Menuju konten utama

Resep Kue Keranjang Khas Imlek yang Manis dan Lezat

Berikut resep kue keranjang khas Imlek yang manis dan lezat menggunakan tepung beras, tepung ketan, dan gula.

Resep Kue Keranjang Khas Imlek yang Manis dan Lezat
Ilustrasi Kue Keranjang. foto/Istockphoto

tirto.id - Imlek atau Tahun Baru Cina adalah hari libur yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa. Pada hari libur ini, mereka akan berkumpul bersama keluarga besar, saling berbagi angpao, dan tidak ketinggalan makan bersama.

Salah satu makanan khas dan selalu ada ketika Imlek adalah kue keranjang, atau sering disebut dengan nian gao.

Kue keranjang merupakan jajanan manis yang terbuat dari tepung ketan dan gula. Teksturnya kenyal dan lengket, dan mirip seperti dodol.

Kue keranjang ini dalam bahasa Mandarin disebut juga nian gao, dan biasanya disusun bersama dengan kue mangkok berwarna merah.

Menurut China Highlights, kue keranjang ini adalah kue keberuntungan yang sudah menjadi tradisi akan dimakan pada malam tahun baru Imlek.

Lalu apa makna kue keranjang atau nian gao ini?

Makna Kue Keranjang

Masih menurut China Highlights, nian gao, dalam aksara Cina ditulis dengan karakter 年糕. Karakter 年 berarti 'tahun', dan karakter 糕 berarti 'kue', yang memiliki pengucapan sama dengan 高 (gao), yang berarti 'tinggi'.

Jadi, pelafalan nian gao terdengar seperti 'tahun tinggi' (年高). Secara umum, nian gao berbicara tentang harapan akan tahun yang 'lebih tinggi' atau lebih baik.

Hal ini bisa jadi harapan untuk pendapatan yang lebih tinggi, posisi yang lebih tinggi, atau anak-anak bertumbuh dengan baik.

Oleh karena itu, orang Tionghoa percaya dengan memakan nian gao atau kue keranjang selama Malam Tahun Baru Imlek, akan membawa keberuntungan. Selain itu, rasa mengonsumsi nian gao juga menyimbolkan harapan pertumbuhan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Sesuai dengan maknanya, kue keranjang disusun secara vertikal. Dikutip dari Hakkasan, semakin tinggi susunannya, maka akan semakin tinggi pula tingkat kemakmuran sebuah keluarga.

Nian gao biasa disantap keluarga Tionghoa sebelum mengonsumsi nasi.

Resep Kue Keranjang yang Manis dan Lezat

Nian gao atau kue keranjang memang mudah ditemui di pasaran, apa lagi jelang perayaan Imlek 2023. Namun, rasanya tentu lebih istimewa jika dibuat sendiri.

Berikut adalah resep kue keranjang versi yang otentik, seperti dilansir dari laman Food Panda:

Bahan-bahan:

- 2 sendok teh minyak sayur, dan siapkan beberapa sendok lagi untuk mengoles loyang

- 950 mililiter (ml) air

- 4 potong jahe

- 400 gram (gr) gula jawa

- 1/2 sendok teh bubuk rempah-rempah allspice

- 360 ml air dingin

- 680 gr tepung ketan

- 225 gr tepung beras

- 1 sendok makan ekstrak vanilla

- 1 sendok makan dark molasses

- kulit dari 1 jeruk besar.

Peralatan:

- Loyang bundar ukuran 8 inci

- 1 buah kuas kue

- 1 panci berukuran sedang

- 1 silikon spatula

- 1 mangkok besar untuk mencampur adonan

- 1 kukusan bambu dua tingkat

Cara membuat:

  1. Olesi bagian dalam dua loyang bundar berukuran 8 inci dengan minyak sayur;
  2. Masak air dan irisan jahe pada panci berukuran sedang. Biarkan mendidih dengan api kecil selama 10 menit;
  3. Matikan api dan tambahkan gula merah dan bubuk rempah-rempah allspice. Aduk dengan spatula silikon hingga gula larut. Buang irisan jahe;
  4. Tambahkan air dingin untuk mendinginkan campuran;
  5. Campur tepung ketan dan tepung beras dalam mangkuk besar, lalu perlahan tambahkan campuran air gula, ekstrak vanila, tetes tebu, kulit jeruk, dan 2 sendok teh minyak sayur. Aduk sampai benar-benar tercampur;
  6. Tuang adonan ke dalam loyang, lalu etuk panci dengan lembut ke meja untuk menghilangkan gelembung udara;
  7. Masukkan kedua panci ke dalam kukusan bambu dua tingkat, lalu kukus dengan api besar selama kurang lebih 1 jam;
  8. Saat masih dikukus, tambahkan air ke dalam kukusan;
  9. Setelah 1 jam, tusuk nian gao dengan tusuk gigi. Jika tidak ada nian gao yang lengket di tusuk gigi, artinya kue sudah siap.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Humaniora
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yonada Nancy