tirto.id - Banjir kembali melanda kawasan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sampai Selasa pagi (31/1/2017), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima mencatat terdapat 666 rumah di Kecamatan Woha terendam banjir.
"Data tersebut baru sementara, hingga saat ini kami masih melakukan pendataan," kata anggota BPBD Kabupaten Bima, Bambang Hermawan pada Selasa (31/1/2017) seperti dikutip Antara.
Banjir yang melanda Desa Nisa, Naru dan Tente, Kecamatan Woha, itu terjadi akibat hujan deras dan meluapnya air Dam Pelaparado, di Kecamatan Parado, Kabupaten Bima. Banjir tidak hanya menggenangi ratusan rumah warga, tapi juga menggenangi jalan raya dan sawah yang sudah ditanami.
Bambang memerinci sebanyak 666 rumah warga, yang terendam banjir, tersebar di Desa Naru sebanyak 283 rumah, Desa Nisa 303 rumah, dan Desa Tente sebanyak 80 rumah.
"Di Desa Naru ketinggian air mencapai setengah meter, Desa Nisa baru pemukiman warga pinggir sungai terkena banjir," ujarnya.
BPBD Kabupaten Bima beserta pasukan gabungan TNI dan Polri sudah melakukan evakuasi terhadap warga lanjut usia yang berisiko terdampak banjir. Selain itu, evakuasi harta benda milik warga ke tempat lebih aman juga telah dilakukan.
"Kami juga sudah melaporkan kondisi banjir di Kecamatan Woha, ke BPBD Provinsi NTB, agar segera mengirim bantuan logistik," kata Bambang.
Sebelumnya, Bima telah diterjang banjir terbesar dalam 10 tahun terakhir pada akhir tahun lalu (21/12/2016). Banjir bandang itu kembali terjadi pada (23/12/2017). Awal tahun ini, yakni pada (2/1/2017) dan (13/1/2017), Bima kembali direndam banjir.
Berdasar data BPBD NTB, banjir bandang pada akhir 2016 lalu memaksa 105.753 warga mengungsi. Sementara banjir pada (2/1/2017) merendam tiga desa di dua kecamatan, yakni Kecamatan Wawo dan Kecamatan Sape. Adapun banjir pada (13/1/2017) terjadi akibat luapan sungai Padolo menggenangi empat kelurahan di Kota Bima dengan ketinggian air mencapai 50 centimeter.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom