tirto.id - Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) terpilih, Pramono Anung, berencana membuat jam operasional taman-taman di Jakarta menjadi 24 jam. Wacana ini dilontarkan Pramono pada November 2024 lalu.
"Taman-taman di Jakarta yang kurang lebih 1.527 yang selama ini hanya buka sampai jam 06.00 sore, akan kami buka 24 jam. CCTV akan kami pasang, lampu kami pasang," kata Pramono di Jakarta, Minggu (17/11/2024), dikutip dari Antara.
Untuk tahap awal, Pramono menjelaskan akan ada lima taman di Jakarta yang beroperasi selama 24 jam. Di antara lima taman tersebut, baru tiga taman yang sudah disebutkan Pramono, yaitu Taman Langsat, Taman Literasi, dan Taman Banteng.
"Di antaranya adalah Taman Langsat, Taman Literasi, Taman Banteng, dan sebagainya-sebagainya. Ya itu taman yang kemudian infrastruktur transportasinya bisa dicapai dengan gampang," ujar Pramono di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (31/1/2025).
Pramono juga menyebut bahwa penambahan jam operasional taman hingga 24 jam ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat untuk bertemu dan juga ruang untuk berekspresi.
"Kemudian, di taman itu, ada tempat untuk mengekspresikan, tempat bertemu, dan sebagainya," jelas Pramono.
Jadi Opsi Tempat Berkumpul Gratis
Wacana Pramono tersebut lantas disambut pro dan kontra dari masyarakat. Gino (47), seorang pedagang es krim yang biasa berjualan di sekitar Taman Literasi, menyambut baik wacana ini. Gino menyebut bahwa jika Taman Literasi beroperasi selama 24 jam, pedagang-pedagang seperti dirinya bisa saja akan mengalami peningkatan penghasilan.
"Ya kalau 24 jam siapa tau banyak pengunjung juga kan gitu. Insyaallah mudah-mudahan tambah penghasilan juga," kata Gino kepada reporter Tirto di Taman Literasi, Jumat (31/1/2025).
Meski begitu, Gino mengaku belum mengetahui apakah dirinya akan berjualan hingga larut malam bila jam operasional Taman Literasi resmi ditetapkan menjadi 24 jam. Dia menyebut masih akan melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu.
Apabila penambahan jam operasional taman ini akan berdampak pada peningkatan pengunjung, Gino akan mempertimbangkan untuk berjualan hingga larut malam di kawasan taman.
Respons positif juga disampaikan oleh Del Piero (23), seorang warga Cibubur yang kerap mengunjungi taman-taman di Jakarta. Baginya, bila taman terbuka selama 24 jam, dia dan teman-temannya tidak perlu bingung untuk mencari tempat berkumpul saat malam hari.
"Bagus sih, buat kegabutan anak-anak muda. Kan, dia butuh [tempat untuk menyalurkan] kegabutan juga. Ya bagus berarti bisa nongkrong gratis gitu," ucap Del Piero kepada reporter Tirto, Jumat (31/1/2025).
Del Piero mengaku lebih memilih bermain di taman karena kurang nyaman bermain di mall. Baginya, bermain di taman lebih asyik karena dapat menikmati lingkungan sekitar dengan pengeluaran yang relatif minim.
"Kalau saya ya, kalau ke mall sih kurang ya. Tapi, kalau kayak [main di taman] gini kan ramai juga kan. Kalau lagi butuh refreshing gitu, lebih nyaman, lebih worth-lah," tuturnya.
Rentan Disalahgunakan
Sementara itu, Fauzan (23) mengaku skeptis dengan wacana taman beroperasi 24 jam. Dia mengaku khawatir jam operasional yang panjang akan membawa dampak negatif, terutama bila mengingat tidak semua taman punya infrastruktur yang memadai.
"Nah, saya kurang setuju karena akan lebih berdampak banyak negatifnya. Salah satunya kriminal bisa jadi bakal lebih tinggi karena kan beberapa taman di sudut-sudut Jakarta ini kan sebenarnya penerangannya tuh gak terlalu terang," kata Fauzan saat ditemui reporter Tirto di Taman Literasi, Jumat (31/1/2025).
Fauzan tidak menampik bahwa wacana tersebut bisa saja meningkatkan penghasilan para pedagang yang berjualan di sekitar taman. Namun, menurutnya, tidak semua pedagang akan berjualan selama 24 jam nonstop. Dia menambahkan bahwa pedagang juga tetap membutuhkan waktu untuk beristirahat.
"Cuma kan sebenarnya secara faktanya kan gak semua pedagang akan 24 jam banget nih jualannya. Pasti kan mereka juga punya jam-jam di mana mereka butuh istirahat," tutur Fauzan.
Fauzan berpesan kepada Pemprov DKJ untuk lebih berhati-hati dan mempersiapkan kebijakan tersebut dengan seksama sebelum menerapkannya.
Menurutnya, jumlah personel keamanan yang melakukan patroli di sekitar taman jelas perlu ditambah. Selain itu, jumlah kamera CCTV yang ditempatkan di sudut-sudut taman juga harus ditingkatkan lagi. Hal itu, menurut Fauzan, harus dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti meningkatnya angka kriminalitas hingga pungli.
"Karena kan salah satunya nih, di Blok M kemarin baru aja viral tuh yang ada pungli di Blok M. Takutnya hal-hal itu bakal lebih banyak lagi terjadi. Selain pungli, kriminalitas, copet, dan lain-lain juga bisa saja terjadi," pungkasnya.
Ketua Inisiatif Strategis untuk Transportasi (INSTRAN), Darmaningtyas, memandang wacana Pramono Anung tersebut sebagai suatu hal yang belum memiliki tujuan jelas. Jika Pemprov DKJ nantinya tetap akan menjalankan wacana ini, dia berpesan agar jumlah petugas keamanan di sekitar taman ditambah, salah satunya dengan turut melibatkan personel dari Satpol PP.
Darmaningtyas khawatir bila kebijakan taman beroperasi 24 jam itu akan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dia mencontohkan, bisa saja taman nantinya digunakan sebagai tempat tidur para tunawisma atau menjadi tempat untuk melakukan tindakan asusila.
"Untuk apa [jam operasional taman] harus 24 jam? Konsekuensinya adalah ada pengawasan dari Satpol PP agar tidak disalahgunakan untuk tidur para tunawisma atau untuk tindakan asusila bagi pasangan yang memang tidak punya tempat untuk pacaran secara gratis," kata Darmaningtyas saat dihubungi Tirto pada Jumat (31/1/2025).
Dia menambahkan bahwa bila pihak Satpol PP tidak melakukan pengawasan di area taman, risiko kriminalitas tidak dapat dihindari.
"Pasti ada risiko kriminalitas kalau tidak ada pengawasan dari Satpol PP," ucapnya.
Fasilitas Pendukung Sudah Disiapkan
Menurut Bowo, Co-founder akun Instagram @darihalte_kehalte, wacana pembukaan taman selam 24 jam akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh penyediaan fasilitas yang memadai. Pasalnya, fasilitas di taman 24 jam haruslah disamakan dengan taman non-24 jam. Dengan begitu, faktor keamanan tidak akan menjadi permasalahan.
"Mendukung pembukaan taman 24 jam dengan memperhatikan hal-hal yang berlaku untuk taman non-24 jam, seperti taman bermain anak, akses disabilitas. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada malam hari, bisa dilakukan dengan penguatan keamanan [seperti melalui] CCTV dan patroli, memperbanyak lampu atau cahaya untuk mengurangi ruang gelap," kata Bowo saat dihubungi Tirto, Jumat (31/1/2025).
Bowo juga berharap penambahan jam operasional taman nantinya dibarengi dengan peningkatan akses terhadap fasilitas umum dan transportasi umum yang juga beroperasi selama 24 jam.
"Dibarengi penyediaan fasilitas umum [yang beroperasi] 24 jam juga, seperti toilet, [dan juga] akses transportasi umum yang memadai," ujarnya.
Gubernur DKJ terpilih, Pramono Anung, mengaku sudah menyiapkan sejumlah infrastruktur dan akses transportasi untuk menunjang wacana penambahan jam operasional taman-taman di Jakarta ini. Ia menyebut lampu dan kamera CCTV sudah disiapkan untuk ditempatkan di taman-taman tersebut.
"Lighting-nya sudah ada. Tinggal kita terangin, kita pasang CCTV, dan kita buat menjadi sesuatu yang menarik bagi warga Jakarta," kata Pramono pada Jumat (31/1/2025).
Pramono menambahkan bahwa pemilihan lima taman yang akan beroperasi selama 24 jam juga berkaitan erat dengan kesiapan infrastruktur taman-taman tersebut.
Pramono mencontohkan, Taman Tebet Eco Park menjadi salah satu taman yang tidak termasuk ke dalam lima taman yang akan beroperasi selama 24 jam, kendati taman tersebut baru direvitalisasi. Hal ini dikarenakan fasilitas parkir yang dimiliki oleh Taman Tebet Eco Park belum tersedia dengan baik.
"Kenapa taman di Tebet bagus [tapi] belum siap? Karena, infrastruktur untuk parkirnya belum siap. Sehingga, dengan demikian, yang dijalankan adalah [taman yang] parkirnya sudah siap," kata Pramono.
Penulis: Naufal Majid
Editor: Fadrik Aziz Firdausi