tirto.id - Film adaptasi novel John Green dengan judul sama The Fault in Our Stars adalah film yang rilis pada pada tahun 2014 lebih tepatnya pada tanggal 16 mei.
Film yang hanya memakan biaya produksi 12 juta dolar tersebut telah melampaui Divergent, film yang juga dibintangi aktor dan aktris yang sama, Shailene Woodley dan Ansel Elgort, yang hanya meraup 286,3 juta dolar.
Josh Boone bertindak sebagai sutradara, sementara Scott Neustadter dan Michael H. Weber bertugas sebagai penulis naskah.
The Fault in Our Stars bercerita tentang Hazel Grace Lancaster, seorang remaja tinggal di pinggiran kota Indianapolis yang menderita kanker tiroid yang telah menyebar ke paru-parunya.
Hazel Grace Lancaster mengalami depresi karena penyakit yang ia derita. Ibunya yang bernama Frannie mendesaknya untuk menghadiri kelompok dukungan pasien kanker mingguan.
Di sana Hazel bertemu Augustus "Gus" Waters yang kehilangan satu kakinya karena kanker tulang. Keduanya memiliki hobi yang sama yaitu membaca buku dan mereka mempunyai buku favorit masing-masing.
Gus memberikan Hazel Counter Insurgence sementara Hazel merekomendasikan An Imperial Affliction. sebuah novel tentang seorang gadis yang terkena kanker bernama Anna, memiliki penderitaan yang sama dengannya
Setelah beberapa minggu kemudian Gus memberi tahu Hazel bahwa dia telah melacak asisten Van Houten Lidewij dan telah berkorespondensi dengan Van Houten melalui email.
Van Houten menjelaskan bahwa dia hanya bersedia menjawab pertanyaan mereka secara langsung. Gus kemudian mengejutkan Hazel dengan tiket ke Amsterdam, yang diperoleh dari Make-A-Wish Foundation. Setelah masalah medis, dokter Hazel akhirnya mengizinkan perjalanan tersebut.
Hazel dan Gus tiba di Amsterdam dan Gus menyatakan cintanya pada Hazel pada saat makan malam romantis yang disponsori oleh Van Houten. Sore berikutnya mereka pergi ke rumah Van Houten, tetapi terkejut saat mengetahui bahwa dia adalah seorang alkoholik.
Terungkap bahwa email dari Van Houten sebenarnya berasal dari Lidewij, yang mengatur pertemuan tersebut tanpa sepengetahuan Van Houten. Van Houten mengejek Hazel karena mencari jawaban serius atas sebuah fiksi dan meremehkan kondisi medisnya.
Para remaja pergi, sangat putus asa. Lidewij mengundang mereka untuk pergi jalan-jalan untuk menebus pengalaman mereka yang hancur dan mereka mengunjungi Anne Frank House, tempat mereka berbagi ciuman pertama. Keesokan harinya, Gus memberi tahu Hazel bahwa kankernya telah kembali, menyebar ke seluruh tubuhnya, dan sekarang mematikan. Hazel patah hati.
Setelah mereka kembali ke Indianapolis, kesehatan Gus terus memburuk. Gus mengundang Hazel dan sahabatnya Isaac ke pra-pemakamannya, di mana mereka menyampaikan eulogi yang telah mereka persiapkan berdua. Hazel mengatakan kepadanya bahwa dia tidak akan menukar waktu singkat mereka dengan apa pun.
Penulis: Devi Putri Aji
Editor: Yulaika Ramadhani