tirto.id - Pemerintah Swiss saat ini tengah menyelidiki berbagai cabang bank-bank Swiss, termasuk UBS dan Credit Suisse, yang disebut dalam dokumen-dokumen bocor milik firma hukum asal Panama, Mossac Fonseca, atau "Panama Papers," sebagai bank-bank utama yang kerap meminta pendirian perusahaan-perusahaan offshore untuk nasabah-nasabahnya.
Kedua bank Swiss itu sendiri membantah telah melakukan pelanggaran selama menjalankan bisnisnya.
Berdasarkan "Panama Papers," lembaga-lembaga keuangan Swiss hanya kalah dari Hong Kong sebagai pihak yang paling sering memanfaatkan jasa Mossack Fonseca yang menjadi pusat skandal "Panama Papers."
Kepala Eksekutif Badan Pengawas Perbankan Swiss FINMA Mark Branson menyatakan FINMA akan terlebih dahulu mengamati gelagat aktivitas ilegal sebelum memastikan menggelar investigasi terhadap pihak-pihak yang disebut "Panama Papers."
Branson menambahkan bahwa kemungkinan kecil pihak-pihak yang disebut itu tidak beroperasi di Swiss.
Jaksa Agung Jenewa sendiri menyatakan telah menggelar penyelidikan kriminal dalam kaitannya dengan dokumen-dokumen bocor dalam "Panama Papers" yang mengungkapkan banyak perusahaan offshore yang didirikan oleh pengacara-pengacara dan lembaga-lembaga berkedudukan di Jenewa.
"Beberapa informasi sudah diketahui masyarakat pekan ini dan kantor kejaksaan ingin mengadakan verifikasi apakah informasi ini memperlihatkan ada hal yang melawan hukum," kata Juru Bicara Jaksa Jenewa.
Seorang pengacara terkenal di Jenewa diketahui turut membantu mendirikan 136 perusahaan offshore di Panama.
"Ya, itu memang industri berdimensi legal. Saya sudah menggeluti bisnis ini selama 30 tahun dan aktivitas ini banyak diinginkan oleh orang-orang asing. Tidak ada yang ilegal, terlarang atau persepsi kriminal menyangkut ini," kata pengacara Jenewa lainnya, Francois Canonica, kepada televisi Swiss.
Sementara itu, CEO Credit Suisse Tidjane Thiam menegaskan banknya hanya mengejar asset-asset halal, sedangkan UBS sudah mengatakan bisnisnya bekerja dengan memenuhi aturan hukum yang ada dan tidak meminati asset-asset tidak berpajak atau yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan melanggar hukum.
Namun Branson menyatakan sejumlah bank Swiss terlibat dalam skandal korupsi yang menyelimuti perusahaan minyak Brasil Petrobras dan aliran dana mencurigakan ke perusahaan Malaysia 1MDB yang kini sedang mengguncang Negeri Jiran.
"Ada indikasi nyata bahwa langkah-langkah yang ditempuh bank-bank dalam memerangi pencucian uang itu tidak layak," kata Branson seperti dikutip oleh kantor berita Antara dari Reuters. (ANT)