tirto.id - Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor mendorong Ketua Umum Yusril Ihza Mahendra untuk menjadi cawapres dari Puan Maharani. Menurutnya PBB dan PDIP memiliki akar historis yang sama sehingga layak untuk bersanding kembali di Pilpres 2024.
"Kami ada kesamaan dalam hal koalisi, karena dulu PNI dan Masyumi pernah bersatu untuk negara," kata Afriansyah Noor saat dihubungi Tirto pada Kamis (26/1/2023).
Afriansyah menjelaskan bahwa pihaknya mulai membuka percakapan soal kans Yusril menjadi cawapres setelah ada endorsement dari Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada Rakornas dan Musyawarah Dewan PBB di Jakarta, Rabu (11/1/2023) lalu. Sejak saat itu pihaknya langsung mengintensifkan komunikasi dengan DPP PDIP.
"Sejak dari pembicaraan soal (Pemilu) proporsional tertutup, kami bicara juga soal Pak Jokowi endorse Ketua Umum PBB pada Rakornas yang menyebut beliau (Yusril) bisa menjadi capres atau cawapres," jelasnya.
Dirinya mengklaim telah melakukan komunikasi intens dengan DPP PDIP. Dalam komunikasi itu, Afriansyah menyebut ada sejumlah kecocokan yang bisa dilanjutkan menjadi hubungan lebih serius yaitu pasangan koalisi capres dan cawapres.
"Kami sudah ketemu dengan beberapa PDIP, terutama Sekjen. Kami komunikasi intens dan semoga ada kecocokan untuk kami melakukan koalisi," terangnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bersedia untuk mendukung Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra sebagai calon presiden. Jokowi mendukung karena sepak terjang eks Menkumham itu.
"Kalau menyimak apa yang disampaikan oleh prof yusril tadi dengan pengalaman yang butuh sangat panjang, saya mendukung lho. Kalau prof yusril di 2024 nanti dicalonkan jadi presiden atau wakil presiden," kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Yusril menambahkan, PBB perlu membahas dengan partai lain, terutama PDIP dalam menghadapi pemilu. Ia mencontohkan soal narasi penundaan pemilu dan pengisian jabatan pejabat saat pemilu.
Yusril pun meyakini bahwa ia bisa menjadi capres di masa depan. Hal itu tidak lepas dari kondisi Gus Dur dan Mega yang berhasil jadi presiden.
"Tahun 99 capres cuma 3 gusdur Bu Mega dan saya, pada waktu itu ada sebab tertentu diminta untuk mundur duanya sudah jadi presiden. Bu Mega sudah, Gus Dur sudah siapa tahu saya jadi presiden," tukas Yusril.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky