tirto.id - Sekitar pukul sembilan malam, suasana di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada Senin (19/5/2025) tampak sepi. Berbeda dengan malam-malam di akhir pekan, hanya ada segelintir warga yang beraktivitas di taman malam itu.
Di area taman rumput, empat orang warga tampak tengah bermain badminton. Sesekali, para pelari melintas di sekeliling mereka. Jauh di seberang mereka, beberapa pekerja tampak sedang mendirikan panggung untuk acara esok hari.
Suasana itu jelas berbeda dengan Jumat (16/5/2025) malam, ketika Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Pramono Anung, datang ke Taman Lapangan Banteng untuk meresmikan pembukaan lima taman di Jakarta selama 24 jam.
Malam itu, suasana di Taman Lapangan Banteng penuh gegap gempita. Puluhan warga berkumpul untuk melakukan berbagai aktivitas. Mulai dari diskusi buku, pameran reptil, hingga yoga. Taman Lapangan Banteng bak oase bagi warga yang penat dengan segala hiruk pikuk kehidupan kota.
Kegiatan-kegiatan semacam itu sejalan dengan harapan Pramono melalui kebijakannya untuk menambah jam operasional taman-taman di Jakarta hingga 24 jam. Ia berharap, nantinya warga dapat memanfaatkan taman sebagai tempat refreshing setelah seharian berkegiatan.
“Mudah-mudahan dengan dibukanya taman-taman 24 jam ini memberikan ruang yang lebih banyak bagi masyarakat Jakarta untuk menikmati setelah pulang kantor, apakah ke perpustakaan, ke museum, ke taman, dan nanti aktivitas lain yang akan kami siapkan,” kata Pramono kepada para wartawan di Taman Lapangan Banteng, Jumat (16/5/2025).

Kebijakan penambahan jam operasional taman hingga 24 jam itu tampaknya belum diketahui oleh seluruh warga. Nina (25), warga Kemayoran yang datang ke Taman Lapangan Banteng pada Senin malam, mengaku belum mengetahui adanya kebijakan tersebut.
Nina yang datang bersama pasangannya itu menyebut, memang sudah biasa datang ke Taman Lapangan Banteng saat malam hari. Namun, biasanya ia pulang pada pukul delapan malam.
“Oh emang iya ya [tamannya sudah dibuka 24 jam]? Aku baru tau ini. Biasanya sih [di sini] sampai jam 8 doang kalau weekday. Kalau weekend jam 10 ya atau 11,” tutur Nina kepada Tirto, Senin.
Nina berharap, dengan dibukanya taman itu hingga 24 jam, nantinya pengamanan di area taman dapat lebih ditingkatkan. Sebab, ia mengaku cukup khawatir dengan keamanan taman itu pada saat malam hari, terutama bagi para perempuan.
“Yang penting sih keamanannya diperketat lagi. Soalnya kan takut ya apalagi kalau perempuan sendiri gitu,” ucapnya.

Untuk menjaga keamanan taman, Iskandar (50), Ketua Tim Pengamanan Dalam (Pamdal) Taman Lapangan Banteng, menyebut ada 10 orang personel Pamdal yang berjaga selama 24 jam penuh.
Iskandar menjelaskan, 10 orang personel Pamdal tersebut mulai berjaga sejak pukul delapan pagi, dan selesai bertugas pada waktu yang sama keesokan harinya. Setelah 24 jam berjaga, mereka akan bergantian dengan tim lainnya.
Personel Pamdal ditugaskan untuk melakukan penjagaan di pos-pos pengamanan, melakukan patroli, sampai dengan mengawasi kamera CCTV.
“Kita siapkan tiap-tiap pos ada dua personel, dan yang lainnya mobile, patroli setiap lingkar area. Ada juga yang monitor CCTV,” jelas Iskandar kepada Tirto, Senin.
Meskipun jam kerja mereka bertambah, Iskandar menyebut hingga saat ini personel Pamdal tidak mengalami tantangan yang berarti. Menurutnya, tantangan yang dihadapi sejauh ini hanyalah melawan rasa kantuk yang mereka rasakan saat melakukan penjagaan selama 24 jam.
“Selama ini sih kalau kerja kita bawa relax, enjoy, dan tetap siaga sih. Nggak ada tantangan yang berat, cuma tantangannya ya kalau malam ngantuk aja itu. Itu yang tantangan yang berat itu. Selain itu ya nggak ada tantangan lagi, karena Taman Lapangan Banteng ini tergolong taman yang aman lah,” katanya.
Taman Ayodya: Ramai Pengunjung, Minim Pengawasan
Selain Taman Lapangan Banteng, Tirto juga berkunjung ke Taman Ayodya yang terletak di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Taman itu menjadi salah satu dari lima taman yang kini dibuka hingga 24 jam.
Berbeda dengan Taman Lapangan Banteng, Taman Ayodya justru dipadati oleh puluhan pengunjung pada Senin malam. Para pengunjung tampak bersantai di taman itu seraya menyantap makanan dan minumannya masing-masing.
Berdasarkan pantauan Tirto di lokasi, tidak tampak petugas keamanan yang melakukan pengawasan di taman itu. Sebuah sudut di taman itu juga tampak masih gelap akibat lampu penerangan yang tidak berfungsi. Namun, sejumlah kamera CCTV memang tampak terpasang di sudut-sudut taman, siap mengawasi tiap gerak-gerik pengunjung.
Beberapa pengunjung taman juga masih tidak mengindahkan aturan dilarang merokok. Kepulan asap rokok konvensional maupun elektrik terlihat di tiap sudut taman. Alhasil, puntung-puntung rokok berceceran di sepanjang jalan.
Kurangnya pengawasan oleh petugas keamanan di taman itu dapat membuka peluang terjadinya aktivitas negatif yang dilakukan oleh para pengunjung. Kekhawatiran akan hal tersebut dirasakan oleh Fuad (24), salah seorang pengunjung dari Jakarta Selatan yang sering menghabiskan waktunya di Taman Ayodya.

Fuad sebetulnya menyambut baik kebijakan penambahan jam operasional taman hingga 24 jam. Namun, ia khawatir pengunjung taman justru memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan hal-hal negatif. Oleh karenanya, ia menyebut pengamanan di sekitar taman menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan.
“Kalau aku sih, oke aja kalau untuk membuka taman 24 jam non-stop gitu ya. Tapi yang aku khawatirkan itu kan emang kayak aktivitasnya yang perlu diperhatikan, dari aktivitas anak mudanya. Ya namanya anak muda, kan pasti melakukan hal sesuatu yang entah di luar batas atau apa gitu. Mungkin perlu ditingkatkan keamanannya yang lebih penting,” ujar Fuad kepada Tirto.
Fuad berharap Pemprov Jakarta dapat serius dalam menjamin keamanan para pengunjung taman-taman yang beroperasi selama 24 jam. Ia menyebut harus ada perawatan terhadap fasilitas kamera CCTV di taman agar tidak terjadi kerusakan. Pengawasan kepada para petugas keamanan juga menurutnya perlu dilakukan, agar tidak ada oknum yang menyalahgunakan wewenangnya.
“Kalau CCTV kan kadang ada yang rusak, nah itu yang harus diperhatikan gitu. Ataupun kalau ada yang bertugas, kan bisa jadi ada yang nyogok dan yaudah jadinya bebas. Nah itu yang harus dikaji ulang sih,” tegasnya.
Kekhawatiran senada disampaikan oleh Dena (21). Menurutnya, keamanan menjadi aspek utama yang harus diperhatikan saat memutuskan untuk melakukan penambahan jam operasional taman hingga 24 jam.
Dena menyebut dirinya cukup sering berkunjung ke Taman Ayodya selepas bekerja. Selama berkunjung ke sana, ia mengaku cukup sering melihat pengunjung yang melakukan tindakan menyimpang seperti mabuk atau berpacaran secara tidak senonoh.
“Iya ada ya [pengunjung yang melakukan tindakan menyimpang], kayak gitu sering sih. Mungkin keamanannya bisa lebih ditingkatkan lagi, kayak misalnya tempat parkirnya lebih dijaga lagi gitu,” ucapnya kepada Tirto, Senin.
Meski begitu, Dena menyebut dirinya tetap antusias dengan kebijakan tersebut. Baginya, lewat kebijakan itu, warga bisa memilih taman sebagai tempat berkumpul bersama kerabat, karena taman memiliki akses yang tidak terbatas bagi semua orang.
“Ya bagus sih buat nongkrong para anak muda, mungkin aksesnya lebih leluasa gitu, 24 jam. Nggak terbatas,” tukasnya.
Komitmen Pemprov Jakarta Jaga Keamanan Taman
Gubernur DKJ, Pramono Anung, telah meresmikan lima taman di Jakarta yang akan beroperasi selama 24 jam mulai Jumat lalu.
“Sehingga dengan resmi malam hari ini ada lima taman yang secara resmi kita akan buka 24 jam, dan ini merupakan komitmen kami untuk membuka ruang terbuka hijau lebih banyak,” ujar Pramono di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat.
Kelima taman di Jakarta yang resmi beroperasi selama 24 jam disebut Pramono adalah Taman Menteng, Taman Lapangan Banteng, Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Literasi Martha Tiahahu.
Untuk menjaga keamanan di taman-taman tersebut, Pramono menyebut telah dipasang kamera CCTV. Ia bahkan menyebut, kamera CCTV itu bisa mengeluarkan peringatan bagi pengunjung yang melanggar aturan.
“Dan di setiap taman yang seperti ini, ada CCTV dimana aja. Bahkan, CCTV-nya, misalnya nih, kalau ada orang lagi berpacaran dan melakukan tindakan yang tidak terpuji, maka diingatkan. Karena tadi saya sudah melihat sendiri bisa di zoom, kemudian bisa diingatkan,” jelas Pramono.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKJ, Fajar Sauri, menyebut saat ini dinasnya telah melakukan pemasangan kamera-kamera CCTV di taman-taman yang buka selama 24 jam untuk memastikan keamanan pengunjung terjaga.
Selain kamera CCTV, Fajar menyebut upaya pengamanan juga dilakukan dengan menambah lampu-lampu penerangan yang diletakkan di dalam taman.
“Untuk meningkatkan keamanan di taman-taman tuh pakai penambahan kamera CCTV. Kemudian penambahan lampu-lampu penerangan taman. Terus ada lampu dekoratif untuk mendukung aktivitas pengunjung di malam hari,” kata Fajar saat dihubungi Tirto, Senin.
Hingga sejauh ini, Fajar menyebut belum ada laporan terkait aktivitas negatif yang dilakukan oleh pengunjung taman. Ia juga mengimbau pengunjung untuk dapat memanfaatkan pembukaan taman selama 24 jam sebagai tempat untuk berekspresi dengan nyaman dan aman.
“Alhamdulillah aman, tidak ada laporan, sementara jadi masih kondusif lah. Ada komunitas-komunitas juga yang beraktivitas di sana ya. Dengan adanya taman 24 jam kita terus mensosialisasikan supaya para pengunjung bisa datang untuk berekspresi dan menikmati taman dengan nyaman dan aman,” pungkasnya.
Penulis: Naufal Majid
Editor: Anggun P Situmorang
Masuk tirto.id


































