensi yang kami bangun kemarin. Sampai kami masih untung Rp4 triliun," kata dia.
Sebenarnya target kapasitas awal FTP I ada 9.975 ribu MW. Tapi, ada proyek yang masih sedang dalam tahap konstruksi dengan kapasitas 287 MW. Selain itu, proyek berkapasitas 48 MW tak dilanjutkan.
Mengacu pada data PLN, contoh proyek dalam program FTP I yang sedang dibangun ialah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Parit Baru berkapasitas 2x50 MW. Pembangunan fisiknya sudah 85,57 persen dan akan beroperasi tahun ini.
Sofyan menambahkan langkah efisiensi lainnya adalah dengan memberantas tindakan pencurian listrik di kawasan perumahan maupun industri. Dia mencatat aksi pencurian listrik membuat PLN merugi sekitar Rp10 triliun.
Sofyan mencontohkan salah satu temuan kasus pencurian listrik, yang melibatkan dua perusahaan, mengakibatkan kerugian Rp300 miliar bagi PLN.
"Hukumannya [pencurian listrik] pidana. Mencuri [listrik] itu pidana," kata dia.
Untuk menghindari semakin banyaknya kasus pencurian, PLN akan mengganti teknologi pengukuran penggunaan listrik dengan alat smart meter. Meteran berteknologi baru itu bisa melaporkan penggunaan listrik secara real time.
"Smart meter kami beli, kontrolnya dari PLN. Ini kan lumayan mahal, meteran yang bolak-balik itu. Kami kontrolnya dari kantor. Kami lagi mengarah ke sana [mengganti teknologi semua meteran listrik]," ujar dia.
Selain itu, Sofyan menambahkan, PLN akan menurunkan ribuan auditor untuk mengecek penggunaan listrik oleh setiap pelanggan rumah tangga. Langkah ini untuk menemukan kasus-kasus pencurian listrik yang selama ini belum diketahui oleh PLN.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom