Menuju konten utama

Sinopsis Novel Hujan yang Ditulis Tere Liye, Kisah Cinta Masa Depan

Novel Hujan bergenre sains fiksi bercerita tentang persahabatan yang berujung cinta antara tokoh Lail dan Esok. Latar waktunya adalah tahun 2042 hingga 2050

Sinopsis Novel Hujan yang Ditulis Tere Liye, Kisah Cinta Masa Depan
Tere Liye melayani sejumlah penggemar pada sesi penandatanganan buku usai talkshow bukunya di Palembang Sport and Convention Center. FOTO/Antara Foto/Feny Selly

tirto.id - Tere Liye adalah penulis populer asli Indonesia yang banyak menerbitkan novel dan cerpen. Buku-buku fiksi Tere Liye sangat digemari pembaca dan berkali-kali menjadi best seller.

Salah satunya adalah novel Hujan. Menurut Google Books, novel Hujan diterbitkan pada 2016 oleh PT. Gramedia Pustaka Utama. Dilansir situs buku Goodreads, novel setebal 320 halaman ini memperoleh rating 4,38 dari 5.

Novel bergenre sains fiksi ini bercerita tentang persahabatan yang berujung cinta antara tokoh Lail dan Esok. Latar waktunya adalah tahun 2042 hingga 2050.

Selain itu, novel Hujan juga mengangkat kisah persahabatan tokoh Lail dan Maryam selama menjadi relawan organisasi kemanusiaan.

Sinopsis Novel Hujan (2016), Kisah Cinta di Masa Depan

Di masa depan, pada 2042, dunia dipenuhi dengan teknologi-teknologi canggih. Peran manusia tergantikan oleh ilmu pengetahuan dan mesin mutakhir pada masa itu.

Lail adalah seorang perempuan berusia 13 tahun. Ketika hari pertama sekolah, Lail dihadapkan dengan bencana gunung meletus dan gempa dahsyat.

Bencana itu meluluhlantakkan kota tempat ia tinggal. Tidak hanya itu, musibah besar tersebut merenggut nyawa kedua orang tua Lail.

Beruntungnya, Lail diselamatkan oleh remaja laki-laki berusia 15 tahun yang bernama Esok. Laki-laki ini memiliki ibu yang juga penyintas bencana tersebut. Sayangnya, kedua kaki ibu Esok harus diamputasi.

Lail dan Esok menjadi dekat. Selepas bencana, mereka tinggal di sebuah pengungsian. Keduanya seperti kakak-adik yang tak terpisahkan.

Semua orang mengenali mereka dengan baik. Lail dan Esok juga sering membantu petugas pengungsian.

Singkat cerita, beberapa waktu kemudian pemerintah mengumumkan bahwa tempat pengungsian mereka akan ditutup.

Penutupan itu membuat Esok dan Lail berpisah. Lail menetap di panti sosial, sedangkan Esok diadopsi menjadi anak angkat sebuah keluarga kaya.

Belakangan, keluarga yang mengadopsi Esok diketahui merupakan keluarga walikota, pejabat terhormat di kota tempat tinggal mereka.

Saat di panti sosial, Lail bertemu dengan Maryam, teman sekamarnya yang sangat lucu, ceria, dan penuh semangat.

Lail dan Maryam menjadi teman dekat. Kelak, mereka bersama-sama memutuskan menjadi relawan. Lail dan Maryam mengabdikan hidup mereka untuk membantu orang-orang yang terdampak bencana.

Meskipun Lail dan Esok berpisah, keduanya memiliki jadwal pertemuan setiap sebulan sekali. Bagi Lail, pertemuan itu sangatlah berarti.

Saat bertemu, mereka mengisi pertemuan dengan obrolan ringan, berbagi cerita dari aktivitas atau kegiatan masing-masing.

Namun, jadwal pertemuan itu menjadi berantakan karena Esok meneruskan pendidikan ke ibukota. Akibatnya, Lail dan Esok hanya bisa bertemu saat Esok liburan semester.

Sementara itu, Lail dan kawannya, Maryam mendaftarkan diri sebagai relawan di sebuah organisasi kemanusiaan. Maryam dan Lail menjadi relawan termuda dan keduanya berprestasi.

Meskipun Lail dan Esok memiliki kesibukan masing-masing, tetapi Esok masih menyempatkan diri untuk menemui Lail.

Kedatangan Esok sering kali tanpa terduga-duga. Sayangnya, frekuensi pertemuan Lail dan Esok semakin jarang.

Mereka kemudian hanya bertemu satu kali setahun. Itu pun jika Esok tidak sibuk. Saat itulah intensitas komunikasi Lail dan Esok menjadi renggang.

Singkat cerita, Esok terlibat dalam proyek kapal luar angkasa yang akan membawa penduduk Bumi ke luar angkasa demi menghindari bencana dahsyat yang dikhawatirkan akan merusak Bumi.

Penduduk Bumi yang boleh pergi dipilih secara acak. Esok memiliki dua tiket. Ayah angkaynya, sang walikota meminta agar satu tiket itu diberikan kepada anak kandungnya, yaitu Claudia.

Kesalahpahaman terjadi. Lail menyadari perasaan yang ia miliki pada Esok. Di titik ini, Lail membutuhkan kepastian.

Namun, satu hari sebelum pengumuman pemerintah, tidak ada kabar dari Esok.

Perasaan Lail kacau, lalu ia memutuskan masuk ke ruang modifikasi ingatan. Lail ingin menghilangkan beban pikiran dan menghapus kenangan bersama Esok dari ingatannya.

Ternyata Esok sedang melakukan proses pemindahan data sehingga tidak bisa mengabari Lail.

Namun, proses operasi terlanjur dilakukan dan tidak bisa dihentikan. Lantas bagaimana kelanjutan kisah mereka? Akankan Lail melupakan Esok setelah kenangan tentang Esok mengisi hati dan memori Lail?

Baca juga artikel terkait HIBURAN atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Abdul Hadi