tirto.id - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi produksi migas siap jual (lifting) kuartal I berada di bawah target.
Pada periode ini, capaian lifting hanya mencapai 94,6 persen. Sekitar 1.814 juta dari 2.205 juta barel setara minyak per hari (BOEPD).
Menurut SKK Migas, capaian ini terdiri dari lifting minyak dan kondensat yang hanya mencapai 96,1 persen dari target atau hanya 745 ribu dari 775 ribu barel minyak. Sementara itu, lifting gas hanya mencapai 93,8 persen dari target atau hanya sekitar 1.069 juta dari 1.250 juta BOEPD.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, Indonesia memang sedang mengalami tren penurunan lifting migas. Ia pun mengakui bila rata-rata capaian selama 3 bulan ini berada di kisaran 745 ribu dari target 775 barel minyak. Namun, kata dia, penurunan ini pun sudah ditekan semampunya oleh pemerintah.
“Kalau kami nggak berusaha, penurunannya bisa di angka 12 persen. Namun karena kami effort keras, pencapaian 2018 778 ribu barel kan. Yang kita capai 745 ribu barel 3 bulan kemarin itu upaya kami menekan penurunan itu,” ucap Dwi kepada wartawan usai pelantikan pejabat SKK Migas di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, pada Kamis (4/4/2019).
Kendati demikian, Dwi mengatakan bahwa capaian ini sudah melampaui analisa Dewan Energi Nasional (DEN) pada 2017 lalu. Menurutnya, tahun 2019 seharusnya produksi berada di angka 630 ribu barel minyak.
Namun, kenyataannya lifting yang dicapai berada di angka 745 ribu barel minyak sehingga sudah relatif lebih baik di saat tren lifting mengalami penurunan dari waktu ke waktu.
“Analisa DEN 2017 tahun ini tuh produksi Cuma 630 ribu barel. Tapi kalau kita bisa 745 ribu barel berarti sudah di atas perkiraan DEN. Sebelum kita dapat discovery yang besar upayanya ya menahan penurunan itu,” ucap Dwi.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dhita Koesno