tirto.id - Vigit Waluyo, tersangka dugaan pengaturan skor berbicara soal dugaan bahwa juara kompetisi di Indonesia dapat diatur. Ia menyebutkan, jawaban terkait hal itu ada di tangan PSSI yang tahu penjadwalan dan penugasan wasit.
"Jawaban itu harusnya dijawab dari kubu PSSI sendiri. Artinya, dalam ini, mereka yang lebih paham tentang awal penjadwalan sampai penugasan wasit.
"Karena dalam penjadwalan itu tampak sekali siapa yang bertanding di awal dan bertanding pada penutupan terakhir, itu biasanya mereka didukung untuk prestasi yang baik," kata Vigit pada Kamis (24/1/2019) di Mapolda Jawa Timur.
Selama ini muncul asumsi, pengaturan juara liga sepak bola Indonesia bahkan sudah diatur sebelum kompetisi dimulai. Terkait hal ini, Vigit mengaku tidak paham tentang permainan tersebut. Demikian pula soal kemungkiran gelar juara Persija di Liga 1 musim lalu sudah diatur.
Menurut Vigit, mungkin saja hal itu terjadi berdasarkan pengalamannya selama ini.
"Ya kalau menurut saya (seperti itu), karena saya tidak menonton pertandingan saat itu. Tapi saya berasumsinya seperti itu karena pengalaman saya di bola. Bahwa pertandingan yang diatur bermain pada akhir kompetisi itu rawan," ucap Vigit.
Pada pekan terakhir Liga 1 2018, Persija bermain di kandang sendiri saat mengalahkan Mitra Kukar 2-1. Namun, PSM yang menjadi pesaing terdekat mereka, juga bermain di kandang, dan menang atas PSMS.
Kronologi Persija Juara Liga 1 2018
Di Liga 1 2018, Persija berhasil menjadi juara dengan perbedaan satu angka saja dari PSM. Mereka mengoleksi 62 angka dari 34 laga, sedangkan PSM hanya 61 poin.
Rochy Putiray, mantan pemain tim nasional Indonesia, dalam obrolan "Blak-Blakan Soal PSSI" pada 2 Desember 2018 pernah menyebutkan Persija akan menjadi juara.
"Siapa yang mau taruhan sama saya kalau tahun ini Persija yang juara. Karena memang sudah lihat dong, Persib harusnya Persib itu punya poin, punya kans peluang untuk juara tahun ini, tetapi digembosi terus kok," kata Rochy ketika itu.
Ucapan Rochy tersebut diunggah seminggu sebelum pekan terakhir Liga 1 2018. Di sisi lain, saat itu Persija sudah memimpin klasemen.
Pertandingan penting bagi Macan Kemayoran terjadi pada pekan ke-33, ketika mereka mengalahkan Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar dengan skor 1-2.
Sebelum laga itu, Widodo Cahyono Putro mundur dari jabatannya sebagai pelatih Bali United. Alasannya, ia ingin fokus untuk memperoleh lisensi kepelatihan AFC A Pro.
Usai kemenangan Persija tersebut, mereka mengoleksi 59 angka, sedangkan PSM 58 poin. Sebenarnya Juku Eja masih bisa menyalip Macan Kemayoran. Pasalnya, mereka menyimpan satu laga lebih banyak. Namun, justru di laga "simpanan" tersebut, PSM hanya bisa main imbang 0-0 dengan Bhayangkara FC.
Dalam laga terakhir, Macan Kemayoran tampil di Gelora Bung Karno pada Minggu, 9 Desember 2018. Ketika itu mereka mengalahkan Mitra Kukar dengan skor 2-1 berkat dua gol Marko Simic. Sementara itu, PSM, juga tampil di kandang sendiri di pekan pamungkas, dan menaklukkan PSMS 5-1.
Kemenangan PSM itu sia-sia, karena Persija tetap memimpin satu poin dari mereka, dan merasakan gelar juara yang pertama setelah penantian selama 17 tahun.
Editor: Fitra Firdaus