Menuju konten utama

Semaai Siap Transformasi Pertanian RI dengan Dana US$ 1,25 Juta

Pendanaan ini dipimpin oleh Surge dari Sequoia Capital India, dengan partisipasi dari Beenext dan para angel investor. 

Semaai Siap Transformasi Pertanian RI dengan Dana US$ 1,25 Juta
Startup Agritech Semaai Mengumpulkan Pendanaan Sebesar US$1.25 Juta Untuk Memulai Transformasi Pedesaan dan Pertanian di Indonesia. foto/Rilis Agritech semaai

tirto.id - Startup AgTech berbasis di Indonesia, Semaai, mengumumkan pendanaan tahap awal sebesar 1,25 juta dolar AS yang dipimpin oleh Surge, program percepatan untuk startup di kawasan Asia Tenggara dan India dari Sequoia Capital India, dan Beenext.

Startup ini membangun solusi agritech yang lengkap untuk membantu petani dan UMKM pedesaan memaksimalkan potensi pendapatan mereka dan revitalisasi komunitas pertanian pedesaan di Indonesia.

Pertanian di Indonesia adalah sebuah industri dengan nilai US$100 miliar yang terdiri dari 13,5% dari PDB negara, dan didukung oleh lebih dari 40 juta petani dan usaha kecil di daerah pedesaan - hampir sepertiga (29%) dari angkatan kerja di Indonesia.

Sebagian besar tenaga kerja pertanian terdiri dari petani kecil, petani skala kecil, dan UMKM pedesaan seperti toko tani, yang merupakan pengecer pertanian kecil yang memasok sarana produksi (saprodi) dan alat-alat pertanian (alsintan) kepada petani kecil.

Meskipun kontribusi mereka pada perekonomian di Indonesia sangat besar, para petani dan UMKM pedesaan ini menghadapi tantangan besar untuk dapat mempertahankan mata pencaharian mereka.

Padahal, permintaan kelas menengah akan produk makanan yang beragam semakin meningkat. Namun, mereka belum bisa memanfaatkan momen ini karena rantai pasok pertanian yang sangat terfragmentasi dan kompleks di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan penetapan harga yang tidak jelas, kurangnya akses ke saprodi dan alsintan yang terjangkau, dan kesenjangan besar dalam supply dan demand.

Semaai bertujuan untuk mengatasi masalah sistemik tersebut dengan menawarkan rangkaian layanan yang komprehensif untuk komunitas pertanian pedesaan.

Startup ini mengkombinasikan konsultasi khusus melalui tim ahli agronomi, akses ke teknologi modern serta saprodi dan alsintan dengan harga terjangkau seperti benih, pestisida dan pupuk.

Semaai berencana untuk memperluas jaringan pusat layanan pengiriman untuk menyebarkan layanan mereka, dimulai dari toko tani (pengecer pertanian) dan akhirnya menjangkau mayoritas petani kecil di pedesaan Indonesia.

Pada akhirnya, hal ini memastikan bahwa para petani dapat memotong perantara, mendapatkan harga terbaik dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan mereka melalui rantai pasok pertanian yang lebih transparan dan efisien.

Dalam kurun waktu lima bulan sejak peluncuran, Semaai telah berhasil pertumbuhan gross merchandise value (GMV) dari produk yang dijual ke toko pertanian dan koperasi sebesar sepuluh kali lipat dalam waktu lima bulan.

Ini sesuai dengan ambisi Semaai untuk menjangkau dan memberikan manfaat kepada 100.000 petani kecil dan UMKM pedesaan di tahun depan.

"Digitalisasi UMKM di sektor hulu pertanian berpotensi menjadi game-changer bagi agroekosistem Indonesia. Di Semaai, kami percaya dalam memanfaatkan teknologi untuk mengubah pola pikir dan cara petani dan pelaku UMKM dalam menjalankan kegiatan mereka, dan melengkapi mereka dengan alat dan keterampilan yang diperlukan untuk memaksimalkan keuntungan mereka," ujar Muhammad Yoga Anindito, co-founder Semaai.

Ia menambahkan, "Kami yakin bahwa bersama dengan tim kami yang berpengalaman dan pendekatan online-ke-offline yang unik, kami dapat tumbuh secara eksponensial untuk memberikan dampak yang berarti bagi lebih banyak petani. Dana dari penggalangan ini akan kami gunakan untuk memperkuat tim kami, memperdalam sistem distribusi kami dan ekspansi ke seluruh Indonesia."

Semaai didirikan pada bulan April tahun 2021 oleh Muhammad Yoga Anindito, Abhishek Gupta dan Gaurav Batra.

Yoga sebelumnya memimpin perusahaan distributor input pertaniannya sendiri, Hasana, yang sangat memperdalam pemahamannya tentang value chain pertanian Indonesia, dan meraih gelar Sarjana dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan gelar Master dari Universitas Stuttgart.

Abhishek telah berpengalaman bekerja dengan pemerintah Indonesia, Australia dan India, Unilever dan World Bank untuk memimpin berbagai projek rural dalam bidang agrobisnis, fintech dan kebijakan.

Gaurav telah memimpin banyak tim keahlian teknik, pertumbuhan dan analitik di berbagai startup yang berfokus secara global, dan sebelumnya bekerja di Goldman Sachs.

Angel investor seperti Nipun Mehra, Founder & CEO dari startup e-commerce, Ula; Harshet Lunani, founder dan CEO dari Qoala; dan Prashant Pawar, Bankir Investasi Teknologi di Houlihan Lokey juga ikut berpartisipasi dalam pendanaan ini.

Penulis: Tim Media Servis