Menuju konten utama

Rizal Ramli dan Wapres Swiss Bahas Kerja Sama di Tiga Sektor

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) Swiss Doris Leuthart untuk membahas kerja sama di tiga sektor yakni bidang pariwisata, energi dan transportasi publik.

Rizal Ramli dan Wapres Swiss Bahas Kerja Sama di Tiga Sektor
Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli (kanan) berjabat tangan dengan Wapres Swiss Doris Leuthard sebelum melangsungkan pertemuan di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Rabu (30/3/2016). Pertemuan tersebut membahas kerja sama di bidang pariwisata, energi dan transportasi. ANTARA FOTO/Wahyu Putro

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) Swiss Doris Leuthart untuk membahas kerja sama di tiga sektor yakni bidang pariwisata, energi dan transportasi publik.

"Pagi ini kita bahas kerja sama dalam beberapa bidang, pertama pariwisata, kedua tentang energi dan ketiga tentang transportasi publik," kata Rizal di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Rabu, (30/3/2016).

Di sektor pariwisata, pemerintah Indonesia meminta Swiss membantu untuk mencetak tenaga kerja bidang perhotelan dan pariwisata yang berkualitas.

Pemerintah Indonesia sendiri akan membangun sekolah pariwisata seluas 20.000 hektare di dekat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, NTB, yang telah ditetapkan sebagai KEK Pariwisata.

"Kita perlu bantuan tenaga ahli, pengajar dari Swiss untuk ajarkan kita mengenai perhotelan dan turis," kata Rizal.

Selain di sektor pariwisata, Rizal menjelaskan bahwa Swiss juga berminat untuk membangun pabrik panel surya di Indonesia.

"Kebetulan pemerintah Swiss, dalam hal energi hidro, listrik dan surya ini punya pengalaman dan teknologi. Mereka berminat tidak hanya jual, tapi juga mau buat pabrik 'solar cell' di Indonesia. Kita sambut gembira karena kita tidak mau jadi pasar. Kita mau jadi produsen untuk negara ASEAN lainnya," ujar Rizal.

Lebih lanjut, Rizal juga meminta bantuan Swiss untuk bisa masuk sektor transportasi publik di Indonesia, khususnya di 20 kota besar di Indonesia selain Jakarta.

Ia mengatakan bahwa pemerintah akan lebih awal menyelesaikan masalah transportasi publik mulai dari trem, kereta ringan (light train) atau kereta bawah tanah (subway) di sejumlah kota besar menyusul pengalaman di Jakarta.

"Di Swiss banyak yang jago transportasi publik. Kita akan undang mereka untuk lihat peluang di mana mereka bisa bantu kita bangun kereta api, termasuk juga pemeliharaan pesawat," lanjut Rizal.

Wapres Doris dalam kesempatan yang sama, mengatakan hubungan diplomatik Indonesia dan Swiss telah berlangsung sejak 1952. Dalam beberapa tahun belakangan, hubungan kedua negara juga diakuinya terus meningkat.

"Perdagangan antara Indonesia dan Swiss pada tahun lalu cukup stabil, sekitar 2 miliar dolar AS. Ini volume perdagangan yang cukup bagus," kata Doris.

Wapres Doris menyebut, kerja sama antara kedua akan terus dilanjutkan guna memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Swiss.

"Ada 150 perusahaan Swiss di sini yang kami harap bisa menjadi mitra bagi perusahaan Indonesia. Seiring dengan dukungan pemerintah, kota bisa terus bergerak ke arah yang bermanfaat bagi masyarakat," lanjut Doris. (ANT)

Baca juga artikel terkait ENERGI atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora