tirto.id - Mick Jagger angkat bicara untuk menanggapi komentar Paul McCartney baru-baru ini yang menyebut The Beatles lebih unggul dari The Rolling Stones. Komentar itu disampaikan McCartney dalam sebuah wawancara bersama Howard Stern awal bulan ini, demikian seperti diwartakan NME.
“[The Stones] berakar pada blues. Ketika mereka menulis hal-hal, itu ada hubungannya dengan blues. Kami memiliki sedikit pengaruh, ”kata McCartney. "Ada banyak perbedaan, dan aku suka Stones, tapi [...] The Beatles lebih baik."
Jagger pun merespons pernyataan vokalis Beatles itu dalam sebuah wawancara dengan Zane Lowe di Apple Music. “Itu sangat lucu [...] Jelas tidak ada persaingan, "kata Jagger, tertawa.
“Perbedaan besar [The Beatles dan Rolling Stones], meskipun, dan agak sedikit serius, The Rolling Stones adalah band konser besar dalam beberapa dekade dan daerah lain ketika The Beatles bahkan tidak pernah melakukan tur arena, Madison Square Garden dengan sistem suara yang baik. Mereka bubar sebelum bisnis itu dimulai, bisnis tur nyata. "
Dia melanjutkan: “Jadi bisnis itu dimulai pada tahun 1969 dan The Beatles tidak pernah mengalaminya. Mereka melakukan pertunjukan yang hebat, dan saya ada di sana, di stadion Shea. Mereka melakukan pertunjukan stadion itu. Tetapi Stones melanjutkan, kami mulai melakukan pertunjukan di stadion di tahun 70-an dan masih melakukannya sekarang. Itulah perbedaan yang sangat besar antara kedua band ini. Satu band tidak dapat dipercaya untungnya masih bermain di stadion dan kemudian band lainnya tidak ada. "
The Rolling Stones memang kerap dikaitkan sebagai antitesis dari The Beatles. Hal ini tak lain dari strategi marketing dari produser Stones bernama Andrew Long Oldham. Ledakan The Beatles yang sangat kuat di Inggris kala itu membuat band-band sekitarnya menjadi tenggelam, hal ini membuat Oldham harus benar-benar bersiasat dalam mengatur strategi. Ia akhinrya memutuskan untuk mempromosikan Stones sebagai lawan jahat The Beatles.
Rolling Stones tampil sebagai laki-laki jahat dan nakal. Selain itu, Oldham juga mendorong pers untuk menggunakan headline provokatif dalam setiap pemberitaan seperti. "Apakah Anda membiarkan putri Anda menikah dengan Rolling Stone?" Kampanye ini ternyata cukup berhasil sehingga Rolling Stones mendapatkan “panggung”.
Editor: Agung DH