tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan banyak perempuan saat ini mampu menduduki dan melakukan tugas penting di pemerintahan. Kedudukan perempuan saat ini, menurut Sri Mulyani bahkan bisa dibilang setara dengan laki-laki.
“Sekarang ini perempuan-perempuan yang mampu menduduki dan melakukan tugas-tugas yang begitu penting yang selama ini selalu dipersepsikan bahwa itu adalah pekerjaan yang selalu dipegang oleh laki-laki,” ungkap Sri Mulyani pada Bincang Kartini Masa Kini secara daring, Kamis (21/4/2022).
Sri Mulyani mencontohkan, ada beberapa peran perempuan berpengaruh di dunia menduduki posisi strategis dan penting. Mereka dapat menunjukkan kemampuan masing-masing mengelola ekonomi dunia dan segala risikonya.
Beberapa diantaranya adalah Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, Gubernur Bank Sentral Eropa Christine Lagarde, Menteri Keuangan Spanyol Nadia Calvino, dan yang lainnya.
Sri Mulyani melanjutkan, fenomena atau persepsi terhadap sebuah pekerjaan perempuan dianggap tidak mampu atau tidak pantas melakukan hal tersebut, merupakan suatu kendala dalam pemberdayaan perempuan.
Bahkan, kata dia, banyak hal dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik dapat muncul dan menjadi batasan ketika pekerjaan tersebut biasanya dilakukan laki-laki.
“Ini adalah fenomena yang terjadi di seluruh dunia yaitu bahwa sering perempuan harus melakukan perjuangan karena persepsi norma sosial budaya bahkan interpretasi agama memberikan kendala," jelasnya.
Untuk itu, Sri Mulyani mengajak perempuan di jajaran Kementerian Keuangan untuk tidak mudah menyerah, takut, dan gentar ketika dipersepsikan melakukan pekerjaan yang dianggap tidak wajar dilakukan oleh perempuan.
Ia juga berpesan agar para perempuan memiliki cita-cita yang tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat, serta mengisi kapasitas diri dengan kompetensi, ilmu, keahlian, karakter, dan sikap.
“Perempuan dan laki-laki bisa sama-sama berkontribusi. Mereka bisa bekerja sama, mereka bisa juga dalam hal itu meraih cita-cita, pengetahuan. Tidak seharusnya ada sebuah stigma atau constrain bahwa perempuan pasti nggak mampu melakukan ini,” katanya.
Terakhir, Mantan Direktur Bank Dunia itu berharap peringatan Hari Kartini tidak hanya sebatas penggunaan baju daerah atau kebaya. Tetapi, ia ingin masyarakat maknai momen ini dengan sikap semangat perjuangan dan cita-cita R.A Kartini untuk meningkatkan peranan perempuan baik di keluarga, masyarakat, perekonomian, bahkan pemerintahan.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Bayu Septianto