tirto.id - Mantan calon presiden Ganjar Pranowo mendeklarasikan diri tidak akan bergabung dengan rezim Prabowo-Gibran yang kini telah ditetapkan kemenangannya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pernyataan tersebut menuai kontroversi lantaran PDI Perjuangan (PDIP)--partai pengusung Ganjar--belum resmi menyatakan sikap.
Prabowo-Gibran meraih suara sebanyak 96.214.691 atau 58,59 persen dari total suara sah nasional pada Pilpres 2024. Pasangan ini memenuhi sedikitnya 20 persen suara di 36 provinsi dari total 38 provinsi di tanah air.
Ganjar mengklaim menjadi oposisi tidak menyurutkan niatnya untuk membangun negeri ini. Dalam demokrasi dibutuhkan keseimbangan agar kesinambungan tetap terjaga.
Ganjar pun meminta kepada semua pihak untuk saling menghargai setiap keputusan yang diambil partai politik, baik bergabung ke dalam pemerintahan atau menjadi oposisi. Dia menilai kedua posisi tersebut sama terhormatnya.
"Sehingga moralitas politiknya ada. Cara berpolitik yang benar mesti naik kelas dan semua sama-sama terhormat. Tidak perlu saling mencibir," tegas Ganjar, beberapa waktu lalu.
Sikap Ganjar tersebut direspons oleh politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno. Ia menegaskan langkah Ganjar merupakan sikap pribadi dan tidak mewakili partai.
"Setahu saya itu sikap Pak Ganjar Pranowo. Sikap PDIP tentu yang menyampaikan pasti Pak Sekjen atau DPP," kata Hendrawan saat dihubungi Tirto, Rabu (8/5/2024).
Hendrawan menilai sebagai kader banteng moncong putih, Ganjar sangat memahami suasana kebatinan PDIP. "Tetapi sikap resmi PDIP bukan apa yang disampaikannya," tutur Hendrawan.
Kendati begitu, Hendrawan memahami bahwa oposisi bukan hal buruk dalam demokrasi. Dia meminta agar tidak dimaknai sebagai ekspresi ketidaksukaan atau memusuhi pemerintahan.
"Oposisi harus dilihat sebagai upaya melengkapi peran-peran politik dalam sistem demokrasi, agar sistem tersebut bekerja dengan baik," terang Hendrawan.
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Ganjarian Spartan, Guntur Romli, melihat justru tidak ada yang bertentangan antara sikap Ganjar dan PDIP. Apalagi, kata dia, Ganjar sudah menegaskan pernyataan itu sebagai sikap pribadi dari seorang mantan calon presiden.
"Pernyataan Mas Ganjar memang bukan sikap resmi partai, tapi kalau mau jujur, itu suasana kebatinan di PDI Perjuangan, kalau bahasa Sekjen itu cerminan dari suasana kebatinan di PDI Perjuangan," ujar Guntur kepada Tirto, Kamis (9/5/2024).
Sebaliknya, kata Guntur, sikap resmi partai nantinya akan diputuskan di Rakernas akhir bulan ini. Tentu saja dalam hal ini akan disampaikan langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
"Kalau relawan, mendukung penuh sikap Mas Ganjar," jelas dia.
Peluang Koalisi
Analis politik dari Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, melihat ada peluang PDIP bakal bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran. Indikasi ini tercermin dari perbedaan pernyataan antara Ganjar dan PDIP dalam menentukan sikap politik.
“PDIP masih belum [menyatakan sikap]. Isunya bisa saja masuk ke pemerintahan Prabowo,” ujar Arifki kepada Tirto, Kamis.
Sementara itu, analis politik dari Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo, mengatakan PDIP saat ini sedang berhati-hati dan bukan berarti mereka mau untuk masuk koalisi. Sebab masuk koalisi atau tidak, baru akan dilakukan pada Rakernas bulan ini.
"Sehingga PDIP ambil langkah lebih moderat tidak menggangu perbincangan dengan koalisi Indonesia maju Prabowo," kata Kunto kepada Tirto, Kamis.
Kunto tidak memungkiri, bahwa saat ini terlah terjadi diskusi internal antara PDIP dengan Gerindra. Maka, sudah sewajarnya kader-kader lain menahan diri untuk bersikap sampai Rakernas tiba.
"Jadi PDIP ingin lebih berada di tengah dulu," ungkap dia.
Lebih lanjut, Kunto melihat, pernyataan Ganjar memang lebih ke pribadinya sehingga bukan merupakan perbedaan sikap. Pernyataan sikap personal Ganjar ini yang kemudian diasumsikan sebagai sikap PDIP secara kelembagaan.
Sikap Ganjar juga merupakan bentuk penolakan agar tidak dirangkul menjadi menteri atau menjabat di pemerintahan Prabowo-Gibran. Karena Prabowo ingin keberlanjutan dari pemerintahan Jokowi termasuk merangkul lawan-lawan di pilpres.
"Cuma saya berharap PDIP bisa menjadi oposisi sehingga demokrasi Indonesia lebih efektif," pungkas Kunto.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fahreza Rizky