tirto.id - Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko menyatakan Keuskupan Agung Semarang mempercayakan pengungkapan kasus penyerangan Gereja Katolik Santa Lidwina Bedog, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kepada aparat penegak hukum.
Dia juga menyerukan agar umat Katolik menyikapi kasus penyerangan Gereja Santa Lidwina Bedog ini dengan tenang.
"Umat tetap tenang dan tidak perlu terpancing emosi. Persoalan ini sudah ditangani aparat yang berwajib dan diharapkan bisa segera tuntas," kata Rubiyatmoko di Semarang pada Minggu (11/2/2018) seperti dikutip Antara.
Penyerangan Gereja St Lidwina Bedog dilakukan oleh seorang pemuda bernama Suliono. Dia membawa pedang dan mengamuk di dalam gereja itu saat ibadah Misa Ekaristi berlangsung pada Minggu pagi, 11 Februari 2018. Serangan Suliono melukai lima orang. Tiga jemaat dan satu pastor, yakni Romo Karl Edmund Prier, terluka dan sedang dirawat di RS Panti Rapih. Seorang polisi yang hendak meringkus Suliono juga terkena sabetan pedang.
Pihak kepolisian masih menyelidiki motif maupun identitas lengkap Suliono yang diketahui asal Banyuwangi dan berstatus sebagai mahasiswa di salah satu kampus di Magelang tersebut. Suliono kini dirawat di RS Bhayangkara Polda DI Yogyakarta karena polisi harus menembak kakinya saat melumpuhkan pemudia berusia 22 tahun itu.
Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko mengaku telah menjenguk para korban luka pada kejadian tersebut. Menurut dia, para korban sudah tertangani dengan baik.
"Mereka tidak dendam sama sekali. Mereka justru merasakan begitu Tuhan melindungi dalam kejadian tersebut," kata Rubiyatmoko.
Dia juga berharap insiden ini menjadi pelajaran agar masyarakat harus bisa menjaga kehidupan bersama dan jangan sampai mudah diadu domba sehingga menimbul kecurigaan satu sama lain.
Ia juga mengaku belum mengetahui secara pasti motif penyerangan tersebut. Dia berharap aparat kepolisian segera menuntaskan pengusutan kasus ini.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom