tirto.id - Hari Peringatan Konferensi Meja Bundar (KMB) jatuh pada tanggal 23 Agustus. KMB termasuk salah satu momentum bersejarah karena jadi penanda berakhirnya perang antara Indonesia dan kolonial Belanda.
KMB atau De Ronde Tafel Conferentie (RTC), digelar di Den Haag pada tahun 1949. Tujuan diadakan KMB ini tidak lain untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang masih berlarut antara Indonesia dan Belanda usai proklamasi Kemerdekaan RI.
Hal tersebut tentunya catatan kelam sekaligus menyimpan luka yang mendalam bagi Indonesia. Untuk melepaskan dari belenggu tersebut, kemudian para pejuang Tanah Air memperjuangkan proklamasi kemerdekaan dan menegaskannya lewat Konferensi Meja Bundar (KMB).
Latar Belakang Terjadinya Konferensi Meja Bundar
Berdasarkan catatan sejarah, lahirnya Konferensi Meja Bundar (KMB) setelah Belanda sempat kembali ke Indonesia setelah kemerdekaan dan ingin menguasai Bumi Pertiwi.
Belanda sebenarnya sempat pergi dari Indonesia usai kalah dari Jepang pada 1942. Namun tak lama dari itu, Jepang kemudian kalah dari sekutu di Perang Dunia II.
Momentum tersebut kemudian menjadi pendorong Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan agar terlepas dari belenggu penjajah dan berhasil memproklamasikannya pada 17 Agustus 1945.
Proklamasi kemerdekaan ini sebenarnya menjadi sebuah penegas bahwa Republik Indonesia menolak segala bentuk penjajahan. Namun, berselang empat tahun setelah kemerdekaan, Belanda kembali datang ke Indonesia dan berniat menguasai wilayah Bumi Pertiwi.
Kembalinya Belanda ke Indonesia sempat memicu peperangan kembali. Belanda melakukan Agresi Militer II pada 18 Desember 1948 yang sekaligus melanggar Perjanjian Renville.
Tindakan Belanda ini mendapat kecaman keras dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dunia internasional, terutama saat Belanda menangkap sejumlah pemimpin Indonesia untuk melancarkan rencananya.
Tak lama dari itu, pada 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB memperingatkan Belanda kembali dan menuntut agar mengembalikan seluruh petinggi RI serta memulihkan pemerintahannya.
Sayangnya, Belanda tetap melancarkan Agresi Militer II sehingga pada 4 April 1949 digelar perundingan Roem-Royen yang menghasilkan kesepakatan diadakannya Konferensi Meja Bundar hingga gencatan senjata.
Kemudian pada 23 Agustus 1949, diadakanlah KMB selama dua hari di Den Haag yang menjadi penanda berakhirnya peperangan antara Indonesia dan Belanda serta mayoritas peserta KMB mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.
Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB)
Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diadakan di Den Haag, Belanda ini menghasilkan beberapa kesimpulan, diantaranya;
- Belanda mengakui Indonesia sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS) yang merdeka dan berdaulat
- Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949
- Status Irian Barat diselesaikan dalam waktu satu tahun setelah pengakuan kedaulatan
- Akan dibentuknya Uni Indonesia-Belanda
- RIS mengembalikan hak milik Belanda, dan memberikan hak konsesi serta izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda
- Pengambilalihan utang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Dipna Videlia Putsanra