Menuju konten utama

Simak, Ini Strategi Pengembangan Digitalisasi UMKM Perempuan

Kominfo membagikan strategi untuk para UMKM perempuan agar melek teknologi untuk mendorong pertumbuhan kelanjutan UMKM nasional.

Simak, Ini Strategi Pengembangan Digitalisasi UMKM Perempuan
Perajin umkm memproduksi kerajinan rajut di Brisbie Rajut, Depok, Jawa Barat, Sabtu (30/10/2021). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.

tirto.id - Digitalisasi merupakan suatu kebutuhan dan keharusan bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) I Nyoman Adhiarna memberikan sejumlah strategi terkait pengembangan digitalisasi bagi UMKM khususnya perempuan di Indonesia.

"Pertama, adalah dengan melakukan production switching. Pandemi telah mendisrupsi beberapa sektor bisnis lainnya, sehingga beberapa komoditas mengalami kenaikan permintaan yang jauh meningkat," kata Nyoman dalam bincang daring G20 Empower dikutip dari Antara, Rabu (2/11/2022).

Lebih lanjut, Nyoman mengatakan bahwa banyak UMKM yang melakukan penyesuaian dengan permintaan yang ada di pasar dengan tujuan agar berhasil bertahan di tengah pandemi. Dia menilai dengan adanya peralihan produk para pengusaha tidak memerlukan modal begitu banyak.

"Mengingat karena UMKM perempuan bisa berperan sebagai reseller atau distributor barang yang sedang on demand," bebernya.

Strategi selanjutnya, Nyoman mengatakan pelaku UMKM berbasis perempuan dapat mengandalkan beberapa fitur dan kemampuan teknologi untuk memasarkan produknya lebih jauh lagi. Seperti pemasaran digital serta

"Misalnya melalui pemasaran digital (digital marketing), inventari komoditas pasar dan pelatihan menjadi reseller suatu produk, atau UMKM perempuan bisa mengandalkan media sosial untuk menjual produknya," ujarnya.

Tak hanya meningkatkan kemampuan digital, Nyoman pun berharap para pelaku UMKM perempuan dapat membuat wadah perkumpulan berbasis kearifan lokal. Tujuan utamanya adalah sebagai pemberdayaan perempuan.

Hal itu juga seiring dengan peran perempuan yang tinggi di sektor UMKM. Umumnya, perempuan banyak terkait dengan bidang perdagangan dan industri pengolahan seperti warung makan, toko kecil, pengolahan makanan dan industri kerajinan.

"Hal ini dikarenakan usaha ini bisa dilakukan di rumah sehingga tidak melupakan peran perempuan sebagai ibu rumah tangga," kata Nyoman.

Selain itu, Nyoman juga mendorong para pelaku UMKM untuk mengikuti berbagai program pelatihan digital bagi UMKM yang digelar baik oleh pemerintah maupun swasta seperti perusahaan e-dagang (e-commerce).

"Fasilitas pendampingan UMKM banyak tersedia. Harapannya, dengan ini, target kita yang lebih advanced, yaitu 30 juta pelaku UMKM -- sebagai produsen, bukan reseller, yang menjadi fokus kami, untuk (onboarding) digital," bebernya.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo menargetkan 30 juta pelaku UMKM untuk go digital di tahun 2024 untuk semakin mendorong potensi pertumbuhan ekonomi digital nasional.

Adapun menurut data yang dikutip dari situs Kemenkominfo, sektor UMKM telah memberikan kontribusi sebesar 61 persen terhadap PDB atau setara Rp8.573 triliun dan menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional.

Baca juga artikel terkait DIGITALISASI UMKM

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin