Menuju konten utama

Asap Karhutla Bisa Sebabkan Asma dan Picu Serangan Jantung

Kabut dan asap karhutla yang terjadi di Kalimantan dan Sumatera bisa menyebabkan penyakit asma serta memicu terjadinya serangan jantung.

Asap Karhutla Bisa Sebabkan Asma dan Picu Serangan Jantung
Sejumlah pengendara melintasi jalan yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (16/9/2019). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/pras.

tirto.id - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan dan Sumatera menimbulkan masalah baru, khususnya penyakit yang menimpa masyarakat sekitar dan pencemaran lingkungan akibat polusi udara.

Siapa pun setuju, peristiwa kabut asap ini tidak baik untuk kesehatan. Saat terpapar kabut asap, setidaknya orang akan mengalami batuk-batuk, sesak napas, dan iritasi mata.

Salah satu penyakit utama yang bisa menyerang warga sekitar adalah asma, paparan dari kabut asap merupakan penyebab terjadinya gejala asma dan yang terparah memicu serangan jantung.

Laman WebMD menyebutkan, ketika seseorang menghirup asap tersebut, maka akan membuat iritasi di lapisan jalan udara pernapasan. Zat-zat inilah yang bisa menyebabkan serangan asma.

Gas atau zat-zat dalam kabut asap tersebut meliputi karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO2), dan senyawa organik volatil (VOC), serta ozon. Sementara partikel yang ditemukan dalam kabut asap terdiri dari asap, debu, pasir, dan serbuk kotoran.

Selain itu, kabut asap juga merusak struktur kecil seperti rambut di saluran udara yang disebut silia.

Biasanya, silia membersihkan debu dan lendir dari saluran udara. Paparan asap akan merusak silia, sehingga memungkinkan debu dan lendir menumpuk di saluran udara.

Asap juga akan menyebabkan paru-paru mengeluarkan lebih banyak lendir dari biasanya. Akibatnya, lendir bisa menumpuk di saluran udara dan memicu serangan asma.

Khususnya orang dewasa yang memiliki asma, jika terpapar dalam waktu lama, maka dampak terburuk adalah terserang penyakit jantung.

Orang-orang dengan asma parah, atau asma yang sulit dikelola, kemungkinan menemukan polusi tersebut membuat gejalanya semakin buruk bahkan jika polusi sudah berkurang.

Andy Whittamore dari rumah sakit asma di Inggris, seperti disebutkan asthma.uk menyatakan, gejala asma setiap orang berbeda, tetapi polusi udara termasuk kabut asap bisa menjadi pemicu terbesar serangan terjadi.

“Asma setiap orang berbeda dan polusi udara menjadi pemicu utama yang akan memengaruhi asma,” ujar Andy.

Ada beberapa bukti yang menyatakan polusi udara sangat berperan dalam menyebabkan asma. Terkena polusi udara yang berkonsentrasi tinggi dalam jangka panjang dapat menyebabkan asma pada anak-anak dan orang dewasa

Selain itu, ibu hamil yang juga terpapar polusi dan asap tingkat tinggi saat hamil, maka kemungkinan besar akan membuat bayi dalam kandungan juga mengidap penyakit asma saat dilahirkan.

Beberapa tanda bahwa kabut asap memengaruhi kesehatan seseorang adalah kesulitan bernafas, terdapat infeksi di paru-paru dan saluran udara, memburuknya penyakit kronis seperti penyakit jantung, bronkitis kronis, emfisema, dan asma, demikian seperti diwartakan Perth District Health Unit.

Lalu apa yang bisa dilakukan saat kabut asap menyerang? Berikut yang bisa dilakukan:

  • Hindari atau kurangi waktu berada di luar ruangan.
  • Sebisa mungkin tetap di dalam rumah jika tidak ada keperluan yang mendesak agar terhindar dari paparan asap.
  • Jika mengalami kesulitan bernapas atau komplikasi pernapasan, segera hubungi dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat.

Baca juga artikel terkait KARHUTLA atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH