tirto.id - Keinginan memiliki Mobnas sudah ada sejak era pemerintahan Orde Baru, berbagai percobaan perorangan dan perusahaan hingga ada dukungan pemerintah untuk melahirkan Mobnas sempat muncul.
Belasan mobil yang disebut-sebut sebagai cikal dari Mobnas, antara lain Maleo (1993), Bakrie Beta 97 MPV (1994), Timor (1995), Bimantara (1995), MR 90 (1994), Kalla Motor, Texmaco Macan, Gang Car, Marlip, Kancil, Gea, Tawon (2007), Fin Komodo, Wakaba, Arina, Nuri, Boneo, dan Esemka.
Bagi prinsipal otomotif asing, semangat menghadirkan mobnas Indonesia membuat mereka resah karena dianggap tak adil. Pihak Jepang yang sudah lama merintis investasi otomotif Indonesia sejak 1970-an sempat dibuat khawatir hingga akhirnya mengadu ke organisasi perdagangan dunia atau World Trade Organization (WTO), terkait kemunculan merek mobil Timor dan Bimantara pada era akhir 1990-an.
Dikutip dari www.wto.org, pada 1996 Jepang sempat melayangkan protes ke WTO terkait program mobnas Indonesia. Indonesia dianggap melanggar ketentuan General Agreements on Tariff and Trade (GATT) atau kaidah perdagangan bebas.
Program Mobas Indonesia dianggap hanya menguntungkan salah satu negara yaitu Korea Selatan (Korsel). Pada 22 April 1998, Dispute Settlement Body WTO memutuskan bahwa program mobnas melanggar asas perdagangan bebas. Pasca keputusan ini, proyek mobnas pun akhirnya pupus.