tirto.id - Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono mengikuti tahap keempat seleksi capim KPK. Dalam tahap keempat, Giri bersama lima orang lainnya harus bekerja sama dan saling bertukar pikiran.
Salah satu pihak yang berada satu kelompok dengan Giri adalah Irjen Firli Bahuri. Firli sebelumnya pernah menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK.
"Dengan Pak Firli, dengan Pak Agus [Winoto] PPATK," kata Giri di Gedung Lemhannas, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Salah satu kerja sama yang harus dilakukan adalah membuat menara dari sedotan. Tetapi, Firli tak mau membuka hasilnya. Dia juga tak menyatakan kerja samanya berlangsung baik.
"Informasi yang disampaikan dalam konteks seleksi, saya tak bisa menyampaikan. Saya enggak bisa menilai, saya dinilai soalnya," katanya.
Sedangkan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif berada satu kelompok dengan anggota Polri Brigjen Juansih. Menurut dia, kerja sama dengan empat orang lain berlangsung baik.
"Kan disuruh menjelaskan prioritas-prioritas, apa yang akan dikerjakan kalo jadi komisioner, berdasarkan hal-hal yang ingin dikembangkan di KPK. Habis itu kita saling bertanya, saling melengkapi. Lalu disuruh bikin menara gitu dengan sedotan. Alhamdullilah berhasil," tuturnya.
Sejauh ini, Pansel Capim KPK telah menyaring dari 104 nama menjadi 40 nama selepas melewati tahap tes psikologi.
Hal itu diumumkan langsung oleh Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih di gedung Sekretariat Negara (Setneg) Jakarta, Senin (5/8/2019).
"Dinyatakan lulus tes psikologi sebanyak 40 orang," kata Yenti di gedung Sekretariat Negara (Setneg) Jakarta, Senin (5/8/2019).
Peserta yang lolos terdiri dari 36 laki-laki dan 4 perempuan. Untuk latar belakang profesi, terdapat akademisi atau dosen (7), advokat atau konsultan hukum (2), jaksa (3), pensiun jaksa (1), hakim (1), anggota Polri (6), auditor (4), Komjak atau Kompolnas (1), Komisioner atau pegawai KPK (5), PNS (4), pensiun PNS (1), dan lain-lain (5).
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno