tirto.id - PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) akan menggelar Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat.
Perusahaan infrastruktur ini akan melepas hingga 12,48 miliar saham biasa atau setara 10 persen dari modal disetor pasca-IPO dengan kisaran harga Rp170 190 per saham, dengan target dengan target pendanaan maksimal Rp2,37 triliun.
CDIA merupakan salah satu anak usaha di lini bisnis PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Anak usaha milik Prajogo Pangestu ini mengelola sejumlah aset jumbo, yang terdiri dari pembangkit listrik hingga kapal.
Melalui prospektusnya, diketahui bahwa PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) resmi berdiri pada 8 Februari 2023.
Dalam operasionalnya, CDIA menjalankan empat pilar bisnis utama melalui anak usaha: sektor energi, logistik, kepelabuhan dan penyimpanan, serta air, semuanya bersinergi dengan mitra strategis seperti Barito Group dan entitas induk TPIA .
Pada pilar energi, CDIA, melalui PT Krakatau Chandra Energi (KCE), telah memasok listrik di Kawasan Industri Krakatau (KIK) Cilegon, Banten.
Lini layanan meliputi pembangkit gas combined-cycle sebesar 120 MW, pembangkit tenaga surya 2,2 MWp, serta jaringan distribusi menengah ke rendah yang melayani industri, rumah tangga, dan institusi pemerintah.
Bersama Krakatau Posco, CDIA mengelola pembangkit PLTGU 200 MW yang menggunakan off‑gas, serta meretas ekosistem kendaraan listrik lewat pemasangan SPKLU di titik strategis.
Di lini logistik, CDIA mengandalkan PT Chandra Shipping International (CSI) dan PT Marina Indah Maritim yang saat ini mengoperasikan tujuh kapal tanker khusus.
Kerja sama dengan asosiasi SBL juga memungkinkan mereka mengelola armada darat sebanyak 155 truk untuk kebutuhan transportasi, pergudangan, serta ekspor-impor.
Pada ranah kepelabuhanan dan penyimpanan, PT Redeco Petrolin Utama menggawangi dermaga berkapasitas hingga 35.000 DWT serta 72 tangki dengan total volume sekitar 130.000 m³.
Layanan ini dilengkapi inovasi digital seperti pemesanan dan pengambilan produk secara online demi meningkatkan efisiensi.
Untuk sektor air, CDIA melalui PT Krakatau Tirta Industri mampu memasok dan mengolah air bersih di wilayah Cilegon dan Gresik dengan total kapasitas lebih dari 3.400 liter per detik.
Teknologi mutakhir seperti membran, ultrafiltrasi, dan biological treatment digunakan dalam fasilitas air demineralisasi, daur ulang, dan pengolahan limbah industri.
Dari sisi neraca, Aset lancar lainnya juga meningkat signifikan menjadi 26,07 juta dolar AS dari sebelumnya 17,57 juta dolar AS. Sebagian besar aset keuangan tersebut berasal dari investasi pada saham publik seperti PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) sebanyak 4,99 persen, Nippon Shokubai Co., Ltd sebesar 0,33 persen, dan perusahaan yang terafilisasi dengan Temasek yakni Keppel Infrastructure Trust (KIT) sebesar 0,45 persen.
Investasi ini diklasifikasikan sebagai aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL). Selain itu, perusahaan juga mencatat uang muka kepada pemasok dan deposit pembelian gas, serta biaya dibayar di muka untuk sewa kantor dan hunian operasional.
Adapun secara finansial, pencapaian CDIA dalam setahun terakhir tergolong impresif, di mana laba bersih melonjak tajam menjadi 32,69 juta dolar AS (setara Rp533 miliar) pada Desember 2024, naik dari hanya 1,87 juta dolar AS pada 2023.
Penjualan juga tumbuh signifikan, tercatat sebesar 102,25 juta dolar AS dibanding 75,76 juta dolar AS sebelumnya.
Di sisi struktur permodalan, CDIA memiliki modal dasar Rp20 triliun dan modal ditempatkan serta disetor penuh sebesar Rp11,23 triliun, terdiri dari 112,3 miliar lembar saham dengan nominal Rp100 per saham.
Mayoritas saham (66,67 persen) dipegang oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk, sedangkan Phoenix Power B.V turut berkontribusi dengan sejumlah kepemilikan saham lainnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana