Menuju konten utama

Semua Bus Transjakarta Listrik Ditargetkan Beroperasi pada 2030

ITDP dan Transjakarta menargetkan bus berbasis listrik akan beroperasional sepenuhnya pada 2030.

Semua Bus Transjakarta Listrik Ditargetkan Beroperasi pada 2030
ITDP Sustainable Emobility di Hotel Arya Duta Jakarta Pusat. foto/Hanif Reyhan Alghifari

tirto.id - Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia bersama dengan Transjakarta mengusung rencana untuk menargetkan operasional bus berbasis listrik pada 2027 sebanyak 50 persen. Lalu disusul pada 2030 bus berbasis listrik (e-bus) akan beroperasional sepenuhnya mencapai 100 persen.

“Pada fase kedua di tahun 2022-2023, ITDP Indonesia berfokus untuk menciptakan kondisi yang mendukung elektrifikasi bus berskala besar, termasuk kerangka kebijakan, strategi implementasi hingga tahun 2030, final business case untuk meningkatkan akses kepada pembiayaan, dan peningkatan kapasitas,” ucap Direktur Interim ITDP Indonesia Gonggomtua Sitanggang di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (24/5/2023).

“Sebagai hasilnya, Transjakarta dan pemerintah DKI Jakarta sekarang memiliki alternatif skema pembiayaan dan model bisnis, bersama dengan kerangka kebijakan yang kuat untuk membantu mempercepat elektrifikasi armada Transjakarta dalam rangka mencapai target 100 persen elektrifikasi di 2030,” lanjutnya.

Gonggom menambahkan, elektrifikasi skala besar armada Transjakarta dinilai layak secara finansial dan ekonomi dan perlu diterapkan segera untuk memaksimalkan manfaatnya.

Elektrifikasi seluruh armada pada 2030 diproyeksikan menghasilkan manfaat ekonomi dan sosial bersih sebesar Rp4,2 triliun secara kumulatif dan mengurangi hampir 60 persen emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dibandingkan dengan skenario Business-as-Usual (BaU).

“Studi tersebut menemukan bahwa upaya elektrifikasi armada Transjakarta sudah layak secara finansial dan ekonomi, sehingga perlu segera diimplementasikan untuk memaksimalkan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Gonggom mengatakan dari sisi kebijakan yang melibatkan Kementerian Keuangan juga dinilai dapat menghasilkan cost of fund terendah untuk pengadaan bus listrik.

Kemudian, dari sisi Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dapat menjadi instrumen investasi alternatif untuk membiayai program e-bus.

Namun, untuk memastikan kelayakan transisi ke bus listrik tersebut, ITDP melalui hasil studinya menjelaskan bahwa Transjakarta harus mengeksplorasi skema pembiayaan baru seperti pemisahan kepemilikan aset dan operasional armada, serta menerapkan skema leasing dengan operator untuk mendistribusikan risiko operasional dan beban pembiayaan.

Selain itu, ITDP Indonesia bersama dengan UK PACT (Partnering for Accelerated Climate Transitions) dari Pemerintah Inggris akan memberikan bantuan kepada Transjakarta demi mencapai target elektrifikasi armada Transjakarta pada 2030.

Beberapa aspek bantuan meliputi, peta jalan implementasi armada bus listrik, penguatan kerangka kebijakan seputar elektrifikasi bus, alternatif skema pendanaan, pengembangan business case implementasi bus listrik untuk armada Transjakarta, dan Toolkit Perencanaan Bus Listrik” yang telah dilengkapi dengan Gender-Impact Assessment (GIA).

Menurut Gonggom, studi ini nantinya akan menjadi landasan strategis dalam mencapai target implementasi bus listrik di Jakarta pada 2030. Terutama dalam membangun kapasitas, rencana aksi, dan basis keuangan & regulasi untuk meningkatkan E-bus Transjakarta.

“ITDP Indonesia sangat senang dan bangga dapat terus bekerja sama dengan para mitra yang tidak hanya memiliki kesamaan visi tetapi juga komitmen yang besar dalam mewujudkan kota-kota dengan konsep sustainable city di Indonesia, dimulai dari Jakarta. Kami juga mengapresiasi dukungan dan respons baik dari Pemerintah atas adopsi dan keberlanjutan dari studi yang telah kami lakukan,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BUS TRANSJAKARTA atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Bisnis
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Maya Saputri