tirto.id -
Padahal, menurutnya, Indonesia bisa migas bisa diproduksi sendiri dan memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
"Tidak bener ini, avtur masih impor, padahal CPO atau 'crude palm oil' itu bisa juga dipindah menjadi avtur. Kok kita senang impor avtur ya karena ada yang hobinya impor karena apa, untungnya gede," kata Jokowi dalam sambutan pembukaan di acara Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional RPJMN 2020-2024 di Istana Negara, Jakarta.
Menurutnya, impor migas maupun petrokimia menyebabkan nilai impor yang besar sehingga menyebabkan defisit neraca berjalan.
Jokowi sendiri memerintahkan pengembangan sumber daya alam substitusi yang dapat diubah menjadi bahan bakar seperti CPO menjadi biodiesel, maupun batubara menjadi gas.
Pemerintah menegaskan agar tidak ada pihak yang menghalangi pengembangan produk substitusi gas dan BBM impor.
Dia menilai "mafia" migas telah "bermain" lama dan menghisap keuntungan dari impor BBM dan gas itu.
"Saya cari, sudah ketemu siapa yang senang impor dan saya mengerti. Hanya perlu saya ingatkan bolak-balik hati-hati kamu, hati-hati, saya ikuti kamu. Jangan menghalangi orang ingin membikin batu bara menjadi gas, gara-gara kamu senang impor gas. Kalau ini bisa dibikin ya sudah, enggak ada impor gas lagi," kata Jokowi.
Presiden juga mengarahkan industri pertambangan tidak mengekspor barang tambang mentah, namun mengirim barang setengah jadi.
Hal itu akan meningkatkan nilai tambah atas produk dan mendorong lapangan kerja.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana