Menuju konten utama

Rangkuman IPA: Bagian Bunga dan Fungsinya dalam Penyerbukan

Rangkuman IPA Biologi: bagian bunga dan fungsinya dalam penyerbukan.

Rangkuman IPA: Bagian Bunga dan Fungsinya dalam Penyerbukan
Ilustrasi Bunga Lavender. foto/istockphoto

tirto.id - Bunga adalah organ reproduksi pada tumbuhan dan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama, yaitu batang dan daun. Kedua organ utama tersebut, bentuknya telah disesuaikan dengan fungsinya.

Sebagaimana dilansir lamanBKPSDM Pringsewukab, secara etimologi kata "bunga" berasal dari bahasa Latin, yaitu flos dan termasuk ke dalam divisi Magnoliophyta atau Angiosperme, “tanaman dengan biji tertutup”.

Bagian dasar dan tangkai bunga merupakan modifikasi dari batang, sementara kelopak dan mahkota bunga

merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah.

Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sementara sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.

Bagi manusia, bunga berfungsi sebagai bahan pangan, bahan baku obat-obatan, bahan baku kosmetik, penghias, penyegar kota, dan sebagai bahan upacara adat.

Tidak hanya bagi manusia, bunga juga bermanfaat untuk regenerasi, karena bunga berperan sebagai alat pembiakan generatif. Saat bunga tumbuh menjadi buah yang berbiji, maka biji tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman baru.

Fungsi Bunga

Secara biologis, bunga berperan sebagai organ seksual dari penyatuan sel kuman pria (mikropori) dan sel kuman betina (macrosporci) untuk menghasilkan biji.

Oleh karena itu, bunga dianalogikan dengan genitalia pada hewan, pertama kali ditemukan di Eropa pada abad ke-17. Sementara pada bunga yang berwarna-warni, hewan bertindak sebagai penyerbuk dari Locktieren.

Berikut bagian-bagian bunga dan fungsinya, seperti yang dikutip dari Modul Progam Keahlian Ganda.

a. Kelopak (calyx)

Kelopak bunga adalah bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun dan merupakan rangkaian daun bunga yang pertama pada kuncup. Kelopak bunga letaknya ada di bagian paling luar bunga.

Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga dan bagian-bagian bunga dari gangguan luar sebelum bunga mekar.

b. Mahkota bunga atau tajuk (corolla)

Mahkota atau tajuk adalah rangkaian daun bunga kedua setelah kelopak. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga.

Mahkota ini berfungsi untuk melindungi benang sari dan putik dari gangguan luar selama bunga tersebut belum

mekar. Mahkota biasanya berwarna indah, cerah, dan menarik sehingga dapat menarik perhatian berbagai serangga penyerbuk dan agen penyerbukan yang lainnya.

c. Benang sari (stamen)

Benang sari atau stamen merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga. Benang sari terdiri dari dua bagian, yaitu tangkai sari (filamen) dan kepala sari (anther).

Tangkai sari adalah bagian dari benang sari yang pada umumnya berbentuk silinder dan cukup panjang. Sementara kepala sari adalah bagian dari benang sari dan terletak pada ujung tangkai sari.

Ujung tangkal sari merupakan tempat berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan). Di dalam kepala sari terdapat ruang sari dan di dalamnya akan terbentuk serbuk sari (pollen).

d. Putik (pistillum)

Putik atau pistilum adalah alat reproduksi betina pada bunga dan terdiri dari tiga bagian penting. Pertama, kepala putik (stigma) yang memiliki permukaan lengket dan berfungsi sebagai tempat menempelnya serbuk sari, tangkai putik (stylus), dan bakal buah (ovarium).

Kepala putik terletak di ujung tangkai putik. Kepala putik yang telah masak akan mengeluarkan lendir yang mengandung gula, protein, dan zat organik.

Kedua, tangkai putik yang adalah bagian dari putik berbentuk tabung panjang. Tangkai putik merupakan tiang penghubung antara kepala putik dan bakal buah.

Sementara bakal buah adalah bagian terpenting dari putik yang terletak di bagian paling bawah persis di atas dasar bunga. Di dalam bakal buah terdapat bakal biji, bila bunga telah mengalami persarian dan pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Kemudian, bakal biji akan tumbuh menjadi biji.

Infografik SC Bagian dan Fungsi Bunga

Infografik SC Bagian & Fungsi Bunga. tirto.id/Sabit

Penyerbukan pada Bunga

Penyerbukan adalah peristiwa alami jatuhnya serbuk sari, lalu menempel pada kepala putik, sehingga terjadi proses pembuahan sempurna pada bunga. Sementara, penyerbukan adalah bagian penting dalam keberhasilan dari proses reproduksi buah dan biji.

Penyerbukan yang berhasil akan diikuti segera dengan tumbuhnya bulu serbuk. Kemudian, bulu serbuk akan memasuki saluran putik menuju bakal biji. Lalu, pada bakal biji terjadi peristiwa penting berikutnya, yaitu

proses pembuahan.

Penyerbukan tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:

a. Penyerbukan berdasarkan perantaranya

1) Penyerbukan oleh angin (anemogami)

Bunga yang diserbukkan oleh angin mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

  • bunga tidak berwarna dan tidak mempunyai kelenjar madu;
  • serbuk sari jumlahnya banyak, kering, memiliki berat yang ringan sehingga mudah diterbangkan angin dan
  • mudah rontok;
  • kepala sari besar dan tangkai sari panjang serta bergoyang kalau ditiup angin;
  • putiknya terentang keluar, panjang, dan berbulu.
2) Penyerbukan oleh hewan (zoidiogami)

Hewan yang berperan sebagai perantara penyerbukan adalah serangga (enthomophily), seperti kupu-kupu, lebah, lebah madu, lalat buah, kumbang, tawon, dan semut; burung (zoophily) seperti burung cucak rawa, burung kutilang, burung pipit dan burung pengisap madu; serta siput/keong.

Ciri-ciri bunga yang diserbukkan oleh hewan, yaitu:

  • berwarna-warni sebagai daya tarik;
  • berbau harum, dan mempunyai kelenjar madu;
  • Serbuk sarinya berlendir, sehingga dapat melekat di tubuh hewan;
  • putik tersembunyi dan berlendir.
Proses terjadinya penyerbukan pada bunga oleh serangga, yaitu:

    • serangga singgah dan hinggap di bagian-bagian bunga yang tujuannya untuk menghisap sari madu, tanpa sengaja kakinya menginjak serbuk sari yang menyebabkan ratusan serbuk sari melekat pada kakinya;
    • ketika serangga berpindah pada bagian kepala putik untuk menghisap sari madu yang lain, maka serbuk sari yang tadi melekat pada kakinya akan berjatuhan dan menempel pada kepala putik dalam jumlah yang cukup banyak.
3) Penyerbukan oleh air (hidrogami)

Penyerbukan ini terjadi pada tumbuhan yang bunganya terendam air, contohnya tumbuhan hydrilla.

4) Penyerbukan oleh manusia (antropogami)

Penyerbukan dapat dilakukan dengan pertolongan manusia, seperti pada tanaman vanili. Bunga vanili berkelamin tunggal sehingga ada bunga jantan dan ada bunga betina.

Proses terjadinya, bunga jantan yang penuh serbuk sari dipetik, kemudian di tempelkan pada bunga betina

yang sudah masak.

b. Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari

Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari dibedakan menjadi 4 (empat) macam penyerbukan, yaitu:

1) Penyerbukan sendiri (autogami)

Penyerbukan sendiri adalah menempelnya serbuk sari dari suatu bunga pada kepala putik bunga itu sendiri. Penyerbukan sendiri, tidak menghasilkan keturunan yang bervariasi dan biasanya terjadi ketika bunga belum mekar.

2) Penyerbukan tetangga (geitonogami)

Penyerbukan tetangga adalah menempelnya serbuk sari dari suatu bunga pada kepala putik bunga lain yang masih berada pada satu tanaman.

3) Penyerbukan silang (alogami)

Penyerbukan silang adalah menempelnya serbuk sari dari suatu bunga pada kepala putik lainnya yang sejenis. Penyerbukan silang sering disebut persilangan.

Persilangan dapat menimbulkan variasi keturunan karena terjadi perpaduan sifat dari dua tumbuhan induknya, seperti persilangan antara bunga merah dengan bunga putih dapat menghasilkan bunga merah, merah muda, dan putih.

4) Penyerbukan bastar

Penyerbukan bastar dapat terjadi apabila serbuk sari bunga jatuh ke putik bunga tumbuhan lain yang berbeda varietasnya.

Tujuan penyerbukan bastar adalah menggabungkan sifat yang dikehendaki dari dua jenis tumbuhan dalam satu tumbuhan yang baru.

Baca juga artikel terkait BUNGA atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dipna Videlia Putsanra