Menuju konten utama

Sistem Ujian Nasional di Berbagai Negara, Hongkong Hingga Finlandia

Mengenal sistem ujian nasional di berbagai negara, mulai dari Hongkong, Belanda hingga Finlandia. 

Sistem Ujian Nasional di Berbagai Negara, Hongkong Hingga Finlandia
Siswa SMA Darul Ulum I Uggulan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama di Rejoso, Kecamata Peterogan, Jombang, Jawa Timur, Senin (1/4/2019). ANTARA FOTO/Syaiful Arif/ama.

tirto.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim akan menghapus sistem Ujian Nasional (UN) secara permanen mulai tahun ajaran 2020 dan menggantikannya dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.

Indonesia telah melaksanakan berbagai sistem ujian akhir bagi siswa sejak kemerdekaan tahun 1995 dilansir dari laman resmi Kemendikbud.

Ujian akhir yang bersifat nasional dimulai pertama kali pada 1950 dengan nama ujian penghabisan.

Sejak dilaksanakan pertama kali, ujian akhir nasional ini telah berulang kali mengalami pergantian nama, hingga pada 2003 dinamakan sebagai Ujian Nasional atau disingkat UN.

Pelaksanaan ujian nasional ditujukan sebagai penentuan kelulusan, memetakan mutu pendidikan secara nasional, dan sebagai seleksi menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Seluruh soal yang diujikan kepada para siswa disiapkan oleh pusat dengan menggunakan soal-soal dari Bank Soal Nasional.

Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) dibantu Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik).

Pembiayaan ditanggung oleh pemerintah pusat dan daerah dengan mutu lulusan didasarkan pada nilai rata-rata peserta didik.

Pelaksanaan Ujian Nasional di Luar Negeri

Tidak hanya Indonesia yang melangsungkan ujian akhir tingkat nasional untuk meluluskan siswa-siswinya.

Berikut adalah tata cara dan sistem penyelenggaraan ujian nasional di beberapa negara selain Indonesia dilansir dariLocal School Network.

1. Hongkong

Pada 2012, Hong Kong Diploma of Secondary Education (HKDSE) dirancang untuk diambil setelah 6 tahun sekolah menengah.

Hal tersebut terdiri dari empat pelajaran inti yaitu Bahasa Cina, Bahasa Inggris, Matematika, dan 2-3 mata pelajaran pilihan. Penilaian terdiri dari angka 1-5, dengan pencapaian tertinggi sebesar 5.

Hongkong juga menetapkan Penilaian Potensi Dasar (BCA) yang terdiri dari Bahasa Cina, Bahasa Inggris, dan Matematika.

Penilaian ini memiliki dua komponen yaitu penilaian siswa (sistem online) dan penilaian sistem wilayah dengan cara tes tertulis.

2. Belanda

Di Belanda, para siswa dengan usia 15 tahun mengikuti ujian akhir yang diselenggarakan secara nasional.

Tes ujian akhir tersebut menguji kemampuan pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan. Ini terjadi pada siklus pertama ujian nasional.

Pada siklus kedua, siswa mengalami ujian terminal khusus:

- VMBO yaitu kualifikasi pendidikan menengah pra-kejuruan. Ujian ini terdiri dari komponen umum wajib (Belanda, Inggris, Studi Sosial I, Pendidikan Jasmani dan Seni I), komponen opsional dan komponen khusus sektor (dipilih dari teknik dan teknologi, perawatan dan kesejahteraan, bisnis atau pertanian).

- HAVO yaitu kualifikasi pendidikan menengah umum. Kualifikasi ini terdiri dari komponen umum seperti pada VMBO, komponen khusus dan komponen opsional yang dipilih dari kombinasi subjek: sains dan teknologi, sains dan kesehatan, dan ekonomi dan masyarakat. Selain itu, siswa juga harus menuliskan proyek yang diperkirakan akan menghabiskan waktu 80 jam dalam pengerjaannya.

- VWO yaitu kualifikasi pra-universitas. Pengerjaan ujian kualifikasi ini sama dengan HAVO namun dengan beban studi yang lebih besar.

3. Perancis

Siswa pendidikan menengah bawah berakhir masa studinya saat umur 15 tahun ketika ia mengambil ujian cuti menengah bawah, brevet, yang terdiri dari tes bahasa Perancis, matematika, sejarah, geografi, dan pendidikan kewarganegaraan.

Hal tersebut juga bersamaan dengan penilaian berkelanjutan dari 13-15. Setelah satu tahun pendidikan menengah atas, siswa dapat melanjutkan atau menghentikan pendidikan mereka.

Siswa yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan menengah atas dapat memilih Baccalauréate, brevet teknis atau sertifikat kejuruan.

4. Selandia Baru

The National Certificate of Educational Achievement (NCEA) merupakan kualifikasi utama di semua tingkatan sekolah menengah atas.

Adanya ini memungkinkan beragam siswa di berbagai kursus di sekolah untuk memiliki prestasi untuk diakui dan dilaporkan.

Siswa akan memperoleh kredit menuju NCEA setelah menyelesaikan tahun 11 atau tahun terakhir wajib belajar.

Kursus yang disetujui untuk dipilih oleh para siswa tercantum dalam New Zealand Qualification Network (NZQF).

NCEA dimaksudkan untuk menjadi catatan komprehensif tentang pencapaian siswa dan landasan peluncuran untuk pembelajaran berkelanjutan dan karir siswa di masa depan.

Hal ini berdasar pada standard an melengkapi penilaian eksternal dengan penilaian internal di semua mata pelajaran sekolah konvensional di tiga tingkatan.

NCEA level 1 atau setara dengan tahun 11, NCEA level 2 setara dengan tahun 12, dan NCEA level 3 yang setara dengan tahun 13.

5. Finlandia

Siswa yang berusia 18-19 tahun di Finlandia mengikuti ujian matrikulasi. Ujian ini terdiri dari setidaknya empat tes:

- Bahasa ibu (wajib diambil)

- Tiga tes wajib lainnya dari bahasa nasional kedua, bahasa asing, matematika, dan satu tes dari sains atau humaniora.

- Satu tes mata uji opsional.

Baca juga artikel terkait UJIAN NASIONAL atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Agung DH