tirto.id - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud yang tengah berkunjung ke Indonesia juga tertarik dengan wisata halal di Sumatera Barat.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief Yahya bahwa Arab Saudi tertarik dengan pariwisata di Sumatera Barat sebagai destinasi wisata di Indonesia.
Ia mengatakan telah menerima instruksi dari Wakil Presiden agar membuat proposal untuk Sumatera Barat. “Karena memang mereka (Arab Saudi) sangat tertarik masuk pada sektor pariwisata di daerah itu," katanya, seperti diberitakan Antara.
Menurutnya Sumatera Barat memiliki destinasi unggulan yaitu Kawasan Mandeh yang disebut juga Raja Ampatnya Sumatera.
Sejak Provinsi Sumatera Barat ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata halal di Indonesia pada tahun 2016 telah banyak pihak yang tertarik dan meliriknya.
Predikat wisata halal itu diperoleh Sumatera Barat setelah berhasil memenangi "Kompetisi Pariwisata Halal Nasional" (KPHN) dilaksanakan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Dalam kompetisi itu, Sumatera Barat memenangkan empat kategori yakni destinasi wisata halal terbaik, kuliner halal terbaik, biro perjalanan wisata halal terbaik, dan restoran halal terbaik.
Sejumlah destinasi di Sumatera Barat pun ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata halal yakni Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Kembar, Ngarai Sianok, Goa Jepang, Pulau Cubadak di Kawasan Mandeh, Lembah Anai, Istano Pagaruyuang, dan Kepulauan Mentawai.
Sumatera Barat pun dipilih mewakili Indonesia dalam ajang World Halal Tourism Award tahun itu di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Sumbar Jadi Tujuan Wisata Halal Nomor Satu Dunia
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief Yahya berharap dengan prestasi Sumatera Barat itu akan memicu industri pariwisata halal di Indonesia makin tumbuh dan negeri ini bisa menjadi daerah tujuan wisata halal nomor satu di dunia pada 2019.
Bagi Sumatera Barat sendiri, pemerintah kabupaten dan kota di daerahnya sepakat mendukung wisata halal yang ditetapkan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat berkunjung ke Sumbar beberapa waktu lalu.
Ketua Komisi II Bidang Ekonomi DPRD Sumatera Barat, Yuliarman mengatakan pihaknya mendorong pemerintah provinsi itu memanfaatkan ketertarikan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud pada sektor wisata halal di Kawasan Mandeh, Pesisir Selatan untuk berinvestasi.
"Pemerintah provinsi agar lebih aktif berkomunikasi dengan Kementerian Pariwisata agar hal itu dapat terwujud," ujarnya.
Menurut dia peluang untuk dapat investasi bidang pengembangan pariwisata itu cukup besar, karena Sumatera Barat memiliki alam yang indah ditambah dengan budaya yang beragam dan unik.
Ia menyebutkan hal tersebut juga didukung oleh prestasi Sumatera Barat yang memperoleh penghargaan kategori destinasi wisata halal terbaik tingkat dunia dan juga memenangkan kategori wisata kuliner terbaik tingkat dunia.
"Kedua prestasi ini makin menguatkan Sumatera Barat sebagai kawasan yang dibanjiri wisatawan, terutama wisatawan dari negara muslim seperti Malaysia, Timur Tengah dan Arab Saudi sendiri," tambahnya.
Untuk kawasan Mandeh, katanya bisa dijadikan target kerja sama lintas negara itu karena destinasi yang bagus.
Sehubungan dengan itu, ia menyatakan akan mendorong agar pemerintah provinsi aktif melobi Kementerian Pariwisata agar Sumatera Barat bisa mendapatkan investasi itu.
"Kesempatan ini harus diambil dan dimanfaatkan oleh Sumbar," ujarnya.
Selain itu, terkait pengembangan pariwisata di kawasan Mandeh, ia juga meminta masyarakat sekitar destinasi disiapkan sebaik mungkin karena kemajuan pariwisata juga bergantung pada keterbukaan masyarakat setempat.
Ia mengatakan masyarakat yang ingin aktif menggiatkan wisata bisa diberi pelatihan, penguasaan bahasa asing, hingga memberikan ilmu mengenai tata cara jadi pendamping wisatawan.
Sedangkan menurut Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian, wacana investasi Raja Arab Saudi di Kabupaten Pesisir Selatan murni inisiatif pihak swasta, tanpa melibatkan pemerintah provinsi setempat.
"Kami dapat informasi ada beberapa pengusaha Sumatera Barat yang bertemu dengan utusan Raja Salman. Namun kami tidak tahu siapa dan apa yang dibahas karena tidak dilibatkan," katanya.
Pemprov Sumbar Bentuk Tim Perumus Wisata Halal
Sebelumnya pihak Pemerintah Provinsi Sumbar pun melalui Dinas Pariwisata juga telah membentuk tim perumus wisata halal untuk mendefinisikan konsep tersebut dengan mempertimbangkan kondisi daerah agar bisa diimplementasikan.
"Kita ancang-ancang siapa yang masuk dalam tim ini. Yang jelas terdiri dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), akademisi, dan Dinas Kesehatan Sumbar," kata Oni.
Ia menjelaskan hasil rumusan itu nanti bisa saja akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) sebagai payung hukum pengembangan wisata halal di Sumbar.
Oni menilai hal itu penting untuk dilakukan agar masyarakat tidak ragu dengan konsep wisata halal yang diterapkan.
"Gambarannya wisata halal itu berkaitan dengan infrastruktur pendukung seperti hotel dan restoran bersertifikasi halal, penyajian makanan yang sehat dan akomodasi yang bersih. Nanti akan dirumuskan oleh tim," lanjut Oni.
Ia mengemukakan penghargaan World Halal Tourism Awards yang diterima Sumbar pada 2016 merupakan tantangan yang harus dihadapi.
"Ini menjadi fokus kita ke depan," katanya.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan untuk menunjang wisata halal juga perlu peran serta swasta seperti biro perjalanan serta organisasi pariwisata dan pendidikan.
"Tamatan sekolah yang berkaitan dengan pariwisata harus memiliki pemahaman yang baik tentang pariwisata halal sekaligus mendukung konsep itu," katanya.
Ia juga meminta pemandu wisata untuk meningkatkan sumber daya manusia terutama penguasaan bahasa untuk bisa memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan yang datang.
Sebelumnya Sumbar mendapatkan dua penghargaan World Halal Tourism Awards masing-masing World's Best Halal Destination, World's Best Halal Culinary.
Penghargaan itu menjadi dorongan bagi Sumbar untuk mengembangkan konsep wisata halal tersebut.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri