tirto.id - Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia menyatakan sebanyak 58 orang tewas dan puluhan orang lagi cedera akibat serangan gas beracun. Terkait serangan itu, Kementerian Luar Negeri Suriah pada Selasa (4/4/2017) waktu setempat, mengaku bahwa militer Suriah tidak memiliki senjata kimia jenis apapun.
Kementerian juga mengecam laporan yang disebutnya sama sekali tak berdasar bahwa Angkatan Udara Suriah melancarkan serangan gas beracun terhadap Kota Kecil Khan Sheikhoun, yang dikuasai gerilyawan, di Provinsi Idlib di bagian barat-laut negeri itu Selasa pagi kemarin.
"Militer Suriah tak memiliki senjata kimia dan tidak menggunakannya sebelum ini di kota mana pun di Suriah," demikian kementerian menegaskan.
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan kepada stasiun TV pan-Arab Al-Mayadeen balik menuduh gerilyawan yang didukung Perancis, Inggris, Turki, dan Arab Saudi-lah yang melancarkan serangan kimia di Khan Sheikhoun.
Ia juga mengatakan negaranya telah memenuhi semua komitmennya sebagaimana diatur Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).
Diwartakan Antara, pejabat Suriah tersebut pada Rabu (5/4/2017) pagi, juga mendesak masyarakat internasional agar menyeret ke pengadilan semua pihak yang berada di belakang serangan itu.
Mekdad menyatakan Pemerintah Suriah telah memberikan keterangan kepada OPCW beberapa pekan lalu mengenai penyelundupan bahan kimia oleh Front Nusra ke dalam wilayah Suriah Utara.
Untuk diketahui, serangan gas beracun pada Selasa bukan yang pertama di Suriah. Serangan senjata kimia disebut-sebut telah terjadi di beberapa daerah di Suriah dalam beberapa tahun belakangan, sementara Pemerintah Damaskus dan gerilyawan saling melempar tuduhan.
Sebanyak 1.400 orang tewas ketika beberapa daerah yang dikuasai gerilyawan di pinggir Ibu Kota Suriah, Damaskus, diserang oleh roket yang berisi bahan kimia sarin pada 21 Agustus 2013. Oposisi dan pemerintah juga saling melempar tuduhan.
Pada tahun yang sama, serangan bahan kimia terjadi di Kota Kecil Khan Al-Asal, yang dikuasai pemerintah, di pinggir Aleppo. Beberapa prajurit Suriah dan warga sipil tewas atau menderita sesak nafas. Pemerintah menuduh gerilyawan yang kemudian dibantah gerilyawan.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari