tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mewaspadai terjadinya penurunan ekspor Indonesia pada tahun depan. Hal ini akibat durian runtuh dari kenaikan beberapa harga komoditas sudah mulai menurun.
"Risiko pertama ekspor karena tentunya adalah source of growth kita. Karena basisnya base linenya sudah tinggi juga, sehingga 2023 nggak mungkin akan tumbuh," kata dia dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023, di Hotel Ritz Calton, Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Direktur Jenderal Pajak, Suryo Utomo sebelumnya mengatakan, kenaikan harga komoditas global yang saat ini menjadi penopang penerimaan negara tidak akan seterusnya tinggi. Sehingga ada potensi penurunan yang kemudian berdampak pula kepada penerimaan dalam negeri.
"Kita tidak akan pernah tahu harga komoditas akan tinggi sampai kapan. Jadi, kami optimis dan waspada terhadap pergerakan harga komoditas yang akan kita ikuti dari waktu ke waktu," jelas Suryo.
Berdasarkan data APBN Kita, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) berhasil lampaui target, yakni terealisasi Rp551,1 triliun atau 114,4 persen dari yang ditetapkan di APBN sebesar Rp481,6 triliun.
Kenaikan PNBP ini juga ditopang oleh boom komoditas, mulai dari kenaikan harga minyak, batu bara, dan nikel. Hal ini tercermin dari PNBP SDA Migas yang berhasil terkumpul Rp136,4 triliun atau tumbuh 56,6 persen.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang