tirto.id - Tidur merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan tubuh setelah melakukan berbagai macam aktivitas. Normalnya, manusia membutuhkan waktu tidur setidaknya 8 jam dalam sehari.
Namun, entah karena banyaknya aktivitas dan beban pikiran, seseorang terkadang dapat kekurangan waktu tidurnya. Kurang tidur tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, namun juga remaja.
Sebuah studi yang di publikasikan oleh Harvard menyatakan bahwa jumlah kualitas tidur pada remaja berkurang drastis selama 20 tahun terakhir. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kaiser Permanente Northern California mengatakan dari 829 remaja yang menjadi obyek penelitian, 31 persen tidur dibawah tujuh jam setiap harinya.
Bahkan setengah dari partisipan juga tidur dibawah standar waktu yang direkomendasikan. Jumlah ini cukup mengejutkan memang mengingat ada banyak efek buruk yang disebabkan karena kurangnya waktu tidur.
Pekerjaan rumah, kegiatan sekolah, dan kegiatan lain berkontribusi dalam kurangnya waktu tidur yang dialami remaja. Tetapi penyumbang utama masalah ini berada pada perangkat elektronik seperti smartphone. Harvard mengatakan bluelight yang dihasilkan oleh perangkat elektronik dapat membangunkan otak dan membuatnya lebih sulit untuk tertidur.
Dilansir dari Webmd, kekurangan tidur dapat berefek pada gangguan metabolisme dalam tubuh, “konsekuensi metabolik dari kurang tidur sangat besar” kata Karol Watson, profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran David Geffen UCLA, “ritme sirakadian kita (berfungsi untuk) memberitahu tubuh kita untuk membuat beberapa hormon yang akan terkoordinasi ketika kita bangun dan tidur” lanjutnya.
Menurutnya, ketika seseorang kekurangan tidur, sel-sel di dalam tubuhnya akan bekerja sendiri-sendiri tanpa terkoordinasi. Hal ini membuat tubuh mengalami tekanan (stress) dan memproduksi lebih banyak zat, seperti kadar gula darah.
“Kadar gula darah yang tinggi membuat Anda kebal insulin dan membuat Anda berisiko mengalami diabetes” kata Watson.
Dalam hal ini, para remaja yang kekurangan waktu tidurnya bukan hanya mengalami masalah tingginya kadar gula darah. Gangguan metabolisme bisa mengakibatkan proses biologis lainnya terganggu seperti tekanan darah, glukosa, lemak perut, hingga peradangan.
Dilansir dari Sleep Foundation kurang tidur dapat mengarah pada meningkatnya risiko terkena penyakit jantung. Ini karena tanpa periode istirahat yang lama dan dalam, zat kimia tertentu akan diaktifkan yang menjaga tubuh dari aktivitas lemburnya di malam hari.
Zat ini akan membuat detak jantung dan tekanan darah menurun. Seiring berjalannya waktu, hal ini dapat membuat tingginya tekanan darah selama siang hari dan meningkatkan risiko terkena masalah jantung.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari