Menuju konten utama

Tahan Guncangan Perang Dagang, Pasar Saham Kokoh di Level 7.175

Per 28 Mei 2025, IHSG kokoh di level 7.175 dan menempati posisi tertinggi di kawasan regional.

Tahan Guncangan Perang Dagang, Pasar Saham Kokoh di Level 7.175
Pekerja melintasi layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/4/2025). IHSG ditutup menguat 90,16 poin atau 0,0138 persen di level 6628,426 pada penutupan perdagangan Rabu (23/4/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.

tirto.id -

Di tengah tekanan geopolitik dan perang dagang global pasar saham Indonesia justru menunjukkan ketangguhannya. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengungkapkan, per 28 Mei 2025 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 6,04 persen (mtd) di level 7.175 dan menempati posisi tertinggi di kawasan regional.

"Pasar saham domestik secara month-to-date menunjukkan penguatan dan menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan regional yaitu menguat 6,04 persen di level 7.175 dan 1,35 persen (ytd),” ujar Inarno dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) Mei 2025, Senin (2/6).

Tak hanya indeks saham, nilai kapitalisasi pasar pun mencatatkan kenaikan, yakni mencapai Rp12.420 triliun atau 6,11 persen (mtd) dan 0,69 persen (ytd).

Performa positif ini didukung pula oleh arus masuk investor asing (nonresiden) yang membukukan net buy Rp5,53 triliun secara bulanan, berbalik arah setelah sempat mencatat net sell sejak Desember 2024 sebesar Rp45,19 triliun (ytd).

Di sisi lain, pasar obligasi turut menunjukkan penguatan. Indeks obligasi ICBI naik 0,78 persen mtd ke posisi 409,17, disertai net buy investor asing sebesar Rp24,09 triliun (mtd) dan Rp14,11 triliun (ytd).

Sektor pengelolaan investasi juga mencatat kinerja positif, dengan total dana kelolaan (AUM) per 27 Mei 2025 sebesar Rp848 triliun, meningkat 1,91 persen (mtd) dan 1,37 persen (ytd). Reksadana mencatatkan net subscription Rp8,26 triliun mtd dan Rp3,38 triliun ytd.
Di pasar pendanaan, OJK melaporkan bahwa total penghimpunan dana publik mencapai Rp65,56 triliun, termasuk Rp3,31 triliun dari enam emiten baru yang melakukan IPO.
Sementara itu, di sektor Securities Crowdfunding (SCF), sudah terdapat 825 penerbitan efek dari 594 penerbit, menjaring dana sebesar Rp1,57 triliun dari lebih dari 180 ribu pemodal.

Untuk pasar derivatif keuangan, volume transaksi pada Mei 2025 tercatat sebesar 52.605 lot dengan nilai mencapai Rp160,39 triliun.

Sedangkan pada bursa karbon, yang resmi diluncurkan sejak September 2023, telah tercatat transaksi akumulatif senilai Rp77,95 miliar dengan total volume setara 1,6 juta ton CO² ekuivalen.

Baca juga artikel terkait SAHAM atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Bisnis
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana