Menuju konten utama

Sultan Beberkan Alasan Tolak Bangun Tol di Yogyakarta

Pemprov DIY memang sengaja menolak pembangunan jalan tol karena dikhawatirkan mengganggu stabilitas perekonomian warga.

Sultan Beberkan Alasan Tolak Bangun Tol di Yogyakarta
Sri Sultan Hamengkubuwono X. [Tirto/Aya]

tirto.id - Sri Sultan Hamengkubuwono X menolak pembangunan jalan tol di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas perekonomian warga provinsi ini.

"Di DIY tidak ada jalan tol," kata Gubernur DIY, Sultan di Gunung Kidul, Kamis (13/7/2017).

Dia menjelaskan, pihaknya memang sengaja tidak membangun jalan tol dan pemerintah pusat pun sudah menyetujui hal itu.

"Bukannya tidak boleh, pemerintah pusat juga sepakat (tidak ada tol)," ungkapnya.

Menurut Sultan, untuk memudahkan akses jalan menuju bandara baru di Kulon Progo yang akan beroperasi pada tahun 2019, pemerintah akan membangun jalan lebar empat jalur dan memutuskan untuk tidak membangun tol.

Selain itu, kata Sultan, jalan Yogyakarta-Solo untuk wilayah Prambanan lebih baik menggunakan jalan baru atau di atas jalan lama khususnya di wilayah Prambanan karena di sana masih ada batuan candi.

"Kalau di luar DIY silakan, seperti di Bawen sampai Salatiga karena geografisnya jurang," kata Sultan dikutip dari Antara.

Sultan juga meminta Pemkab Gunung Kidul segera menyerahkan program infrastruktur pembangunan untuk pengembangan pasca dibangunnya Bandara Baru Kulon Progo.

Dia mencontohkan, karena jaraknya cukup jauh, maka diperlukan kajian jalan alternatif selain Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) yang pembebasan lahannya akan selesai pada 2018. Pemkab bisa mengusulkan jalan Piyungan-Wonosari diperlebar menjadi empat jalur.

"Nanti urusan saya untuk bernegosiasi dengan pemerintah pusat," tandas Sultan.

Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Badingah menyebut bandara baru di Kulon Progo bisa meningkatkan kunjungan wisata.

Baca juga artikel terkait PEMBANGUNAN TOL atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto