Menuju konten utama
APBN Kita

Sri Mulyani Ungkap Anggaran Pusat Data Nasional Rp700 Miliar

Sri Mulyani sebut dari total Rp4,9 triliuan anggaran Kominfo, Rp700 miliar dialokasikan untuk operasional pusat data nasional (PDN).

Sri Mulyani Ungkap Anggaran Pusat Data Nasional Rp700 Miliar
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) didampingi Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kanan) dan Direktur Jenderal Anggaran Isa Rachmatarwata (kiri) menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin (25/3/2024). Berdasarkan data Kementerian Keuangan hingga 15 Maret 2024, posisi APBN mengalami surplus sebesar Rp22,8 triliun atau 0,1 persen dari produk domestik bruto (PDB). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, melaporkan anggaran belanja Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) hingga Mei 2024 sebesar Rp4,9 triliun. Dari total tersebut, sebesar Rp700 miliar dialokasikan untuk operasional pusat data nasional (PDN).

“Kominfo Rp4,9 triliun, sudah dibelanjakan ini mulai pemiliharan dan operasional BTS 4G, dan data center nasional [Pusat Data Nasional] Rp700 miliar,” kata Sri Mulyani dalam paparan APBN Kita, Kamis (27/6/2024).

Kemudian, anggaran yang lain juga dialokasikan untuk pembiayaan kapasitas satelit Rp700 miliar hingga Palapa Ring Rp1,1 triliun.

Seperti diketahui, publik sedang menyoroti gangguan siber Brain Chiper Ransomwer jenis lockbit 3.0 yang menyerang PDN Sementara. Gangguan ini juga melumpuhkan puluhan layanan publik yang menjadi terganggu.

Juru Bicara Badan Sandi dan Siber Nasional (BSSN), Ariandi Putra, menjelaskan kronologi serangan siber dalam bentuk ransomware terbaru dengan nama Brain Chiper Ransomware yang membuat server PDNS terganggu karena adanya peretasan Windows Defender.

Ariandi menjelaskan, hasil analisis forensik sementara menemukan adanya upaya menonaktifkan fitur keamanan Windows Defender mulai 17 Juni 2024 pukul 23.15 WIB sehingga memungkinkan aktivitas malicious dapat berjalan.

Windows Defender merupakan bagian antivirus atau software yang melindungi keamanan dari Microsoft secara gratis disertakan jika memberi lisensi Microsoft seperti Microsoft 365. Sedangkan versi berbayarnya Microsoft Defender for Business.

“Aktivitas malicious mulai terjadi pada 20 Juni 2024 pukul 00.54 WIB, di antaranya melakukan instalasi file malicious, menghapus file system penting, dan menonaktifkan service yang sedang berjalan. Diketahui tanggal 20 Juni 2024, pukul 00.55 Windows Defender mengalami crash dan tidak bisa beroperasi,” kata Selasa (25/6/2024).

Dia menjelaskan bahwa pihak BSSN ini terus berupaya investigasi secara menyeluruh setelah mengidentifikasi sumber serangan Brain Chiper Ransomware yang merupakan pengembangan terbaru dari ransomware lockbit 3.0.

Baca juga artikel terkait KOMINFO atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Abdul Aziz