tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menuturkan, capaian transisi energi pada 2023 baru mencapai 13,8 persen, dari target bauran EBT di level 23 persen. Menurut dia, ketidakmampuan dalam mencapai target tersebut salah satunya lantaran adanya COVID-19.
Arifin menyebutkan, kekurangan dari capaian target transisi energi akan dikebut hingga 2025. Untuk itu, pihaknya akan terus mendorong kebijakan yang memuat unsur energi baru dan terbarukan (EBT).
“Penyebabnya adalah kemaren ada COVID-19, kemudian kita masih harus mempersiapkan infrastruktur,” kata Arifin dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Hotel St Regis Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Demi mencapai transisi energi terbarukan, Arifin menuturkan, pihaknya akan menumbuhkan permintaan baru. Untuk itu, dia berencana mensinergikan pembangunan jaringan transmisi yang dapat mengakses dan memanfaatkan potensi EBT di Indonesia.
“Kita harus bisa membangun jaringan transmisi yang dapat mengakses EBT yang demikian banyak terdapat sumbernya di Indonesia,” kata Arifin.
Selanjutnya, Kementerian ESDM dalam hal ini akan memperbaiki sejumlah kebijakan yang mampu menarik investasi. “Kita harus create demand, bagaimana demand listrik baru yang tumbuh cukup signifikan ke depan itu semua diisi oleh EBT,” ucap dia.
Kemudian, Arifin menyebutkan, tantangan Kementerian ESDM dalam mewujudkan transisi energi adalah keberadaan proyek-proyek terdahulu yang belum tuntas.
“Ini semuanya harus kita atasi. Efisiensi apa yang bisa kita lakukan?,” kata Arifin.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pesimis akan bauran EBT yang ditargetkan tercapai 23 persen tahun depan. Dia menuturkan, untuk mencapai target itu tidak mudah lantaran beberapa waktu lalu terjadi pandemi COVID-19.
"Ya kalau target kita kan tahun depan harusnya 23 persen tapi memang tidak mudah karena kemarin ada COVID-19 untuk kejar angka itu," kata Jokowi di lokasi PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023).
"Komitmen kita tetap bahwa kita akan terus mengejar target yang sudah kita berikan,” tambah dia.
Target Transisi Energi
Pada tahun 2022, Indonesia mengukuhkan komitmen target Nationally Determined Contribution (NDC) untuk pemangkasan gas rumah kaca sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri.
Perlu diketahui, NDC adalah dokumen yang berisi komitmen dan aksi pencegahan perubahan iklim di tingkat negara yang dikomunikasikan lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Konvensi Dana Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change Fund/UNFCCC).
Target bauran EBT 23 persen untuk tahun 2025 merupakan salah satu milestone yang dikejar pemerintah demi tercapainya komitmen NDC tersebut.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah Indonesia akan mengurangi penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara, pembangkit listrik tenaga uap bahan bakar gas alam, dan pembangkit listrik tenaga uap bahan bakar minyak. Kemudian pada 2060, diharapkan sumber tenaga listrik Indonesia sudah 100 persen menggunakan EBT yang berasal dari tenaga surya, hidro, dan nuklir.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Dwi Ayuningtyas