tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2021 akan mencapai 4 -5,7 persen secara year on year (yoy).
Prediksi ini dipicu dari hasil pertumbuhan perekonomian Indonesia di kuartal II-2021 yang mencapai 7,07 persen secara yoy. Capaian tersebut merupakan pertumbuhan tertinggi dalam empat kuartal terakhir.
“Kami masih berharap [pertumbuhan ekonomi] antara 4 persen sampai 5,7 persen untuk kuartal III. Ini sebuah tantangan apabila varian Delta bisa dikendalikan, dan mobilitas serta kegiatan ekonomi mulai bisa berjalan secara normal kembali,” jelas dia dalam konferensi pers, Kamis (5/8/2021).
Prediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021 yang disebut saat ini lebih tinggi dari prediksi pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan sebelumnya.
Internasional Monetary Fund (IMF) telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,4 persen menjadi menjadi 3,9 persen sepanjang 2021. Pada April lalu, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI 4,3 persen. Situasi COVID-19 di Indonesia yang tidak terkendali menjadi pertimbangan memangkas proyeksi.
Menurut Sri Mulyani prediksi 4-5,7 persen untuk kuartal III bisa saja berat terealisasi mengingat adanya periode pembatasan yang dilakukan pemerintah dari 3 Juli sampai 9 Agustus 2021. Kebijakan tersebut banyak menekan laju pertumbuhan di kuartal III 2021 karena aktivitas perekonomian kembali dibatasi.
Untuk mengantisipasi adanya tekanan akibat pembatasan aktivitas perekonomian, Kementerian Keuangan melaporkan realisasi penggunaan anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 30 Juli mencapai Rp 305,5 triliun. Angka tersebut setara 41,02 persen dari pagu anggaran PEN tahun ini sebesar Rp 744,75 triliun.
“PEN kami di 2021 di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap fokusnya adalah mendukung demand side maupun dari sisi sektor produksi,” terang dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali