tirto.id - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Aida S Budiman menuturkan, penyelenggaraan pemilu tahun depan akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurutnya, jika pemilu berlangsung dua putaran, maka akan memungkinkan perbedaan pertumbuhan.
“Berapa besarnya? Tentunya tergantung nanti pemilunya satu putaran atau dua putaran,” ucapnya dalam konferensi pers Pengumuman Hasil RDG Desember 2023, Jakarta, Jumat (21/12/2023).
Ia menambahkan, dampak penyelenggaraan pemilu sudah terlihat pada 2023, namun akan diproyeksikan lebih besar tahun depan pada puncaknya.
Dalam hitung-hitungan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan, BI memperkirakan kenaikan 0,6 persen terhadap konsumsi.
Kemudian, hajat demokrasi lima tahunan ini juga mendukung pertumbuhan ekonomi secara kumulatif pada kisaran 4,7 sampai dengan 5,5 persen.
“Bank Indonesia memperkirakan di 2024 pertumbuhan ekonominya ada pada kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen, itu tentang pemilu,” katanya.
Diwartakan sebelumnya, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad mengatakan, situasi domestik tahun depan yang bertepatan dengan tahun politik akan mendongkrak perputaran uang mencapai Rp100 triliun.
"Kalau kita lihat mungkin sekitar Rp50-60 triliun anggaran pemerintah keluar, tapi kalau teman-teman saya (Indef) menghitung mungkin totalnya hampir Rp100 triliun akan terjadi perputaran uang yang luar biasa di tahun politik," kata Tauhid dalam acara Proyeksi Ekonomi Indonesia 2024, Tantangan Pelik Ekonomi di Tahun Pemilu, Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Pemilu tahun depan, kata Tauhid, akan menaikkan belanja pada kebutuhan makan dan minum, akomodasi, hotel, transportasi, hingga logistik. Hal itu didorong oleh kebutuhan kampanye.
"Saya kira ini menjadi sinyal positif bagi ekonomi," pungkasnya.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi