Menuju konten utama
Kampanye Covid-19

Strategi Pemerintah Hadapi Varian Omicron: 3M, 3T, Vaksinasi

Strategi pemerintah dalam menghadapi lonjakan Covid-19 karena varian Omicron yaitu 3M, 3T, vaksinasi, dan perawatan.

Strategi Pemerintah Hadapi Varian Omicron: 3M, 3T, Vaksinasi
Ilustrasi Omicron. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Protokol kesehatan 3M, surveilans atau 3T, vaksinasi, dan perawatan menjadi 4 strategi pemerintah dalam menangani laju pandemi Covid-19 termasuk mencegah meluasnya varian Omicron. Namun, strategi tersebut membutuhkan peran aktif dan kedisiplinan masyarakat.

“Kementerian Kesehatan melakukan 4 strategi untuk menangani pandemi COVID-19 termasuk Omicron. Pertama adalah protokol kesehatan atau 3M, kedua adalah surveilans atau 3T atau TLI (tes, lacak, isolasi), ketiga adalah vaksinasi, yang keempat adalah terapeutik atau perawatan,” papar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers Senin (27/12/2021).

Hingga Minggu (26/12/2021), Jawa Tengah tercatat sebagai provinsi dengan kasus aktif Covid-19 sebanyak 1.049 kasus. Berikutnya, ada Jawa Barat (618 kasus), Lampung (529 kasus), DKI Jakarta (411 kasus), Papua Barat (395 kasus), dan Riau (346 kasus).

Data kasus aktif konfirmasi Covid-19 menurut Satgas Penanganan Covid-19 nasional mencapai 4.655 kasus sepanjang Desember 2021. Terlihat ada tren penurunan sejak jumlah kasus terbanyak pada Juli 2021 yang mencapai 545.447 kasus.

Meskipun tren kasus Covid-19 menurun, dengan adanya liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di samping masuknya varian Omicron di Indonesia, ada potensi kasus kembali naik. Oleh karenanya, Budi mengingatkan masyarakat agar bisa berperan aktif, misalnya dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi ketika berada di lokasi yang menghasilkan kerumunan.

“Saya lihat banyak rakyat kita yang masuk mal atau masuk restoran-restoran suka lupa pakai (aplikasi PeduliLindungi). Adalah kewajiban petugas untuk mengingatkan. Kenapa? Karena ini membantu kita untuk menyaring kalau misalnya ada orang yang berpotensi menular tapi tidak disiplin masih jalan-jalan ke luar,” papar Budi.

Sementara itu, terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa dan Bali pada periode 21 Desember 2021 hingga 3 Januari 2022, tidak ada kabupaten/kota yang menerapkan PPKM Level 4. Tercatat, 10 kabupaten/kota masuk PPKM level 3, kemudian 72 kabupaten/kota PPKM Level 2, dan 46 kabupaten/kota level 1.

Di luar Jawa-Bali, dalam PPKM yang berlangsung pada 7-23 Desember 2021, tercatat 65 kabupaten/kota masuk PPKM level 3, 192 kabupaten/kota di PPKM level 2, dan terakhir 129 kabupaten/kota di level 1.

Penerapan PPKM ini mungkin saja mengalami perubahan seiring dengan perkembangan data kasus Covid-19 di tanah air.

Penyebaran varian Omicron di level global tinggi. Sementara itu, di Indonesia Budi menyebutkan, 98 persen kasus Omicron terjadi pada pelaku perjalanan internasional. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan yang tidak esensial ke luar negeri.

“Tidak usah pergi ke luar negeri kalau tidak sangat perlu karena sekarang sumber penyakitnya ada di sana dan semua orang yang kembali kita lihat banyak yang terkena. Jadi lindungilah diri kita, jangan ke luar negeri,” ucapnya.

Dalam upaya memperketat karantina terhadap pelaku perjalanan internasional, pemerintah menyiapkan tempat karantina terpusat di Jakarta, Surabaya, Batam, dan Entikong. Selain itu, diterapkan pula deteksi dini dengan memperbanyak peralatan tes PCR yang dapat mengidentifikasi varian Omicron.

“Kita sudah sebarkan di seluruh pintu-pintu masuk luar negeri utama, sehingga kita bisa lebih cepat mengidentifikasi Omicron menggunakan tes PCR yang cuma 4-6 jam dibandingkan dengan tes genome sequencing yang di antara 3-5 hari,” tutur Budi.

Hingga 26 Desember 2021, tercatat sudah ada 156.641.778 orang di Indonesia yang menjalani vaksinasi Covid-19 tahap pertama. Selain itu, ada 119.620.807 orang yang sudah mendapatkan 2 dosis vaksin penuh. Target sasaran vaksinasi Covid-19 sendiri adalah 208.265.720 orang.

Menkes menegaskan pemerintah akan terus mempercepat vaksinasi nasional. Sasaran utamanya adalah kelompok masyarakat yang punya risiko tinggi terpapar Covid-19.

“Penting buat kita mempercepat vaksinasi, terutama kalangan yang berisiko yaitu lansia dan orang-orang yang imunitasnya terganggu. Harus cepat kita vaksinasi agar mereka tidak tertular oleh Omicron ini,” tambahnya.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya