Menuju konten utama

RSCM Tangani 49 Kasus Gagal Ginjal Akut, 63 Persen Meninggal

Sebanyak 31 dari 49 anak (63 persen) penderita gagal ginjal akut progresif atipikal yang dirawat di RSCM meninggal dunia.

RSCM Tangani 49 Kasus Gagal Ginjal Akut, 63 Persen Meninggal
Dokter melakukan pemindaian ultrasound pada seorang gadis kecil untuk memeriksa ginjalnya. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) menangani sebanyak 49 pasien gagal ginjal akut progresif atipikal (acute kidney injury/AKI) sejak Januari 2022 hingga 20 Oktober 2022. Dari jumlah itu, sebanyak 31 anak atau 63 persen meninggal dunia.

“Bayangkan, lebih dari 50 persen. Jadi yang hidup atau yang pulang cuma tujuh orang. Sekarang yang masih di rumah sakit ada 11 (anak) di RSCM,” kata Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Dalam catatan RSCM, kasus gagal ginjal akut melonjak pada Agustus menjadi 8 pasien dan naik lagi menjadi 20 pasien pada September 2022.

“Jadi kondisinya saat ini yang sudah masuk ke RSCM dari Januari sampai hari ini adalah 49 anak dengan gagal ginjal akut. Yang masih dirawat ada 11 orang, 10 anak masih di PICU (Pediatric Intensive Care Unit) dan satu anak sekarang masih di UGD karena baru masuk,” kata Lies.

Lies mengatakan tujuh pasien yang dinyatakan sembuh memerlukan waktu lebih dari tiga minggu untuk proses pemulihan.

Menurut dia, kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal didominasi oleh pasien balita dengan yang paling muda berusia 8 bulan dan paling tua berusia 8 tahun.

Lies menyebutkan pasien yang dirujuk berasal dari berbagai rumah sakit seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), rumah sakit swasta, hingga Puskesmas. Bahkan, dia mencatat terdapat pasien yang berasal dari luar Jakarta. Dia juga mengatakan bahwa pasien yang masuk ke RSCM sudah dalam kondisi tidak bisa mengeluarkan urine.

“Mereka sudah pernah diobati di tempat sebelumnya. Masalahnya pada saat datang (ke RSCM) sudah lanjut semua. Mereka sudah dalam kondisi tidak ada kencing,” ujarnya.

Lies menjelaskan tata laksana awal yang dilakukan pada pasien mulai dari pemeriksaan lengkap terlebih dahulu serta pengobatan berdasarkan simtomatik atau sesuai gejala yang muncul. Bagi pasien yang dalam kondisi tidak mengeluarkan urine sama sekali, RSCM mengambil tindakan dialisis atau cuci darah.

“Kalau dia tidak ada urine kami melakukan langsung dialisis. Hemodialisis anak itu tidak sama dengan hemodialisis pada dewasa, jadi tim dari sisi anak (dokter anak) itu turun untuk memantau mereka,” kata Lies.

Selain itu, RSCM juga memberikan antidotum atau obat penawar yang dibeli dari luar negeri melalui bantuan dan izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Lies mengatakan obat tersebut baru tiba di Indonesia dan diberikan pada pasien di RSCM pada Selasa (18/10/2022).

“Hasilnya kita tunggu karena baru dua hari. Jadi kami masih belum bisa menyampaikan secara pasti walaupun sebagian memberikan perbaikan,” ujarnya.

Menurut Lies, biaya perawatan dan pengobatan seluruh pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal di RSCM sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, termasuk pemberian antidotum dengan harga yang cukup mahal.

Baca juga artikel terkait GAGAL GINJAL AKUT PADA ANAK

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan