tirto.id - Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di berbagai bidang tak selamanya membawa pengaruh positif. Jika tak disikapi dengan baik, kemajuan IPTEK berpotensi membawa dampak buruk bagi masyarakat. Karena itu, harus ada filter atau sikap selektif menghadapi kemajuan IPTEK agar tak mudah goyah atau hanyut dalam arus kemajuan pengetahuan dan teknologi.
Berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia tidak lepas dari pengaruh kemajuan IPTEK. Bagaimanapun juga, perkembangan IPTEK sangat dinamis sebagai ilmu terapan yang dikembangkan manusia dengan tujuan menerapkan pengetahuan yang dimiliki.
Tujuan sederhana dari perkembangan IPTEK adalah untuk mempermudah kehidupan manusia. IPTEK berfungsi mendorong kemajuan peradaban manusia. Jika dimanfaatkan dengan baik, IPTEK juga dapat meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa dalam mencapai tujuannya.
Seperti negara-negara lain yang berupaya mengembangkan IPTEK, Indonesia juga memberikan keleluasaan kepada rakyatnya untuk memanfaatkan bidang ini. Hal itu tercermin dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 di pasal 28 dan 31.
"Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia," (Pasal 28 C Ayat 1 UUD 1945).
"Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia," (Pasal 31 Ayat 5 UUD 1945).
Selain memberikan dukungan kepada rakyat dalam mengembangkan IPTEK, pemerintah juga berkewajiban mengawasi perkembangan IPTEK dalam bingkai nilai agama dan persatuan bangsa. Sebab, IPTEK membawa dampak positif dan negatif sekaligus.
Dikutip dari bukuPendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2018) yang ditulis Yusnawan Lubis dan Mohamad Sodeli, terdapat beberapa sikap yang dapat diambil oleh suatu bangsa ketika menghadapi kemajuan IPTEK.
Pertama, menolak dengan tegas semua pengaruh kemajuan IPTEK dalam semua aspek kehidupan.
Kedua, menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa disaring terlebih dahulu.
Ketiga, bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut, yaitu mengambil hal-hal positif dari kemajuan IPTEK dan membuang hal-hal negatif.
Berdasarkan tiga hal di atas, Indonesia cenderung memilih sifat selektif terhadap kemajuan IPTEK. Tujuannya agar kita mendapatkan dampak positif dari perkembangan IPTEK dan terhindar dari hal-hal negatifnya.
Evy Pajriani dalam Pengaruh Kemajuan IPTEK Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (2020) menuliskan bahwa sikap selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk memiliki dan menentukan alternatif terbaik bagi kehidupan, lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara melalui proses hati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam pengaruh dari luar.
Dengan demikian, semua yang diperoleh dari kemajuan IPTEK dapat diterima semua pihak dengan penuh tanggung jawab.
Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK dalam Berbagai Bidang
Dalam tulisan ini, akan dijabarkan sikap selektif terhadap IPTEK yang dapat diterapkan di berbagai bidang.
Sejumlah bidang yang perlu sikap hati-hati menghadapi kemajuan IPTEK adalah bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Politik
Terdapat beberapa hal yang harus dijadikan panduan bangsa Indonesia ketika mengikuti kemajuan IPTEK dalam bidang politik, yakni demokrasi, kebebasan, keterbukaan, dan hak asasi manusia.
Keempat hal ini merupakan standardisasi yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Apabila suatu negeri, termasuk Indonesia menentang standardisasi tersebut, tentunya akan mendapatkan beberapa kerugian, misalnya dianggap sebagai musuh bersama, diberikan sanksi embargo dalam berbagai bidang yang akan berdampak buruk dalam kehidupan bangsa.
Menanggapi hal ini, pemerintah Indonesia harus menggunakan Pancasila sebagai pedoman untuk menunjukan eksistensi sebagai negara kuat, mandiri, tidak meninggalkan kerja sama, saling menguntungkan, menghargai hak, dan lainnya.
Sikap selektif terhadap IPTEK di bidang politik ditunjukkan dengan tindakan sebagai berikut:
- Mengembangkan demokratisasi dalam segala bidang.
- Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.
- Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan peranannya secara baik dan benar.
- Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
- Menegakkan supremasi hukum.
- Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional
Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Ekonomi
Pada kenyataanya, persaingan ekonomi dikuasai oleh negara-negara maju. Keadaan ini tentunya memberikan ruang sempit bagi negara-negara berkembang.
Dalam hal ini, Indonesia menganut sistem ekonomi kerakyatan yang dapat digunakan sebagai senjata utama untuk mengatasi efek negatif perkembangan IPTEK.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan tujuan itu adalah sebagai berikut:
- Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar dalam negeri sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
- Pertanian sebaiknya dijadikan prioritas utama karena mayoritas penduduk Indonesia bermatapencaharian sebagai petani.
- Industri-industri sebaiknya menggunakan bahan baku dari dalam negeri sehingga tidak bergantung impor dari luar negeri.
- Menguatkan sistem perekonomian berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya, segala sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak haruslah berharga murah dan terjangkau.
- Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank Dunia, dan WTO.
- Mempererat kerja sama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-sama menghadapi kepentingan negara-negara maju.
Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Sosial Budaya
Pada bidang sosial budaya, perkembangan IPTEK membawa pengaruh dalam bentuk gaya hidup, gaya pakaian, dasar ikatan hidup bermasyarakat, serta keterbukaan informasi dan ilmu pengetahuan.
Bagi Indonesia, pengaruh tersebut harus disaring menggunakan nilai-nilai Pancasila sebagai jati diri bangsa.
Beberapa nilai dan perilaku yang harus diterapkan bangsa Indonesia untuk bersikap selektif terhadap kemajuan IPTEK di bidang sosial budaya sebagai berikut:
- Terbuka terhadap inovasi dan perubahan.
- Merawat kearifan lokal, budaya, dan adat istiadat masyarakat Indonesia yang beragam.
- Berorientasi pada masa depan daripada masa lampau.
- Dapat memanfaatkan kegunaan IPTEK secara efektif dan efisien, bukan hanya silau dengan tampilan, misalnya gaya berpakaian atau gaya hidup konsumtif.
- Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi.
- Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan berkelanjutan.
- Menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi