Menuju konten utama

3 Penyakit Akibat Kabut Asap Kebakaran Hutan di Kalimantan-Sumatera

Bahaya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta penyakit-penyakit yang mengancam karena bencana ini.

3 Penyakit Akibat Kabut Asap Kebakaran Hutan di Kalimantan-Sumatera
Sejumlah pengendara melintasi jalan yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (16/9/2019). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/pras.

tirto.id - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di beberapa provinsi di Indonesia belakangan ini, seolah menjadi bencana tahunan setiap memasuki musim kemarau. Kapolri Jendral Tito Karnavian mengatakan peristiwa Karhutla ini diakibatkan ulah manusia.

"Ini menunjukkan adanya praktik land clearing dengan [cara] mudah dan murah memanfaatkan musim kemarau” ujar Tito pada Minggu (15/9/2019).

Dalam peristiwa kabut asap karena kebakaran hutan dikenal dengan istilah PM10, yakni sebutan untuk partikel ringan yang berdiameter 10 mikrometer atau kurang yang menyebar di udara bersamaan dengan kabut asap.

Partikel ini sangat kecil sehingga dapat bertindak sebagai gas. Ketika dihirup, partikel ini dapat menembus jauh ke dalam paru-paru dan dapat mengakibatkan gangguan pada sistem pernapasan.

Laporan terbanyak mengenai bencana asap bulan ini muncul dari Provinsi Riau, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Menurut data dari BMKG, Selasa hari ini (17/9/2019) konsentrasi PM10 di Kota Pekanbaru mencapai angka 269,49 µgram/m3.

Sementara itu, di Kota Sampit dan Kota Pontianak konsentrasi PM10 mencapai angka 292,90 µgram/m3 dan 215,22 µgram/m3. Udara di ketiga kota tersebut masuk dalam kategori tidak sehat.

Data dari WHO pada 2018, mengatakan dalam satu tahun setidaknya ada 543.000 anak-anak meninggal karena penyakit pernapasan terkait dengan polusi udara. Polusi udara dianggap sebagai salah satu penyebab yang terlibat atas penyakit kanker pada anak-anak. Selain itu, wanita hamil yang terpapar polusi udara dapat memengaruhi pertumbuhan otak janin.

Penyakit yang Mungkin Muncul Akibat Kabut Asap

Karhutla tentu merugikan banyak pihak, khususnya masyarakat sekitar yang lingkungannya tercemar polusi udara dari kabut asap pembakaran. Siapa pun setuju, peristiwa kabut asap ini tidak baik untuk kesehatan. Saat terpapar kabut asap setidaknya orang akan mengalami batuk-batuk, sesak napas, dan iritasi mata.

Namun, efek dari partikel berbahaya tidak hanya berdampak pada iritasi eksternal saja namun juga internal, yakni gangguan pernapasan. Dilansir Healthline, setidaknya ada tiga masalah pernapasan yang akan dialami seseorang ketika terpapar polusi udara dalam rentang waktu tertentu.

Pertama adalah batuk dan iritasi tenggorokan. Hal ini bisa terjadi karena kadar ozon yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dalam sistem pernapasan. Gejala batuk-batuk dan perih di tenggorokan akan dirasakan beberapa jam setelah seseorang terpapar kabut asap. Ozon dapat terus membahayakan paru-paru, bahkan setelah gejala mengilang.

Masalah kesehatan kedua yakni memburuknya gejala asma. Kabut asap buruk bagi kesehatan setiap orang apalagi bagi para penderita asma. Paparan polusi udara dan kabut asap dapat memperburuk gejala asma. Dari studi yang dipublikasikan oleh Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), sekitar 40 persen penderita asma akan mengalami serangan asma akut lebih banyak pada lingkungan berpolusi tinggi daripada lingkungan dengan polusi rata-rata.

Ketiga, kabut asap dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Gejala kerusakan paru-paru dapat berupa kesulitan bernapas dan nyeri pada dada. Kerusakan paru-paru dalam jangka panjang dapat menimbulkan beberapa penyakit kronis seperti TBC, pneumonia, bahkan kanker paru-paru.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari kabut asap, seperti dikutip dari Perth District Health Unit.

  • Menghindari aktivitas di luar rumah terlalu lama.
  • Pastikan menetap di tempat yang sejuk dengan ventilasi yang baik.
  • Menggunakan masker khusus polusi udara saat keluar rumah.
  • Konsumsi banyak air putih.
  • Temui dokter apabila mulai mengalami gejala gangguan pernapasan.

Baca juga artikel terkait KARHUTLA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dipna Videlia Putsanra