tirto.id - Kesehatan reproduksi merupakan aspek penting bagi seorang perempuan. Namun, apa jadinya jika udara yang tidak sehat atau terkena polusi yang dihirup sehari-hari dapat berbahaya bagi kesehatan alat reproduksi?
Seperti yang diungkapkan para peneliti bahwa, polusi udara terbukti dapat menurunkan aktivitas ovarium atau indung telur pada wanita.
Melansir dari Theguardian, pada pertemuan tahunan European Society of Human Reproduction and Embryology yang didasarkan pada studi tingkat hormon yang disebut AMH (Anti Mullerian Hormone), menyatakan bahwa setiap perempuan memiliki perbedaan pada sel-sel yang dilepaskan oleh ovarium dan jumlah produksi telur yang layak.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk genetika, usia dan merokok.
Antonio La Marca, dari University of Modena and Reggio Emilia, Italia mengatakan bahwa, “Aspek lingkungan penting untuk kehidupan kita, kita harus berhati-hati dengan lingkungan, baik dalam dan luar ruangan."
“Memiliki AMH yang tinggi dalam beberapa hal merupakan keuntungan reproduksi pada wanita, karena wanita dengan AMH yang lebih tinggi akan memiliki umur reproduksi yang lebih lama,” katanya, seraya menambahkan bahwa itu juga penting bagi mereka yang menjalani IVF (bayi tabung).
"Jika Anda memiliki AMH tinggi, Anda akan memiliki jumlah telur yang lebih banyak setelah stimulasi ovulasi yang akan berubah menjadi embrio yang lebih banyak pula," katanya.
“Berdasarkan penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa ada kemungkinan hubungan antara polusi udara dan penurunan kesuburan pada wanita, hasil percobaan pada hewan telah menyimpulkan polusi udara dapat mempengaruhi tingkat AMH.” Ungkap La Marca.
Jurnal Penelitian mengenai Ovarian Reserve and Exposure to Environmental Pollutants (ORExPo Study) yang diberi judul “Air pollution found to affect marker of female fertility in real-life study” diketuai langsung oleh Antonio La Marca, pada penelitian tersebut para peneliti menggunakan data studi nyata dengan mengukur hormone dari 1.318 wanita Italia.
Tim membagi tingkat polusi udara menjadi empat kelompok, mereka menemukan wanita yang hidup di tengah polusi terburuk memiliki dua hingga tiga kali lebih mungkin memiliki tingkat AMH di bawah 1ng / ml - tingkat yang menurut tim tersebut menandakan cadangan ovarium sangat rendah.
La Marca juga mengatakan penelitian sebelumnya menunjukkan hanya sekitar 10% wanita yang sehat dengan usia di bawah 30 tahun yang memiliki tingkat AMH rendah.
Hasil dari penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa ada beberapa penentu terpenting tingkat AMH pada wanita, seperti faktor usia, kontrasepsi, polusi lingkungan, dan perokok jangka panjang.
Dikutip dari NewScientist, Richard Aderson, University of Edinburgh mengatakan, “Studi tersebut menunjukkan kemungkinan bahwa wanita yang terpapar polusi udara pada tingkat yang sangat buruk memiliki kesempatan yang lebih rendah untuk hamil, juga memungkinkan terjadinya menopause dini”.
Meskipun demikian, gaya hidup atau lingkungan wanita merupakan faktor kunci lainnya.
Editor: Agung DH