Menuju konten utama

Sejarah Cannes Film Festival, Format, & Daftar Pemenang Terbaru

Festival Film Cannes yang lahir dari perlawanan kepada propaganda fasis, kini menjadi salah satu ajang film paling bergengsi di dunia.

Sejarah Cannes Film Festival, Format, & Daftar Pemenang Terbaru
Seorang pekerja berjalan melewati poster resmi di gedung festival menjelang Festival Film Cannes ke-72 di Cannes, Prancis, Minggu (12/5/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Regis Duvignau

tirto.id - Saban bulan Mei, Kota Cannes di bagian selatan Prancis menghelat panggung ikonik yang dihadiri para sineas dari berbagai belahan dunia. Di kota ini, Festival Film Cannes biasanya digelar selama hampir dua minggu, dengan memutar film-film terpilih dari sutradara kenamaan maupun pendatang baru. Tidak hanya selebrasi perfilman, festival yang memiliki sejarah panjang ini juga menjadi ruang perbincangan ide dan kritik film termutakhir.

Tentu gengsi yang melekat pada Cannes Film Festival tidak dibangun dalam semalam. Sejak awal penyelenggaraannya, festival ini turut membentuk wacana perfilman dunia.

Cannes sering mendongkrak nama-nama sutradara dari berbagai negara. Sebut saja Jean-Luc Godard, Ingmar Bergman, Lars von Trier, hingga Ken Loach. Festival ini mengorbitkan banyak judul film terkenal setiap tahun, seperti Parasite (2019), La La Land (2016), Amour (2012), The Pianist (2002), dan banyak lagi.

Sejarah Festival Film Cannes: Lahir untuk Melawan Propaganda Fasis

Penyelenggaraan Festival Film Cannes berangkat dari ruang konfrontasi politik. Gagasan menggelar festival ini menjadi bagian dari perlawanan sineas Prancis terhadap propaganda rezim fasis Italia di bawah Benito Mussolini.

Pada mulanya, tiga tokoh film Prancis yakni Philippe Erlanger, Rene Jeanne, dan Menteri Pendidikan Jean Zay kecewa usai menghadiri Festival Film Venice. Mereka tidak puas dengan keberhasilan beberapa film pro-fasis memenangkan penghargaan di ajang tersebut. Kemarahan mereka memuncak ketika film anti-perang The Grand Illusion karya Jean Renoir justru tak mendapat penghargaan dari juri.

Sepulang dari Venice dengan rasa kecewa, mereka menginisiasi festival tandingan, yang diklaim bebas dari propaganda politik. Festival ini dirancang untuk merayakan film sebagai sebuah karya seni murni, tanpa intervensi pihak mana pun.

Pada 1 September 1939, perhelatan ini mendapat izin dari Kementerian Pendidikan Prancis dengan nama Le Festival International du Film. Namun, festival ini hanya sempat memutar satu film berjudul Quasimodo dan tidak berlanjut lagi. Tahun itu, Eropa mulai memasuki gelapnya Perang Dunia 2 yang dipicu oleh invasi Jerman ke Polandia.

Tujuh tahun berselang, Erlanger dan kawan-kawannya menghidupkan kembali Le Festival International du Film dengan dana patungan. Pemerintah Prancis yang sempat babak belur akibat Perang Dunia II kala itu tidak memiliki dana untuk mendukung festival ini.

Cannes Film Festival akhirnya berhasil digelar untuk pertama kali pada pada 20 September 1946. Festival ini menayangkan sejumlah film yang kemudian menjadi klasik seperti Rome, Open City karya Roberto Rossellini hingga Notorious besutan Alfred Hitchcock.

Pada tahun-tahun berikutnya, Festival Cannes terus berkembang. Tahun 1951 menjadi titik penting karena para produser menghimpun dana untuk pembangunan Palais de Festival, tempat yang menjadi venue khusus untuk kegiatan Cannes Film Festival.

Lambat laun pamor Festival Cannes menanjak ke level dunia. Pada tahun 1959, Menteri Kebudayaan Prancis saat itu, Andre Malraux, menginisiasi pasar film internasional atau Marché du Film untuk memperkuat daya tarik komersial. Dia berambisi menarik para pekerja industri film dunia untuk datang ke Cannes.

Sekalipun lahir dari idealisme seni untuk seni, Festival Film Cannes tak terlepas sepenuhnya dari pengaruh dinamika politik di Eropa. Gambaran paling lugas dari kondisi ini terlihat saat pertikaian faksi kiri dan kanan di Prancis memanas pada dekade 1960-an.

Puncaknya saat edisi Festival Cannes ke-21 pada 1968 batal digelar sesuai rencana. Para pekerja film seperti Truffaut, Godard, Claude Berri, Claude Lelouch, sampai Louis Malle saat itu memobilisasi massa untuk turun ke jalan bersama demonstran Mei 1968. Mereka juga menentang penyelenggara festival hingga terjadi kerusuhan. Akibatnya dari 28 film, hanya 11 yang bisa ditayangkan di Festival Cannes 1968.

Kontroversi kerap pula mengiringi gelaran Festival Cannes. Salah satu yang membetot perhatian publik pada abad 21 adalah insiden "Heelgate". Peristiwa ini membikin geger Festival Cannes 2015 saat sejumlah tamu wanita dilarang memasuki area pemutaran perdana di karpet merah pada tahun 2015 lantaran mengenakan sepatu beralas datar, bukan dengan hak tinggi. Insiden ini memicu gelombang solidaritas dari banyak selebritas perempuan, yang kemudian mengenakan sepatu datar, bahkan bertelanjang kaki, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan tidak tertulis tersebut.

Bersamaan dengan peringatan 70 tahun Festival Cannes pada 2017, muncul pula polemik regulasi pemutaran film. Kebijakan ini berdampak signifikan pada keikutsertaan sejumlah platform digital, termasuk Netflix, yang setahun kemudian menarik seluruh filmnya dari festival sebagai bentuk protes.

Terlepas dari itu, harus diakui Festival Cannes ikut memengaruhi sejarah perfilman dunia. Cannes Film Festival kini selevel dengan Venice Film Festival dan Berlin International Film Festival. Ketiganya masyhur sebagai tiga besar festival film dunia. Banyak film dari Cannes telah menjadi klasik, menginspirasi tren sinema dunia, bahkan memicu diskusi akademik.

Format Festival Film Cannes

Sepanjang sejarah kehadirannya, skema Festival Film Cannes mengalami beberapa kali perubahan. Di edisi terbaru, festival dihelat 12 hari dari tanggal 13 hingga 24 Mei 2025. Pemutaran film utama berlangsung di Palais des Festivals et des Congrès, dengan teater utama Grand Théâtre Lumière. Di samping screening film, ada pula sesi pemutaran terbuka di Cinéma de la Plage yang gratis untuk publik.

Kini pemutaran film Cannes bisa diakses secara daring sesuai dengan jadwal screening di website yang telah diumumkan seminggu sebelum pembukaan festival. Programnya pun dapat diakses melalui situs resmi Festival Cannes.

Festival Film Cannes setiap tahun memperkenalkan film-film berkualitas tinggi dari berbagai penjuru dunia. Di bawah ini rincian detail format Festival Film Cannes sesuai edisi terbaru:

1. Official Selection

Bagian ini menjadi inti dari Festival Cannes, yang terdiri dari beberapa rangkaian sesi berikut:

  • In Competition: Penayangan film-film yang bersaing untuk penghargaan tertinggi, Palme d'Or, di Théâtre Lumière.
  • Un Certain Regard: Penayangan karya-karya film unik dari berbagai budaya di Salle Debussy yang bersaing untuk Prix Un Certain Regard.
  • Out of Competition: Penayangan film yang tidak ikut kompetisi utama dalam gala screening di Théâtre Lumière.
  • Midnight Screenings: Penayangan gala film pada tengah malam di Théâtre Lumière. Film-film ini juga tidak berkompetisi.
  • Cannes Premieres: Penayangan film-film pilihan di Salle Debussy. Film-film itu juga tidak mengikuti kompetisi utama.
  • Special Screenings: Penayangan film yang dipilih untuk diputar dalam lingkungan yang sesuai dengan identitas uniknya.
  • Cinéfondation: Penayangan sejumlah film pendek dan menengah dari sekolah-sekolah sinema seluruh dunia di Salle Buñuel.
  • Short Films: Penayangan sepuluh film pendek bersaing untuk penghargaan Palme d'Or du court métrage di teater Buñuel dan Debussy.
  • Cannes Classics: Penayangan karya-karya film klasik dalam versi baru atau hasil restorasi.
  • Cinéma de la Plage: Penayangan film klasik dan film baru pilihan di pantai Macé untuk masyarakat umum, disertai program musik.

2. Parallel Sections

Sebagai program alternatif di Festival film Cannes yang mengeksplorasi sisi lain dari dunia sinema, bagian ini mencakup beberapa sesi berikut:

  • International Critics' Week: Berfokus pada karya debut dan kedua dari sutradara baru (digelar sejak 1962).
  • Directors' Fortnight: Mengangkat karya-karya avant-garde dan memberikan ruang bagi sineas baru maupun mapan (digelar sejak 1969).
  • ACID (Association for Independent Cinema and its Distribution): Mendukung distribusi sinema independen.
  • Tous les Cinémas du Monde: Menampilkan kekayaan dan keberagaman sinema dari berbagai negara, dengan satu negara sebagai fokus harian.

3. Kegiatan Pendukung

  • Marché du Film: Ini pasar film tersibuk di dunia. Di dalamnya, ada program impACT yang mengangkat tema-tema sosial penting terkait film.
  • Masterclasses: Ini sesi publik bersama sineas kelas dunia.
  • Tributes dan Exhibitions: Penghormatan kepada artis internasional dan pameran yang menyoroti tema atau karya sinema tertentu.
  • Producers Network: Fasilitas untuk menjalin kerja sama produksi internasional.

4. Juri

Sebelum Festival Cannes digelar, dewan direksi akan menunjuk para juri dari berbagai latar belakang seni dan perfilman, berdasarkan reputasi maupun karya mereka. Para juri Festival Cannes setiap tahun berkumpul di Villa Domergue untuk memilih pemenang penghargaan.

Komposisi juri di Festival Cannes di antaranya:

  • Feature Films: Presiden dan tokoh seni yang menentukan penghargaan untuk film dalam kompetisi utama.
  • Cinéfondation dan Short Films: Lima anggota juri yang memilih pemenang film pendek dan tiga terbaik dari Cinéfondation.
  • Un Certain Regard: Tokoh dari kalangan media, akademisi, dan industri yang menentukan pemenang.
  • Caméra d'Or: Juri yang memilih film debut terbaik dari semua kategori.

5. Penghargaan

Ada tiga macam penghargaan di Festival Cannes, yang selengkapnya yaitu:

  • Penghargaan Utama (Competition):
    • Palme d'Or (Golden Palm): Film terbaik
    • Grand Prix: Hadiah besar kedua
    • Prix du Jury: Pilihan juri
    • Prix d'interprétation féminine/masculine: Aktris dan aktor terbaik
    • Prix de la mise en scène: Sutradara terbaik
    • Prix du scénario: Skenario terbaik
    • Palme d'Or du court métrage: Film pendek terbaik
  • Penghargaan Tambahan:
    • Prix Un Certain Regard: Untuk karya inovatif dan berani dari bakat muda
    • Cinéfondation Prizes: Film karya mahasiswa
    • Caméra d'Or: Film debut terbaik yang dipilih dalam Seleksi Resmi, Directors' Fortnight, dan International Critics' Week.
  • Penghargaan dari Lembaga Independen:
    • Prix FIPRESCI: Penghargaan dari Federasi Kritikus Film Internasional untuk film-film dari kompetisi utama, Un Certain Regard, dan Parallel Sections.
    • Penghargaan Directors' Fortnight
    • Women in Motion: Penghargaan yang diberikan sejak 2015 untuk individu yang berjasa meningkatkan kesadaran isu perempuan di industri film
    • PRIX CST de l'Artiste Technicien: Penghargaan dari CST untuk seniman teknis
    • Penghargaan International Critics' Week
    • Hadiah Juri Ekumenis (Prize of the Ecumenical Jury)
    • Hadiah François Chalais
    • L'Œil d'or: Penghargaan untuk Film dokumenter terbaik
    • Trophée Chopard
    • Palm Dog: Penghargaan untuk penampilan anjing terbaik
    • Queer Palm: Penghargaan untuk film terbaik bertema LGBT
    • Cannes Soundtrack Award
    • Pierre Angénieux Excellens in Cinematography.

Daftar Pemenang Cannes Film Festival 2025

Salah satu yang paling ditunggu-tunggu dalam rangkaian acara Festival Film Cannes adalah pengumuman pemenang Palme d’Or, penghargaan tertinggi bagi film terbaik. Palme d’Or pertama kali diberikan pada edisi Festival Cannes 1955, menggantikan penghargaan Grand Prix du Festival.

Di edisi terbaru atau Festival Film Cannes 2025, pemenang penghargaan Palme d’Or adalah film Un Simple Accident (It Was Just an Accident), karya Jafar Panahi, sutradara asal Iran.

Semasa Panahi muda, film debutnya yang berjudul The White Balloon (1995), juga pernah memenangkan penghargaan Caméra d'Or di Festival Cannes. The White Balloon menjadi film pertama Iran yang meraih penghargaan utama di Cannes.

Adapun Un Simple Accident merupakan film thriller rilisan 2025 buah kolaborasi produksi antara Iran, Prancis, dan Luksemburg. Film ini mengisahkan mantan tahanan politik di Iran yang memburu petugas intelijen yang pernah menyiksanya untuk balas dendam. Meskipun berhasil menculik sosok yang diduga pernah menyiksanya, tahanan politik itu meragukan keabsahan tindakannya.

Dia meragukan identitas orang yang diculiknya karena saat menjalani penyiksaan matanya selalu tertutup. Eks tahanan politik bernama Vahid itu juga mempertanyakan moralitas tindakannya yang membalas kekejaman dengan kekejaman lain. Un Simple Accident tidak hanya menyodorkan kritik terhadap rezim otoritarian Iran tetapi juga trauma serta dilema moral para korban kekerasan politik yang menghendaki balas dendam.

Berikut daftar pemenang Festival Film Cannes 2025:

  • Palme d'Or: It Was Just an Accident (Jafar Panahi)
  • Grand Prize: Sentimental Value (Joachim Trier)
  • Best Actress: Nadia Melliti (La Petite Dernière)
  • Best Actor: Wagner Moura (The Secret Agent)
  • Best Director: Kleber Mendonça Filho (The Secret Agent)
  • Joint Jury Prize: Sirat (Oliver Laxe) dan Sound of Falling (Mascha Schilinski)
  • Best Screenplay: Jean-Pierre and Luc Dardenne (Jeunes Meres / The Young Mother's Home)
  • Special Award: Kuang Ye Shi Dai / Resurrection (Bi Gan)
  • Camera d'Or Prize: The President's Cake (Hasan Hadi)
  • Special Mention Camera d'Or: My Father's Shadow (Akinola Davies Jr)
  • Short Film Palme d'Or: I'm Glad You're Dead Now (Tawfeek Barhom)
  • Short Film Special Mention: Ali (Adnan Al Rajeev).

Baca juga artikel terkait FESTIVAL FILM CANNES atau tulisan lainnya dari Dina T Wijaya

Penulis: Dina T Wijaya
Editor: Addi M Idhom