tirto.id - PM Mari Alkatiri, Dubes RI dan Dubes Portugal untuk Timor Leste meresmikan Seven Air Perkasa Flight School, sekolah penerbangan pertama di Timor Leste, Jumat (16/3/2018). Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama proyek pembangunan Bandara International Oecusse, di Oecusse, Timor Leste oleh Presiden ZEESM TL dan Seven Air Perkasa Timor Leste.
"Pembukaan sekolah penerbangan ini merupakan hasil dari persahabatan, hubungan baik dan kemitraan antara Pemerintah RDTL dan Pemerintah RI, demi kemajuan bersama di masa depan," kata Dubes RI untuk Timor Leste, Sahat Sitorus dalam keterangan resmi KBRI Dili yang diterima Tirto, Jumat.
Ditambahkan Dubes Sehat, sekolah ini memanfaatkan fasilitas bandara di Oecusse yang tengah dibangun oleh salah satu BUMN RI, WIKA. Proyek Bandara Internasional Oecusse dengan fasilitas lengkap ini diproyeksikan akan selesai pada bulan Oktober 2018.
Sementara PM Mari Alkatiri dalam sambutannya menyampaikan bahwa sekolah penerbangan internasional ini dapat meningkatkan kesejahteraan sosial rakyat senada dengan semakin meningkatnya nilai investasi di bidang pembangunan ekonomi Timor Leste.
"Saya tidak akan melupakan setiap distrik di Timor Leste, termasuk Oecusse," kata PM Alkatiri.
Sekolah penerbangan pertama di Timor Leste ini hasil kerja sama Pemerintah Timor Leste, Pemerintah Indonesia, ZEESM TL, serta perusahaan swasta Indonesia dan Portugal yang tergabung dalam Seven Air Perkasa Timor Leste Flight School.
Target pasar sekolah penerbangan ini bukan hanya untuk siswa Timor Leste saja, namun juga untuk menarik siswa asing dari negara-negara berbahasa Portugis dan juga negara-negara dari kawasan Asia Tenggara, Oceania, serta Asia Pasifik.
Menurut ketua pelaksana Seven Air Perkasa Flight School Timor Leste, Septo Sudiro, sekolah penerbangan ini mempunyai program zero-to-hero dengan biaya yang terjangkau dibandingkan sekolah penerbangan lainnya.
"Dalam program zero-to-hero, para siswa akan dilatih sampai memiliki 500 jam terbang on-type di Airbus 329 atau Boeing 737, lalu setelah lulus para siswa akan disalurkan ke berbagai maskapai penerbangan internasional oleh sekolah ini," jelasnya.
Selain pelatihan untuk pilot, ke depannya sekolah penerbangan ini juga membuka sekolah untuk Air Traffic Controller (ATC) dan teknisi pesawat. Diharapkan alumni sekolah ini dapat meningkatkan reputasi Timor Leste di dunia penerbangan internasional.
Para lulusan sekolah penerbangan ini dapat menerbangkan pesawat komersial setelah menyelesaikan seluruh program pendidikan selama 2,5 tahun. Mereka juga dapat bekerja di berbagai maskapai di seluruh dunia.
Para pengajar Seven Air Perkasa Flight School diantaranya adalah para pilot senior dari berbagai maskapai penerbangan, seperti Garuda Indonesia, dengan segudang pengalaman yang mumpuni.
Di masa depan, diharapkan sekolah ini dapat meluluskan pilot-pilot andal asal Timor Leste dan menjadi pusat pelatihan penerbang di kawasan Asia Oseania.
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Ibnu Azis