tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap potensi ekonomi dari pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) PT Freeport Indonesia di Gersik Jawa Timur.
Smelter yang nantinya akan memproduksi sekitar 35 ton emas itu akan memindahkan industri hilir yang sebelumnya digarap di luar negeri.
“Kalau produksi 35 ton [emas], itu nilainya 1,8 miliar dolar AS. Jika produksinya 50 ton itu sampai $2,7 miliar dolar AS. Jadi bayangkan selama 40 tahun, yang 2 miliar dolar AS itu rata-rata dinikmati negara lain, apakah 70 persen ke Spanyol maupun ke Jepang. Jadi hari ini menjadi bersejarah karena ini seluruhnya akan diproduksi di Gresik,” kata Airlangga, Selasa (12/10/2021).
Airlangga menjelaskan, pembangunan smelter di Gersik akan meningkatkan nilai tambah perekonomian dari proses pengolahan hasil tambang seperti katoda tembaga dan juga fasilitas pemurnian logam berharga yang menghasilkan emas, perak, dan logam berharga lainnya.
Proses pengolahan yang dilakukan di dalam negeri ini akan memberikan peningkatan pada penerimaan negara.
Airlangga menjelaskan, pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gersik memiliki kapasitas pengolahan sampai 1,7 juta ton konsentrat per tahun. Dengan kapasitas tersebut smelter mampu memproduksi sekitar 600 ribu ton tembaga.
Adapun nilai investasi yang saat ini dilakukan untuk membangun smelter di Gersik mencapai Rp42 triliun. Ia berharap smelter PT Freeport Indonesia akan mendapat dukungan dari berbagai sektor agar proses produksinya bisa lebih optimal.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan pembangunan instalasi pemurnian dan pengolahan (smelter) tembaga PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, akan menyerap hingga 40 ribu tenaga kerja.
“Tadi disampaikan Pak Menteri, dalam masa konstruksi saja akan ada 40 ribu tenaga kerja, yang bisa bekerja. Artinya yang terbuka lapangan kerja akan banyak sekali di Kabupaten Gresik dan Provinsi Jawa Timur,” kata dia dikutip Antara Selasa (12/10/2021).
Jokowi mengatakan jumlah lapangan kerja yang terbuka di Jawa Timur (Jatim) akan semakin besar, jika pembangunan smelter telah selesai dan siap dioperasikan. Pembukaan lapangan kerja dari aktivitas industri merupakan salah satu tujuan penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Terbukanya lapangan kerja adalah salah satu nilai tambah yang dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya alam. Dampak pembukaan lapangan kerja juga bisa memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar yaitu peningkatan pendapatan.
Karena itu, Presiden Jokowi mendorong setiap industri yang bergerak di pertambangan dan minerba untuk melakukan hilirisasi. Proses hilirisasi juga akan mendorong industri dalam negeri untuk lebih mandiri dan berkembang, karena tidak tergantung dengan kegiatan pengolahan tambang di negara lain.
“Bisa bayangkan 1,7 juta ton. Itu kalau dinaikkan ke truk, yang kecil itu, biasanya mengangkut 3-4 ton, berarti berapa truk yang akan berjejer di sini? Kalau (setiap truk) isinya 3 ton saja, itu berarti ada 600 ribu yang berjejer di sini. Bayangkan, ini gede (besar) sekali,” jelas Presiden Jokowi.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali